Al-Quds Dikooptasi, Kewajiban Umat Islam Berjuang Membersamai

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Penulis: Nur Rahmawati, S.H.
Chief Editor CemerlangMedia.Com

Tidak boleh ada kata menyerah, tidak boleh ada kompromi dengan musuh yang terus menumpahkan darah kaum muslim. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk kembali mengukuhkan tekad, memperkuat barisan, dan bersiap untuk menghadapi perjuangan besar. Untuk itu, penegakan kembali Khil4f4h Islamiah harus menjadi agenda utama umat Islam.

CemerlangMedia.Com — Ramadan seharusnya menjadi momen kebahagiaan bagi umat Islam, sebagaimana pada masa Rasulullah saw.. Namun, bagi kaum muslim di Palestina, kebahagiaan itu terus dirampas oleh entitas Zi*nis yang menjajah tanah mereka. Setiap tahun, pembatasan makin ketat dan Ramadan tahun ini tidak berbeda.

Tentara Zi*nis kembali menerapkan aturan yang membatasi jumlah jemaah muslim di kompleks Masjid Al-Aqsa dengan alasan keamanan, padahal yang terjadi justru sebaliknya. Umat Islam terus mengalami kekerasan, intimidasi, dan pembatasan dalam menjalankan ibadah di salah satu tempat suci mereka (Sindonews.com, 4-3-2025).

Meski menghadapi represi, warga Palestina tetap menunjukkan keteguhan hati. Mereka tetap berduyun-duyun menuju Masjid Al-Aqsa untuk salat, berbuka puasa, dan melakukan i’tikaf. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Quds masih berada dalam penjajahan.

Keamanan kaum muslim di sana berada di tangan musuh, bukan di tangan umat Islam sendiri. Ini adalah bukti nyata bahwa selama penjajahan masih bercokol, umat Islam di Palestina tidak akan pernah merasakan ketenangan dalam menjalankan ibadah.

Zi*nisme, Penjajahan oleh Barat

Kejahatan Zi*nis terhadap rakyat Palestina bukan sekadar konflik lokal, melainkan proyek kolonial yang didukung penuh oleh Amerika Serikat dan sekutu Baratnya. Selama ini, mereka selalu membela dan melindungi Isra3l dalam berbagai forum internasional. Setiap kebijakan keji yang diambil oleh pemerintah Zi*nis selalu mendapat dukungan politik, ekonomi, dan militer dari negara-negara Barat. Ini menunjukkan bahwa perjuangan membebaskan Al-Quds tidak bisa hanya mengandalkan diplomasi atau negosiasi yang didikte oleh kekuatan Barat.

Sejarah telah membuktikan bahwa berbagai perjanjian perdamaian, seperti Perjanjian Oslo, Inisiatif Perdamaian Arab, atau solusi dua negara hanyalah ilusi yang dibuat untuk membungkam perlawanan umat Islam. Setiap kali kesepakatan dibuat, Zi*nis justru makin mengukuhkan cengkeramannya di Palestina, membangun lebih banyak permukiman ilegal, dan terus menekan hak-hak rakyat Palestina.

Oleh karena itu, sudah saatnya umat Islam berhenti berharap pada solusi yang ditawarkan oleh Barat. Solusi diplomasi tidak pernah berhasil mengusir penjajah dari negeri Islam. Bahkan, solusi semacam itu justru makin mengukuhkan penjajahan dengan legitimasi internasional.

Ramadan, Momentum Menguatkan Tekad Perjuangan

Ramadan seharusnya tidak hanya menjadi bulan ibadah secara individu, tetapi juga momen untuk membangun tekad dan semangat perjuangan. Di masa Rasulullah saw., Ramadan adalah bulan kemenangan. Pada bulan inilah terjadi perang Badar, Fathu Makkah, dan berbagai kemenangan lain yang menunjukkan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan kesabaran dalam penderitaan, tetapi juga kewajiban untuk bangkit melawan kezaliman.

Kaum muslim Palestina tidak boleh gentar menghadapi Zi*nis, meski mereka didukung oleh kekuatan dunia. Justru, Ramadan harus menjadi bulan untuk memperkuat azzam dalam perjuangan membebaskan Al-Quds dan seluruh tanah Palestina dari penjajahan. Ini bukan hanya tugas mereka yang tinggal di Palestina, tetapi juga tugas seluruh umat Islam di dunia.

Khil4f4h, Satu-satunya Solusi Hakiki bagi Al-Quds

Jika melihat sejarah, Al-Quds telah beberapa kali jatuh ke tangan penjajah, tetapi selalu berhasil dibebaskan oleh kepemimpinan Islam yang kuat. Pada masa Umar bin Khattab, Al-Quds dibebaskan tanpa pertumpahan darah dan menjadi bagian dari wilayah Islam. Pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi, Al-Quds kembali direbut dari tangan tentara Salib setelah perjuangan yang panjang dan penuh strategi.

Hari ini, tanpa adanya kepemimpinan Islam yang menyatukan kekuatan umat, Al-Quds terus terjajah. Entitas Zi*nis adalah muhariban fi’lan—musuh yang benar-benar memerangi umat Islam—sehingga tidak cukup hanya dengan kecaman atau sekadar doa. Mereka hanya bisa dilawan dengan kekuatan militer yang dipimpin oleh seorang khalifah yang akan mengerahkan pasukan untuk membebaskan tanah kaum muslim.

Oleh karena itu, solusi Islam dalam bentuk penegakan kembali Khil4f4h Islamiah harus menjadi agenda utama umat Islam. Ini bukan sekadar pilihan, tetapi sebuah qadliyah mashiriyah—perkara eksistensial yang menentukan masa depan umat. Tanpa Khil4f4h, umat Islam akan terus tercerai-berai, tidak memiliki pemimpin yang melindungi mereka, dan tidak mampu menghadapi musuh yang bersatu dalam kekuatan mereka.

Dakwah dan Jihad Kunci Membebaskan Al-Quds

Untuk mewujudkan Khil4f4h, dibutuhkan dakwah yang dipimpin oleh jemaah dakwah ideologis yang konsisten dalam membangun kesadaran umat. Umat Islam harus memahami bahwa perjuangan membebaskan Al-Quds bukan sekadar isu kemanusiaan, tetapi bagian dari kewajiban agama. Tidak cukup hanya dengan demonstrasi, kecaman, atau bantuan kemanusiaan, yang dibutuhkan adalah perjuangan nyata untuk menegakkan sistem Islam yang mampu menggerakkan jihad fi sabilillah.

Umat Islam harus menyerukan jihad sebagai jalan satu-satunya yang akan mengakhiri penjajahan Zi*nis. Jihad bukan sekadar pertahanan diri, tetapi juga kewajiban untuk membebaskan wilayah Islam yang terjajah. Inilah yang seharusnya menjadi agenda utama, bukan sekadar menunggu belas kasihan dunia internasional yang tidak akan pernah berpihak kepada umat Islam.

Khatimah

Selama Al-Quds masih berada di bawah penjajahan, selama itu pula umat Islam memiliki kewajiban untuk membebaskannya. Tidak boleh ada kata menyerah, tidak boleh ada kompromi dengan musuh yang terus menumpahkan darah kaum muslim. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk kembali mengukuhkan tekad, memperkuat barisan, dan bersiap untuk menghadapi perjuangan besar.

Hanya dengan Khil4f4h dan jihad, Al-Quds bisa kembali ke pangkuan umat Islam. Inilah saatnya umat Islam bersatu, membangun kesadaran kolektif, dan berjuang bersama untuk mengembalikan kejayaan Islam. Semoga Allah segera memberikan kemenangan bagi kaum muslim dan mengembalikan Al-Quds ke dalam perlindungan Islam. Aamiin. [CM/Na]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *