Generasi Penerus Peradaban Hanya Ada dalam Sistem Islam

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Penulis: Paramita, A.Md.Kes.
Aktivis Dakwah

Negara akan turun langsung dalam mengontrol situs yang akan ditayangkan. Jika melihat adanya aplikasi yang menjadi peluang masuknya pemikiran yang rusak, maka negara akan bertindak langsung untuk memberhentikan dan menutupnya. Tayangan yang disuguhkan adalah untuk menambah keimanan masyarakat kepada Allah, serta kecintaan terhadap Islam.

CemerlangMedia.Com — Fenomena judi online (judol) makin meresahkan masyarakat. Apalagi sekarang kasusnya telah menyasar di berbagai kalangan, termasuk anak-anak. Negara menyaksikannya dan tidak memberikan pengawasan terhadap peredarannya. Apabila judol dibiarkan terus eksis di tengah masyarakat, maka generasi akan rusak.

Anak-Anak Menjadi Pelaku

Kehidupan generasi muda makin hari makin meresahkan. Kasus yang menimpa generasi, terutama generasi muslim bukan hanya satu masalah saja. Akan tetapi, makin beragam, salah satunya adalah judi online.

Praktik judi online di Indonesia sangat memprihatikan dan tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi sudah menyasar di kalangan anak-anak. Menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) ditemukan transaksi judi online yang dilakukan oleh anak-anak usia 10 tahun.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana memaparkan data yang menunjukkan, jumlah deposit yang dilakukan anak 10—16 tahun, lebih dari 2,2 miliar rupiah. Melihat hal demikian, Ivan menegaskan kepada pemerintah agar melakukan intervensi serius terhadap praktik judi online yang beredar di kalangan masyarakat, terutama anak-anak (Infobanknews.com, 18-05-2025).

Angka dan jumlah anak di atas bukan yang memberikan sumbangsih baik untuk negara, tetapi memperlihatkan bahwa kondisi anak-anak saat ini sedang tidak baik-baik saja. Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah saat ini nyatanya tidak memberikan pengaruh terhadap pola pikir dan sikap anak. Buktinya, kasus ini terus ada di kalangan anak-anak muslim.

Dari kasus ini dapat dinilai bahwa tidak adanya keseriusan pemerintah dalam memberantas judol. Lantas, konsep dan langkah seperti apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah atau negara jika menginginkan judi online dapat diselesaikan?

Wajah Asli Sistem Sekularisme Kapitalisme

Fenomena judol yang menyasar anak-anak bukanlah secara kebetulan, melainkan karena sistem sekuler kapitalisme menjadikan aktivitas ini sebagai ladang bisnis yang dapat meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dari orang yang terjun ke dalam judol. Sistem sekuler tidak lagi memperhatikan dampak di kemudian hari, yakni rusaknya generasi.

Tujuan utama sistem kehidupan kapitalisme sekuler adalah materi. Dalam hal peredaran aplikasi judol, negara tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang membahayakan generasi. Jika dinilai mendapatkan keuntungan, negara akan mengambil, bahkan mempertahankannya. Inilah wajah asli sistem kapitalisme, yakni rakus dan tidak mengenal batas moral. Baik dan buruk bukan lagi standar dalam beramal.

Dunia digital dalam sistem sekularisme tidak dalam pengawasan pemerintah langsung sehingga tayangan yang beredar tidak mendidik atau memberikan edukasi yang baik untuk generasi. Bahkan, tayangan yang beredar, jauh dari nilai-nilai Islam dan norma yang berlaku.

Pendidikan Keluarga Sekuler

Pendidikan agama dalam sistem sekularisme bukan lagi menjadi prioritas dan kewajiban yang melekat pada diri setiap individu muslim. Buktinya, masih banyak generasi muslim yang jauh dari Allah dan tidak lagi mengenal seutuhnya tentang Allah dan Islam. Islam tidak lagi dianggap relevan dengan kehidupan saat ini. Akhirnya, yang penting happy, meskipun perbuatannya melanggar syariat,

Belum lagi pendidikan dari keluarga, juga tidak ada. Dalam sistem sekularisme, orang tua sibuk mencari materi. Seorang ibu yang kewajibannya mendidik anak, harus tergadaikan dengan mencari uang untuk membatu perekonomian keluarga. Ditambah adanya ide feminisme yang digaungkan oleh para ibu. Akhirnya, para ibu keluar rumah dan harus bersaing dengan laki-laki.

Kerusakan generasi, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat jelas menunjukkan kegagalan sistem kapitalisme. Sistem kapitalisme tidak mampu, bahkan tidak bisa memberikan jaminan keamanan pada diri setiap individu masyarakat, termasuk generasi penerus estafet bangsa dan agama.

Kondisi ini mengharuskan kaum muslim untuk segera meninggalkan sistem yang rusak dan batil. Sebab, dunia membutuhkan jalan baru yang membawa generasi menuju cahaya Islam dari kegelapan hidup sistem sekularisme.

Pilar Penting dalam Menjaga Generasi Muslim

Penjagaan generasi dalam sistem kehidupan sekuler dan sistem Islam sangat berbeda jauh. Islam menjadikan generasi sebagai suatu yang sangat berharga dan harus dijaga. Sebab, generasi saat inilah yang akan melanjutkan kehidupan dan peradaban ke depannya. Tanpa mereka, dunia akan punah.

Oleh sebab itu, di dalam Islam, kedudukan seorang ibu sangat mulia dan mempunyai peranan penting dalam mendidik dan membentengi anak dari kerusakan moral, termasuk jebakan judi online. Keluarga muslim akan melahirkan anak-anak yang kuat akidahnya dan tidak mudah melakukan kemaksiatan. Hal ini juga seiiring sejalan dengan dukungan dari negara yang menjamin kebutuhan rakyatnya agar seorang ibu tidak lagi sibuk bekerja sehingga melalaikan tugas utamanya.

Selain itu, dalam aspek kurikulum pendidikan, Islam tidak hanya fokus pada akademik saja. Akan tetapi, pola pikir dan pola sikap ditanamkan sesuai dengan ajaran Islam. Halal dan haram menjadi landasan dalam berbuat. Melalui pemahaman Islam yang dimilikinya, generasi akan menyaring berbagai aplikasi yang disuguhkan secara daring.

Selain dari penjagaan individu, negara memiliki peran penting dalam menjaga generasi agar tidak melanggar syariat. Negara Islam (Khil4f4h) akan benar-benar menyaring semua konten yang akan ditayangkan di tengah masyarakat.

Negara akan turun langsung dalam mengontrol situs yang akan ditayangkan. Jika melihat adanya aplikasi yang menjadi peluang masuknya pemikiran yang rusak, maka negara akan bertindak langsung untuk memberhentikan dan menutupnya.

Tayangan yang disuguhkan adalah untuk menambah keimanan masyarakat kepada Allah, serta kecintaan terhadap Islam. Walhasil, lahirlah generasi yang taat dan mempunyai tujuan hidup yang jelas, yakni semata-mata untuk beribadah dan penjaga bumi Allah Swt..

Khatimah

Bumi Allah akan aman dan mendapat rahmat jika orang-orang yang ada di dalamnya beriman dan bisa mengelolanya dengan baik sesuai dengan petunjuk Allah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah saw. bersabda,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ… وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ

“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi Allah di hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Rabb-Nya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Wallahu a’lam. [CM/Na]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *