Oleh: Maman El Hakiem
Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com
Syariat Islam juga menegaskan pentingnya keadilan dan perlindungan hukum atas semua warga negaranya. Negara yang menerapkan sistem Islam akan menciptakan sistem hukum yang adil dan transparan.
CemerlangMedia.Com — Menarik untuk menyoroti apa yang dikatakan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, sebagaimana dilansir Liputan6.Com (24-9-2024), mengenai harapan Indonesia untuk menjadi negara maju. Hanya saja, indikator yang disampaikannya sudah tidak relevan, berupa pencapaian pada masa silam, semisal IPTN yang mampu membuat pesawat terbang. Sementara faktanya, karya emas anak bangsa tersebut saat ini tidak jelas kelanjutannya, bahkan putus di tengah jalan.
Pun produk strategis lainnya, seperti senjata buatan Pindad, satelit Palapa, dan pengembangan energi nuklir yang sebenarnya masih terkendala banyak aturan internasional. Selain itu, faktanya Indonesia masih berada dalam bayang-bayang industri negara maju. Belum lagi besarnya utang luar negeri pemerintah yang membuat banyak potensi alam berada dalam penguasaan investor swasta dan asing.
Berbeda halnya dengan Cina atau Korea Selatan yang secara kultur industri telah memenuhi syarat menjadi negara maju. Pasalnya, salah satu indikator utama menuju negara maju adalah pertumbuhan ekonomi yang stabil. Dalam hal ini Indonesia, sekalipun menunjukkan angka pertumbuhan yang positif, bahkan bersaing di tingkat global, tetapi pertumbuhan ini sering kali tidak merata dan terancam oleh utang yang terus meningkat. Adanya utang dapat membatasi ruang gerak pemerintah dalam pengembangan infrastruktur dan layanan publik.
Indikator lainnya adalah sektor pendidikan sebagai kunci untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Negara-negara maju, seperti Korea Selatan telah berinvestasi besar-besaran dalam pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja terampil dan inovatif. Sementara itu, sektor pendidikan di Indonesia masih banyak bermasalah, terutama akses dan kualitas pendidikan yang belum memadai pada daerah-daerah terpencil.
Kemajuan teknologi dan inovasi juga bisa menjadi indikator kemajuan suatu negara. Oleh sebabnya, bisa menjadi pendorong utama dalam transformasi ekonomi. Cina telah berhasil memanfaatkan teknologi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, sementara Indonesia masih perlu lebih fokus pada pengembangan sektor teknologi informasi dan komunikasi untuk bersaing di tingkat global.
Indikator yang tidak kalah penting lainnya adalah pengelolaan sumber daya alam Indonesia, walaupun sangat melimpah, tetapi sangat disayangkan telah dikuasai oleh oligarki, yaitu pemodal swasta dan asing. Penguasaan ini mengakibatkan ketimpangan dan menghambat potensi negara dalam memanfaatkan kekayaan alam untuk kesejahteraan rakyat. Reformasi dalam pengelolaan sumber daya alam sangat diperlukan untuk memastikan bahwa manfaatnya dirasakan oleh seluruh rakyat.
Oleh karena itu, utang negara yang terus meningkat menjadi isu yang memerlukan perhatian serius. Meskipun utang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan, pengelolaan yang buruk dapat membawa konsekuensi serius. Dalam hal ini, penting bagi pemerintah untuk memiliki strategi yang jelas dalam pengelolaan utang dan memastikan bahwa utang digunakan untuk investasi produktif. Utang yang disertai riba sebenarnya jebakan negara-negara besar untuk mengeruk harta kekayaan alam negara peminjamnya.
Perspektif Islam
Apabila selama ini indikator negara maju sering dipahami hanya dilihat dari bidang ekonomi, pendidikan, dan infrastruktur yang kuat. Namun, hakikat negara maju yang sebenarnya dapat dimaknai lebih dalam, terutama ketika syariat Islam diadopsi oleh sebuah negara secara kafah. Syariat Islam memandang kemajuan suatu negara itu tidak hanya dilihat dari aspek sarana fisik, tetapi juga terpenuhinya aspek spiritual dan sosial.
Syariat Islam menekankan keadilan dalam distribusi kekayaan. Dalam konteks negara maju, penerapan prinsip-prinsip ekonomi Islam, seperti pengelolaan sumber daya alam secara maksimal dapat mengurangi kesenjangan sosial. Ekonomi yang berlandaskan syariat berfokus pada kesejahteraan bersama sehingga setiap individu memiliki akses terhadap sumber daya dan peluang yang adil.
Konsep negara maju dalam perspektif Islam juga terlihat pada indikator kualitas pendidikan yang tidak hanya melihat aspek formal akademis (pola pikir), tetapi juga pengembangan karakter (kepribadian) dan moral. Negara yang menerapkan syariat Islam secara kafah akan berinvestasi dalam pendidikan yang menekankan nilai-nilai akidah, kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian sosial. Dengan cara seperti ini, akhirnya akan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas dan kapabilitas.
Syariat Islam juga menegaskan pentingnya keadilan dan perlindungan hukum atas semua warga negaranya. Negara yang menerapkan sistem Islam akan menciptakan sistem hukum yang adil dan transparan. Tentunya, keadilan dalam aspek hukum ini akan memengaruhi kehidupan masyarakat menjadi aman dan nyaman, tanpa rasa takut akan penindasan. Adanya rasa adil pada seluruh rakyat akan mengurangi konflik dan meningkatkan stabilitas politik.
Mengenai pengelolaan sumber daya alam, Islam mengajarkan pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana dan bertanggung jawab. Dalam konteks negara maju, hal ini berarti penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam eksploitasi sumber daya alam. Dengan mengutamakan kepentingan jangka panjang, negara dapat menjaga keseimbangan ekosistem dan memastikan ketersediaan sumber daya untuk generasi mendatang.
Negara yang maju dalam perspektif syariat akan memanfaatkan inovasi dan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hal ini dapat mencakup pengembangan teknologi ramah lingkungan dan peningkatan pelayanan publik yang berbasis pada kebutuhan rakyat.
Dengan demikian, indikator negara maju dalam sistem Islam pada akhirnya kembali kepada basis utamanya, yaitu adanya nilai tauhid kepada Allah Swt. dan diterapkannya syariat Islam secara kafah. Dari sini akan lahir nilai ketakwaan, baik secara individu maupun masyarakat. Adanya nilai takwa pada masyarakat ini tentu akan menjadikan negara bukan hanya maju, tetapi juga penuh dengan keberkahan, sebagaimana disebutkan Allah Swt. di dalam Al-Qur’an bahwa jika penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pasti Allah bukakan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi (QS Al-Araf: 96).
Wallahu a’lam bisshawwab. [CM/NA]