Dianggap Lucu, Padahal Propaganda Isu

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Wahyu Susilo Wati, S.Pd.
(Aktivis Muslimah Pemerhati Generasi, DIY)

CemerlangMedia.Com — Beberapa kondisi miris akan makin sering kita jumpai ke depannya. Apalagi kita sudah mendapat informasi dari Rasul kita tercinta. Jika hari ini kita hidup di akhir zaman, yakni semua kejahatan di dunia ter-zip menjadi satu. Salah satu bentuknya adalah tentang hubungan manusia dengan dirinya sendiri (dalam hal berpakaian).

Pernah mendengar ungkapan, bukan salah kita berpakaian, tetapi salah kamu yang nggak bisa jaga mata dan nafsu?

Tren ungkapan tersebut sebenarnya sudah booming cukup lama. Sebab hari ini, bukan hanya laki-laki yang makin perlu menundukkan pandangan dan menjaga dirinya, tetapi perempuan juga. Bagaimana tidak? Tren fashion laki-laki hari ini juga makin miris. Celana di atas lutut, baju slim fit, bahkan pakaian laki-laki yang mirip perempuan sudah makin marak di pasaran.

Apa buktinya? Kita bisa menjumpai masifnya konten di media sosial yang menampilkan sosok laki-laki baik anak-anak bahkan dewasa yang mengenakan pakaian perempuan. Mulai dari kerudung, daster, dan lainnya. Saat perayaan 17 Agustus, kita juga bisa melihat di beberapa daerah menyelenggarakan lomba voli atau sepak bola untuk bapak-bapak menggunakan daster. Kondisi yang mungkin bagi sebagian umat Islam adalah hal biasa bahkan lucu, padahal sesungguhnya menyimpang dari agama.

Melansir dari akun instagram shiftmedia.id pada 12 Juli yang lalu, terdapat tayangan “Reaksi Seorang Ayah Melihat Putranya menjadi Transgender”. Video 1:58 detik ini menjelaskan bahwa sang ayah awalnya bercanda dan menganggap lucu ketika anak laki-lakinya menggunakan baju perempuan saat acara halloween. Kejadian itu ternyata berdampak begitu besar bahkan hingga sang anak dewasa.

Di akun lain misalnya (mimin.vertizone), membagikan postingan video yang memperlihatkan penjualan baju anak laki-laki, tetapi desain yang dibuat justru khas untuk anak perempuan. Ada juga postingan yang menginformasikan bahwa kartun L687 sudah tayang di Indonesia, tetapi justru KPI menyebutkan bahwa bukan pihaknya yang memiliki kewenangannya untuk menindak.

Kok bisa? Padahal jika kita mau menganalisis lebih dalam, beberapa kasus tadi alih-alih lucu dan normal, tetapi kita bisa merasakan kentaranya propaganda isu L687. Apalagi UU yang pro terhadap kaum homoseksual ini sudah disahkan di Indonesia (kompas.com, 16-12-2022). Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tidak memberikan ancaman pidana terhadap kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (L687).

Satu hal yang sangat miris dan membuat kita bertanya, apakah sudah sebesar dan semasif ini kampanyenya? Akan tetapi, jika kita mau menelaah lagi fakta-fakta yang ada pada hari ini, maka akan kita dapati kasus demi kasus yang ada seakan makin dimasifkan dan diarahkan menjadi hal yang normal (normalisasi). Padahal di dalam Islam sendiri, hal sesederhana berpenampilan menjadi suatu perkara yang tidak kalah penting untuk diperhatikan dari perkara besar lainnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam QS Al-Ahzab: 59 yang artinya, “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu.” Tentu dalam perintah ini terdapat hikmah luar biasa berupa penjagaan dan bentuk identitas yang Allah berikan kepada manusia agar mudah dikenali, baik dia muslim ataupun muslimah.

Di ayat lain, Allah juga menguatkan bahwa, “Sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS at-Tin: 4). Maka semestinya, takdir apa pun yang telah Allah tetapkan, seharusnya kita terima dengan sebaik-baiknya. Terlahir sebagai laki-laki ataukah perempuan, bagaimana bentuk tubuh kita, hingga warna rambut, dan lain sebagainya adalah sebaik-baik penciptaan.

Apalagi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat para perempuan yang menyerupai laki-laki dan para lelaki yang menyerupai perempuan.” Dalam hadis lain disebutkan bahwa, “Allah melaknat perempuan yang mengenakan pakaian laki-laki dan laki-laki yang mengenakan pakaian perempuan.”

Oleh karenanya, sebagai insan yang mengaku beriman, kita menjalankan apa yang sudah Allah dan Rasul-Nya perintahkan dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Namun, tentunya masalah ini pun tidak cukup diselesaikan oleh individu-individu. Kita membutuhkan institusi negara yang menerapkan peraturan Allah secara menyeluruh di segala aspek. Sebab permasalahan ini bukan hanya satu dua hal, tetapi kompleks dan semua itu hanya akan terselesaikan ketika aturan yang mengatur hubungan setiap anggota masyarakatnya berasal dari Allah Swt., yaitu sistem Islam. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *