79 Tahun Merdeka, kok Hidup Makin Susah Saja?

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Safana Erin F
(Siswi Kelas XII Ma’had Al-Ukhuwah Semarang)

CemerlangMedia.Com — Peringatan Hari Kemerdekaan Nasional sudah menjadi rutinitas yang sering kita lakukan pada 17 Agustus setiap tahunnya. Seperti biasa, rutinitas ini diisi dengan acara formalitas tanpa ruh, ditambah pidato basa-basi tentang kemerdekaan.

Kalau dihitung-hitung, mulai dari diakuinya Indonesia sebagai negara merdeka (17-8-1945) hingga saat ini, berarti sudah 79 tahun berlalu. Pertanyaan getirnya, sudahkah kita merdeka?

Dalam Jajahan Imperialis?

Alih-alih merdeka, kehidupan negara dan nasib rakyat makin terpuruk. Secara ekonomi, pemerintah bisa saja mengeklaim angka pertumbuhan ekonomi meninggi, rupiah menguat, ekspor meningkat, pengangguran berkurang, dan berbagai klaim lainnya.

Namun, lihatlah kenyataannya di tengah rakyat. Kemiskinan meningkat, banyak rakyat yang hidup tidak layak, busung lapar terjadi di beberapa tempat, biaya kesehatan makin meningkat hingga tidak terjangkau, banyak rakyat kecil yang harus menahan rasa sakit karena tidak mampu berobat. Pendidikan pun makin mahal sekaligus tidak bermutu dan tidak menjamin seseorang untuk meraih pekerjaan, apalagi gaji yang layak.

Indonesia memang telah merdeka. Namun, penjajahan ternyata tidak berakhir begitu saja. Nafsu para imperialis (AS dan sekutunya) untuk tetap mematenkan dominasi mereka atas dunia Islam, termasuk Indonesia, demi kepentingan ekonomi dan politik mereka tetap bergelora. Neo-imperialisme dilakukan untuk mengontrol politik pemerintahan dan menghisap sumber daya ekonomi negara lain.

Melalui utang dan kebijakan global lembaga-lembaga dunia, seperti IMF, World Bank, dan lain sebagainya dibuat untuk tidak sungguh-sungguh membantu negara berkembang, tetapi hanya sebagai cara untuk memainkan langkah-langkah imperialistik mereka. Wajar apabila kemudian para pejabat itu tidak bekerja untuk kepentingan rakyat, tetapi untuk ‘tuan-tuan’ mereka. Akhirnya, rakyatlah yang menjadi korban.

Sudah sejak lama negeri ini diatur oleh sistem sekularisme, baik bercorak sosialisme pada masa orde lama ataupun kapitalisme pada masa orde baru hingga sekarang. Dalam sistem sekularisme, Islam sebagaimana agama dalam pengertian Barat hanya ditempatkan dalam urusan individu dengan Tuhan-nya saja.

Akibatnya, bukan kebaikan yang diperoleh oleh rakyat Indonesia yang mayoritas muslim, melainkan problem berkepanjangan yang datang secara terus-menerus. Lihatlah, Indonesia amat kaya dan sudah 79 tahun merdeka, tetapi sekarang ada ratusan juta rakyat menganggur, jutaan anak putus sekolah, jutaan warga mengalami malnutrisi.

Hidup makin tak mudah dijalani, bahkan untuk sekadar mendapatkan sesuap nasi. Luar biasa! Padahal negeri ini penghasil minyak, migas, emas, batu bara, sawit, padi, jagung, dan masih banyak lagi kekayaan negeri, tetapi untuk sekadar mendapatkan sembako saja, rakyatnya harus mengantre berjam-jam, bahkan terkadang sampai bermalam.

Bagi mereka yang lemah iman, kesulitan yang dialami itu dengan mudah mendorongnya untuk melakukan tindakan kejahatan. Berbagai bentuk kriminalitas, mulai dari pencopetan, perampokan, pembunuhan, dan tindak asusila dengan dalih kebutuhan ekonomi makin meningkat dengan sangat tajam. Wajar apabila orang bertanya, sudah 79 tahun merdeka, kok hidup makin susah aja?

Indonesia masih saja nyaman dipeluk bangsa imperialis. Sebenarnya, apa sih, yang membuat kita gagal merdeka? Dari masa Soekarno, Soeharto, B.J Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, Joko Widodo, bahkan sekarang kita sudah otw (on the way) ganti presiden, tetapi masih saja melarat. Di mana sih, letak salahnya?

Kita gagal merdeka karena kita keliru merumuskan ideologi. Dahulu pada masa Soekarno, negeri ini banyak dipengaruhi sosialisme. Dari masa Soeharto, SBY, dan terus berlanjut hingga sekarang, dalam pengaruh kapitalisme. Kedua-duanya terbukti gagal, buktinya adalah apa yang kita alami sekarang.

Sementara ideologi adalah dasar yang akan menentukan pemikiran dan aturan yang akan lahir darinya. Bagaimana corak politik, sosial, ekonomi, dan pendidikan sebuah negara ditentukan oleh ideologinya, bukan pada ekonomi atau pendidikan karena ekonomi dan pendidikan merupakan peranakan dari ideologi, bukanlah sebuah dasar.

Kembali kepada Ideologi Islam

Oleh karenanya, sangatlah fatal dampak yang kita rasakan sekarang dikarenakan kesalahan dalam memilih ideologi. Pun akan sangat rugi jika kita kembali kepada sistem sosialisme yang telah gagal ataupun mempertahankan kapitalisme yang justru menjadi induk dari berbagai permasalahan di negeri tercinta ini.

Keduanya gagal karena bertentangan dengan fitrah manusia dan alam semesta. Walhasil, pilihan kita hanyalah satu, yaitu ideologi Islam. Inilah ideologi yang sesuai dengan akal sehat dan fitrah manusia. Ideologi ini bersumber dari Allah Swt., yaitu Sang Pencipta.

Marilah kita tinggalkan ideologi yang hanya mencetak kemerdekaan fana menuju ideologi yang melahirkan kemerdekaan hakiki, yaitu merdeka (bebas) dari penghambaan kepada sesama menuju penghambaan kepada Allah Yang Maha Esa sehingga terwujud keadilan bagi seluruh umat manusia. Ideologi Islamlah yang akan membawa kemerdekaan dan kebangkitan, bukan hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia, masihkah kita menolaknya? [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *