Widuri

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Eliya
(Kontributor CemerlangMedia.Com)

CemerlangMedia.Com — Matahari pagi bersinar hangat. Dua wanita bertetangga, Siti dan Atus, tampak sibuk menjalani aktivitas masing-masing. Siti menyapu halaman rumahnya, sedangkan Atus menjemur baju yang baru selesai dicuci. Rumah mereka yang berdekatan dan tidak dibatasi tembok memudahkan mereka saling menyapa.

“Dik Siti, sudah tahu kabar terbaru?”
Siti menghentikan menyapu, lalu menggeleng.

“Tentang Dinah, janda dua anak yang beberapa waktu lalu mencoba bvnvh diri itu. Gara-gara dia, desa kita masuk berita.”

“Desa kita viral dong, Yu,” Siti menyahuti semringah.
Tanpa diminta, Atus masuk ke dalam rumah. Beberapa saat ia keluar lagi sambil membawa benda pipih di tangannya. Ia mencari link berita lokal. Setelah itu menunjukkannya kepada Siti.

“Jadi Dinah bunuh diri karena terlilit utang bank harian?” simpul Siti setelah membaca berita dari ponsel Atus.
“Memang berat, apalagi kalau ada beberapa ‘bank’. Aku dulu pernah mengalami, tetapi berhenti. Setelah aku mendengarkan penjelasan di pengajian bahwa pinjaman ini ada riba. Hukumnya haram dan dosanya berat. Dosa riba yang paling ringan seperti berzina dengan ibunya. Dan kalau sudah tahu riba haram, tetapi tidak berhenti, sama dengan mengajak perang Allah dan Rasul-Nya,” lanjut Siti bergidik ngeri.

“Wah…pinter, Dik Siti…. Dah kayak Bu Nyai, lo.” Atus tersenyum.

“Ikut ngaji, Yu. Alhamdulillahnya, Yu Dinah masih tertolong, ada kesempatan bertobat dan memperbaiki diri.”
“Makanya, kita ini beruntung masih ada suami. Ada beban berat dibagi berdua. Meski suami kita bukan konglomerat.” Seloroh Atus disusul tawa mereka berdua.

“Iya, Yu, banyak bersyukur pada suami agar kita bisa masuk surga. Penghuni neraka itu kebanyakan wanita karena tidak bersyukur pada suaminya.”

Atus tampak merenung. Ia ingat dirinya masih kurang berbakti kepada suaminya, masih sering judes.

“Yu, kabar terbarunya apa?” tanya Siti mengagetkan Atus.
“Eh…anu…Dinah dilamar Kang Sur, si duda juragan sayur itu.”
Alhamdulillah, Yu Dinah dan anak-anaknya ada yang ngurus,” Siti menimpali penuh rasa syukur.

Tiba-tiba Atus dengan suara cemprengnya menyanyikan penggalan sebuah lagu.
“Dengan mengusap titik airmata. Engkau bisikkan deritamu. Tersentuh hati dalam keharuan. Setelah tahu apa yang terjadi. Sekian lamanya engkau hidup seorang diri. Kuingin membalut luka hatimu. Widuri, elok bagai rembulan, oh sayang.”

“Halah… Yu, Widurinya sudah gak sedih, ada Kang Sur!” Kata Siti tertawa sambil kembali melanjutkan menyapu halamannya.

Atus pun ikut tertawa dan melanjutkan menjemur baju sambil bersenandung menyelesaikan lagunya. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

One thought on “Widuri

  • Afiyah Rasyad
    0
    0

    Masyaallah, berasa jadi tetangga Atus.

    Kirain mau cerita perempuan yang bersuami banyak.

    Masyaallah keren
    Barokallahu fiik

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *