Bukan Sport Tourism, tetapi Ini Penyangga Ekonomi Sejati

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Anita Ummu Taqillah
(Pegiat Literasi Islam)

CemerlangMedia.Com — Sport tourism kini menjadi tren di kalangan pecinta olahraga. Sebab, selain berolahraga mereka juga sekaligus berwisata. Beberapa sport tourism yang terkenal di Indonesia yaitu Tour de Singkarak, Tour de Ijen, Jogja Marathon, Bintan Triathon dan banyak yang lainnya.

Sport tourism ini pun digadang-gadang akan tumbuh pesat karena memiliki pasar yang cukup besar, yaitu hadirnya banyak wisatawan mancanegara. Dengan demikian, diharapkan sport tourism akan mampu menyangga perekonomian berkelanjutan di negeri ini.

Bahkan, sebagaimana dilansir tirto.id (11-8-2023), Plt VP Corsec Jakpro Melisa Sjach menyatakan bahwa popularitas sport tourism menjadi angin segar untuk membangkitkan pariwisata dan ekonomi di Indonesia, sekaligus membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Sebab nilai sport tourism diperkirakan bisa mencapai Rp18,790 triliun pada 2024 mendatang.

Beberapa waktu lalu, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) mengadakan Velo Sport Day perdana pada Minggu (18-6-2023) di Jakarta International Velodrome (JIV). Kemudian kembali diadakan pada Minggu (13-8-2023). Velo Sport Day tersebut menghadirkan berbagai aktivitas olahraga dalam satu tempat, mulai dari Fun Walk bersama Menteri Pawiwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Poundfit Class, Cardio Dance, Tiktop Dance, Aerobic serta diramaikan juga dengan adanya Music Performance.

Angan Semu Penyangga Ekonomi dalam Kapitalisme

Jika kita menelisik lebih dalam terkait digencarkannya sport tourism di negeri ini, yang ditujukan untuk mendongkrak dan menyangga perekonomian, maka akan kita dapati bahwa sejatinya ini hanya angan semu semata. Bagaimana tidak, negeri Indonesia tercinta ini sejatinya memiliki kekayaan strategis yaitu sumber daya alam (SDA) yang berlimpah. Mulai dari emas, minyak, batubara, hasil laut, perkebunan, hutan serta yang lainnya, seharusnya bisa menjadi sumber kas negara yang akan bisa digunakan untuk menyangga perekonomian. Bahkan pasti pula akan mampu untuk menyejahterakan seluruh masyarakat.

Salah satu contoh dari emas di Papua saja, bisa kita lihat betapa negeri ini hanya bisa menguasai 51% saja. Sedangkan sisanya sekitar 49% dikuasai oleh PT. Freeport yang telah menduduki Papua selama 30 tahun lebih lamanya. Perlu diketahui bahwa pemegang 48,77% saham PT Freeport Indonesia, Freeport-McMoran Inc., yang mencatatkan pendapatannya US$22,78 miliar atau setara Rp341,70 triliun (asumsi kurs Rp15.000 per US$) pada 2022 (the finance, 19-6-2023).

Andai saja dari satu hasil tambang emas bisa dikuasai penuh oleh negeri ini dan pihak luar hanya sebagai pekerja saja misalnya, maka dapat dipastikan jika pendapatan dari emas bisa mencapai 100%. Belum lagi dari tambang lainnya, hutan dan perkebunanya, serta lautnya. Sungguh julukan negeri gemah ripah loh jinawi tidak akan tergadaikan seperti saat ini.

Namun, dalam cengkeraman sistem kapitalisme ini, menjadikan pemangku kekuasaan pun tidak bisa bergerak bebas dan terjerat aturan kapitalisme. Seluruh SDA seolah dibiarkan dicaplok para investor asing, aseng, maupun individu kapitalis yang bermodal besar sehingga hasilnya tidak seluruhnya bisa dikuasai negeri ini. Bahkan mereka mengalihkan perhatian agar pemangku kebijakan mencari sumber pendapatan dari yang lain, seperti contohnya pajak, dan sport tourism ini. Dengan demikian, mereka bebas menguasai kekayaan negeri ini tanpa hambatan.

Hal ini juga membuktikan bahwa penguasa terkesan mengabaikan sumber pendapatan dari sektor strategis yang lebih menjanjikan dan berkelanjutan. Padahal jika dicermati sport tourism juga berpotensi memunculkan permasalahan baru karena juga berkaitan dengan sosial dan budaya. Pengunjung mancanegara akan membawa budaya mereka yang sedikit banyak pasti akan memengaruhi masyarakat kita.

Sistem Ekonomi Islam, Penyangga Ekonomi Sejati

Sejatinya olahraga merupakan hal yang diperbolehkan dalam Islam. Bahkan akan sangat didukung agar masyarakatnya hidup sehat. Lebih dari itu, ada beberapa olahraga yang disunahkan, seperti berenang, berkuda dan memanah. Termasuk berwisata mentadaburi ciptaan Allah Swt. Sang Pencipta juga merupakan aktivitas yang diperbolehkan.

Namun, perlu digarisbawahi bahwa olahraga dan pariwisata dalam Islam harus tetap tunduk pada syariat, misalnya tidak boleh campur baur antara laki-laki dan perempuan dan menutup aurat sesuai batas yang ditentukan syariat. Tempat-tempat wisata yang dikunjungi juga bukan tempat yang mengandung kesyirikan dan berbau kemaksiatan.

Akan tetapi, jika olahraga dan pariwisata lebih difokuskan sebagaimana sport tourism, maka hal itu tidak akan terjadi dalam Islam. Sebab harta dalam Islam dibagi menjadi 3, yaitu harta milik negara, milik umum, dan milik individu. Maka sumber pendapatan strategis dari harta milik umum akan dimaksimalkan. Apalagi telah jelas bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api.” (HR Abu Dawud dan Ahmad)

Dengan demikian, negara yang menganut sistem Islam akan mengatur sedemikian rupa padang rumput (hutan, kebun, dll), air dan api (aneka tambang) sesuai dengan syariat. Yaitu dengan mengelola total sepenuhnya dan mengembalikan hasilnya untuk kebutuhan pokok dan kesejahteraan masyarakat. Baik sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, serta keamanan, akan dijamin seluruh masyarakat mendapatkan secara layak dan adil. Tidak peduli kaya, miskis, muslim, maupun nonmuslim, semua mendapatkan hak yang sama dalam kebutuhan pokoknya.

Selain itu juga akan memberi pemahaman dan mengatur zakat mal atas seluruh masyarakat yang hartanya telah mencapai nisab. Yang mana hasilnya akan fokus untuk disalurkan kepada delapan asnaf yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, gharim, riqab, fisabilillah, dan ibnu sabil (QS At Taubah: 60).

Dengan demikian, maka perekonomian akan tersangga dengan kuat dan tidak mudah goyah. Itulah ekonomi Islam, penyangga ekonomi sejati. Wallahu a’lam bisshawwab. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *