Ancaman Kekeringan, Siapkah Indonesia Menghadapinya?

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Santi Zainuddin (Pegiat Literasi)

CemerlangMedia.Com — Menurut prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kekeringan panjang akan melanda Indonesia pada Juli-akhir 2023. Kekeringan panjang ini diakibatkan fenomena El Nino.

Akibat El Nino tersebut, pada sebagian wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan dengan kategori di bawah normal, atau lebih kering dari kondisi normalnya. Tentunya hal ini akan menimbulkan kekeringan pada lahan pertanian dan kelangkaan air bersih masyarakat.

Prakirawan BBMKG Wilayah I Medan, Aryo Prasetyo mengimbau masyarakat untuk mulai menghemat penggunaan air dan memaksimalkan cadangan air. Misalnya masyarakat pada wilayah Sumatera Utara bagian Selatan dan Timur.

Senada itu, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas mengungkapkan Sembilan wilayah di DIY bersatus waspada kekeringan meteorologis. Peluang kekeringan di sembilan wilayah itu mencapai 70 persen. Menurutnya sembilan kecamatan dengan status waspada tersebut telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 21 hari (katadata.co.id, 11-6-2023).

Islam Memandang

Masalah kekeringan panjang akibat fenomena El Nino adalah satu keniscayaan di tengah adanya perubahan iklim dan menjadi siklus tahunan di negeri ini. Namun, bila dicermati, kekeringan melanda bukan sekadar fenomena alam, ada juga yang terjadi karena perilaku buruk manusia ataupun kebijakan yang tidak berpihak pada kelestarian alam.

Yang perlu dicermati adalah bagaimana meminimalkan kerusakan alam dan bagaimana penanganan dampak akibat kejadian alami dan buatan tersebut?

Kekeringan adalah persoalan sistemik. Penguasa yang bertanggung jawab mengurus umat berperan besar mengatasi persoalan sistem. Sistem yang ada sekarang (kapitalisme-sekuler) terbukti merusak dan menimbulkan banyak permasalahan, maka solusi hakiki adalah dengan mengganti sistem.

Pada sistem kapitalis saat ini, materi menjadi hal yang utama, yang mana pemerintah memberikan akses pengeloalan sumber daya alam yang besar kepada swasta (pemilik modal). Tidak heran, terdapat 23 persen lahan yang tidak lagi produktif dan 75 persen hutan telah beralih fungsi menjadi pertanian. Pemerintah hanya menjadi regulator dan fasilitator bagi swasta.

Olek karena dikelola swasta, maka manfaatnya pun hanya dirasakan segelintir pihak. Bandingkan jika diterapkan sistem Islam, maka pemerintah sepenuhnya akan mengelola sumber daya alam, karena sumber daya alam misalnya hutan termasuk dalam kepemilikan umum sehingga haram untuk dikelola oleh swasta asing/aseng.

Rasulullah saw. bersabda, “Kaum muslim berserikat dalam tiga hal yaitu air, padang gembalaan, dan api.” (HR Abu Dawud)
“…dan harganya adalah haram.” (HR Imam Ibnu Majah)

Oleh karena dikelola oleh negara, maka manfaat sebesar-besar untuk kesejahteraan masyarakat. Selain itu, Islam memiliki solusi tuntas mengatasi kekeringan, baik itu solusi teknis maupun nonteknis. Solusi teknis yaitu mulai dari mengkaji penyebab kekeringan, memetakan wilayah kekeringan, dan dampaknya terhadap kehidupan makhluk, serta melakukan upaya pencegahan, dan rehabilitasi.

Solusi nonteknis adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah swt.. Pemimpin (khalifah) akan mengajak umat meninggalkan segala bentuk kemaksiatan dan bertaubat. Memohon pertolongan kepada Allah Swt. karena khalifah menyadari bahwa kerusakan di muka bumi terjadi akibat tangan-tangan manusia dan tidak diterapkannya hukum Allah Swt..

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar.” (QS Ar-Rum[30]: 41)

Sungguh umat rindu sekali agar sistem Islam kembali tegak dan mereka dapat menikmati kehidupan yang damai dan sejahtera. Semoga saja sistem Islam kembali tegak. Wallahu a’lam bishawwab. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *