Generasi Z dalam Jerat Midlife Crisis

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Watini
Pegiat Literasi

Untuk mencetak para pemuda menjadi agen perubahan hakiki dan penegakan sistem Islam dibutuhkan pembentukan kepribadian Islam dan kesadaran politik Islam melalui penanaman tsaqafah Islam yang bersifat siyasiyah (politis). Oleh karena itu, penting untuk melibatkan Gen Z dalam aktivitas dakwah Islam ideologis, baik sebagai objek maupun subjek dakwah.

CemerlangMedia.Com — Generasi Z atau Gen-Z adalah generasi kelahiran tahun 1997—2012. Mereka dikenal lebih maju dan piawai dalam hal menggunakan teknologi. Namun, generasi ini kerap kali menjadi sorotan karena lebih rentan terhadap masalah mental (mental health) dibanding generasi sebelumnya.

Bahkan dalam dunia kerja, profesionalitasnya sering diragukan. Mereka sering kali tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang penuh tekanan (toxic) dan tidak dapat memisahkan urusan pribadi dengan pekerjaan. Alhasil, dikit-dikit cerita di sosmed atau bahkan resign dari pekerjaan hanya karena mengedepankan perasaan.

Dilansir dari Okezone.com (18-01-2025), studi terbaru mengungkap bahwa Gen Z atau Generasi Z tengah menghadapi krisis paruh baya (midlife crisis) lebih awal dari seharusnya. Sebanyak 38% dari mereka mengalami krisis paruh baya akibat tekanan finansial yang luar biasa.

Berdasarkan hasil survei, kesehatan holistik di kalangan pekerja Gen Z mengalami penurunan yang signifikan sebesar 6% dibandingkan tahun lalu. Generasi ini merasa terjebak dalam kecemasan, kelelahan, dan ketidakpuasan hidup.

Padahal umumnya, fase ini terjadi pada rentan usia 40 sampai 50-an. Pada fase ini, seseorang melakukan evaluasi pencapaian hidup mereka dan menghadapi perubahan signifikan dalam kesehatan, karier, serta hubungan interpersonal.

Namun karena tekanan hidup modern, bisa saja membuat kondisi ini lebih awal dialami seseorang. Di sisi lain, midlife crisis akan membuat orang merasa tidak ada lagi yang menarik dari hidupnya. Tekanan yang menumpuk membuatnya tak lagi memiliki tujuan hidup dan harapan akan masa depan.

Buah Sistem Rusak

Berbagai persoalan yang dihadapi Gen Z hari ini sejatinya adalah buah busuk penerapan sistem kapitalisme yang rusak. Sistem saat ini menghasilkan generasi dengan ‘mental kerupuk’ yang mudah melempem diterpa masalah kehidupan. Alhasil, sosoknya mudah depresi, berpikir pragmatis, salah arah, bahkan mereka jauh dari karakter problem solver. Acap kali perkara benar dan salah ditimbang dengan perasaan tanpa adanya keterlibatan agama (syariat). Apalagi tantangan kehidupan makin keras saat ini.

Misalnya saja dalam sistem ekonomi kapitalistik, investasi sebagai tameng dalam pertumbuhan ekonomi. Sementara SDAE (sumber daya alam dan energi) diserahkan kepada asing/swasta. Tidak heran jika lapangan pekerjaan makin sulit dan banyak Gen Z menjadi pengangguran. Sebab yang diuntungkan hanyalah asing/swasta, bukan rakyat biasa. Andai SDAE dikelola negara, maka hasilnya bisa dinikmati rakyat, termasuk memberikan fasilitas pendidikan dan modal kepada penduduknya yang ingin membuka usaha.

Selain itu, sistem kapitalistik menjadikan sistem pendidikan berfokus pada kebutuhan pasar sehingga SDM yang dihasilkan bermental pekerja, bukan bermental pengusaha yang penuh dengan inovasi. Kurikulum yang diterapkan juga menjadikan generasi jauh dari agama. Inilah yang menyebabkan psikisnya generasi saat ini rapuh, ia tidak mengenal tujuan penciptaan sehingga mudah putus asa dalam setiap aktivitasnya.

Begitupun dalam sistem politik demokrasi saat ini, pemuda hanya dijadikan ladang suara saat pemilihan. Walaupun banyak kader muda yang mulai bermunculan, mereka tidak ubahnya sekadar simbol tanpa bisa menjalankan mandatnya dengan leluasa. Idealismenya terbenam dalam lumpur hitam demokrasi, mereka layaknya boneka yang dimainkan oleh para pengendali jalannya ideologi kapitalisme. Oleh karena itu, Gen Z harus sadar akan realita hari ini dan akar masalahnya, bukan malah terbelenggu pada masalah pribadi tanpa adanya resolusi untuk membawa perubahan hakiki.

Gen Z Sebagai Agen Perubahan

Gen Z perlu dibangun pemahamannya akan hakekat kehidupan sehingga dapat memahami realita kehidupan dengan tepat, juga menyadari potensi dirinya. Mereka harus dibangun kesadarannya akan kewajiban menerapkan aturan Allah secara kafah. Gen Z juga harus disadarkan akan kemuliaan orang-orang yang berjuang menerapkan kewajiban tersebut sehingga terdorong ikut menjadi bagian barisan pejuang Islam.

Apalagi Gen Z memiliki potensi besar yang penting bagi perubahan dunia dari karut-marut persoalan yang diakibatkan oleh kapitalisme. Sebagai penguasa dunia digital, mereka terbiasa melakukan interaksi lintas negara sehingga memiliki perspektif dan jangkauan global. Generasi ini piawai menggunakan teknologi digital dan memanfaatkannya untuk mengaruskan perubahan di tengah masyarakat dunia. Potensi yang dimiliki ini mendukung Gen Z untuk menjadi calon pemimpin peradaban global.

Potensi inilah yang seharusnya diarahkan untuk mewujudkan perubahan hakiki menuju solusi sahih, yaitu Islam ideologis, yakni membekali para pemuda dengan akidah Islam dan ilmu pengetahuan yang penting untuk mengoptimalkan potensi mereka. Hal ini hanya bisa terwujud dalam sistem Islam kafah.

Namun, untuk mencetak para pemuda menjadi agen perubahan hakiki dan penegakan sistem Islam dibutuhkan pembentukan kepribadian Islam dan kesadaran politik Islam melalui penanaman tsaqafah Islam yang bersifat siyasiyah (politis). Oleh karena itu, penting untuk melibatkan Gen Z dalam aktivitas dakwah Islam ideologis, baik sebagai objek maupun subjek dakwah. Mereka akan mengopinikan Islam kafah secara global sehingga menjadi kesadaran umum umat. Wallahualam bissawwab. [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *