Islam Tuntas Mengatasi Sampah Tanpa Masalah

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Hanniya Rahman
(Aktivis Muslimah & Pendidik Generasi)

CemerlangMedia.Com — Aktivitas manusia telah banyak menyumbang permasalahan lingkungan yang membawa dampak negatif bagi manusia itu sendiri. Salah satu problem lingkungan yang sering ditemukan pada wilayah perkotaan, terlebih yang padat penduduk adalah tingginya laju tumpukan sampah. Bahkan, tak jarang juga dijumpai tempat pembuangan sampah liar dekat pemukiman penduduk dan menimbulkan masalah baru.

Dilansir dari bekaci.suara.com, 23-6-2023, penampakan tempat pembuangan sampah (TPS) liar setinggi 10—15 meter yang berada di Bintara, Bekasi Barat, Kota Bekasi, akhirnya dijanjikan untuk ditutup oleh Dinas Lingkungan Hidup. Berdasarkan informasi dari penduduk setempat, sampah sudah ada sejak 5 tahun yang lalu. Gunungan sampah tersebut tidak hanya berasal dari warga, tetapi dari tempat lain. Sudah beberapa kali pihak kelurahan mendatangi lokasi, tetapi belum ada langkah nyata terhadap TPS liar itu.

Faktor Penyebab

Munculnya TPS liar, sampah berserakan, dan lainnya sebenarnya bukan hanya menjadi masalah di Bekasi saja. Akan tetapi juga masih menjadi PR besar di berbagai daerah lainnya. Inilah realita yang terjadi dalam pengelolaan sampah saat ini. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menerapkan kebersihan lingkungan sekitarnya.

Selain itu, respon yang lambat bahkan terkesan abai dari pemerintah dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Abainya pemerintah dalam menyelesaikan masalah pengelolaan sampah dapat menimbulkan efek berkelanjutan pada masyarakat, seperti munculnya TPS liar. Di sisi lain, keberadaan TPS legal misalnya Bantar Gebang dan Sumur Batu juga menimbulkan problem terus-menerus, sehingga membutuhkan solusi lanjutan dan itu pun belum terpecahkan hingga saat ini.

Cukupkah Hanya dengan Penutupan TPS Liar?

Penutupan TPS liar seperti yang ada di Bintara tak menjamin kemungkinan munculnya TPS liar di lokasi lain. Seharusnya pemerintah memberi dan menjalankan solusi yang mumpuni agar permasalahan ini tidak terulang. Beragam kebijakan sudah seharusnya dilakukan dengan serius, mengingat masalah sampah membawa dampak kepada banyak hal seperti kesehatan masyarakat, pencemaran air, tanah, dan udara.

Akan tetapi, berharap persoalan sampah selesai dalam sistem hidup kapitalisme seperti saat ini sungguh ibarat pepatah, “jauh panggang dari api”, jauh dari harapan. Produksi sampah akan selalu banyak dan menimbulkan masalah. Tersebab landasan penanganan sampah dalam sistem ini adalah untung-rugi. Alhasil, tidak akan pernah tuntas. Hanya sekadar mengangkut kumpulan sampah ke tempat akhir pembuangan sampah dan berakhir sebagai polutan di lingkungan sekitarnya.

Islam Punya Solusi dalam Pengelolaan Sampah

Berbeda dengan pengelolaan sampah dalam sistem Islam. Proses pengelolaanya tidak lepas dari konsep keimanan dan keyakinan. Oleh karena itu pengurusannya pun akan menjadi lebih mudah. Dimulai dari kesadaran individu, masyarakat, hingga negara. Pada tataran individu, sistem Islam menetapkan slogan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Oleh karenanya, setiap individu akan berusaha untuk menampilkan kebersihan diri dan lingkungannya. Alhasil, produksi sampah dalam skala individu dan rumah tangga akan sangat kecil. Ada upaya sendiri untuk mengolah sampah yang dihasilkan dan untuk meminimalkan jumlah sampah yang memang harus dibuang. Alhasil, volume sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir adalah sedikit bahkan jika memungkinkan tidak ada sampah yang harus diangkut karena tidak adanya sampah yang dihasilkan dari kegiatan individu dan rumah tangga karena semua sampah berhasil diolah kembali.

Pada tataran masyarakat, berusaha untuk meningkatkan kesadaran komunal dalam menghadapi persoalan sampah secara bersama-sama. Membersihkan lingkungan bersama dan mengolah sampah yang bisa diolah secara bersama-sama menjadi barang yang berguna bagi kehidupan. Mulai dari menjadikan sampah sebagai bahan dasar pembuatan pupuk tanaman hingga memanfaatkan sampah menjadi benda yang bisa dimanfaatkan.

Pada tataran negara adalah menerapkan peraturan peduli lingkungan, peraturan yang ketat dan tegas. Terutama bagi pabrik dan perusahaan yang dalam proses operasinya menghasilkan sampah baik berupa cairan maupun non cairan agar perusahaan tersebut mengolah sampah yang dihasilkannya. Agar tidak menimbulkan pencemaran bagi lingkungan dan tidak perlu sampai harus dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah. Pengelolaan sampah cukup di tempat milik perusahaan atau pabrik tersebut, sehingga kemungkinan untuk menghasilkan sampah yang bisa memproduksi polusi bagi lingkungan tidak terjadi. Demikianlah kebersihan dan kesehatan lingkungan bisa tetap terjaga.

Selain itu, sistem Islam akan membentuk individu-individu yang tidak konsumtif dan tidak hedonistik. Mereka akan memilah, memilih, dan memikirkan untuk belanja kebutuhan hidupnya yang tidak sampai menghasilkan sampah atau jika pun harus menghasilkan sampah tetaplah dalam jumlah sedikit dan bisa ditolerir. Maksudnya tidak sampai menimbulkan pencemaran lingkungan.

Individu dalam sistem Islam akan berperilaku mengonsumsi sesuatu sesuai dengan kebutuhannya, bukan memperturutkan keinginan, sehingga tidak akan menyumbangkan banyak sampah bagi lingkungan. Dan juga akan memiliki kesadaran untuk tidak berlaku boros dan berlebih-lebihan dalam setiap perkara kehidupannya. Semua dilakukan sesuai dengan kebutuhannya, sehingga perilaku demikian akan mengeliminasi jumlah sampah yang dihasilkan. Sebab sistem Islam menerapkan prinsip dasar halal-haram dalam segala urusan, termasuk dalam urusan penanganan sampah lingkungan. Manusia akan bertindak sesuai dengan tuntunan hukum syariat, sehingga penanganan sampah pun akan menjadi lebih mudah.

Dalam sistem kapitalisme yang diterapkan dalam kehidupan saat ini, penanganan sampahnya terus menuai polemik. Sebab selalu menyisakan masalah di dalamnya. Sampah tetap menumpuk dan menimbulkan polusi lingkungan. Hal ini disebabkan landasan penanganan sampah dalam sistem Kapitalisme adalah untung rugi materi, kosong dari nilai ruhiyah. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya memiliki lingkungan bersih bebas sampah sulit untuk dibentuk. Ini karena pola pikir masyarakat saat ini sesuai dengan tata aturan yang diterapkan oleh sistem kapitalisme.

Alhasil, manusia akan bergerak manakala ada untung yang bisa diraih dan tidak akan bergerak jika hanya menuai kerugian materi saja. Alhasil, persoalan sampah tidak pernah selesai, terus menumpuk, menggunung, walaupun volume sampahnya mengalami tren penurunan.

Oleh karena itu, masalah penanggulangan sampah tidak cukup dengan melakukan pembatasan sosial, menyapunya, dan mengumpulkannya di tempat pembuangan sampah akhir saja. Namun, harus diikuti dengan perombakan pola pikir pada individu masyarakat, yakni pola pikir yang sesuai dengan Islam dan penerapan sistem Islam dalam kehidupan.

Sebab penerapan sistem Islam akan sangat memungkinkan untuk membentuk lingkungan menjadi bersih dan sehat. Tumpukan sampah akan hilang seiring dengan terbentuknya pola berpikir yang benar di dalam masyarakat, yaitu pola berpikir yang dilandasi oleh nilai ruhiyah halal-haram dan penerapan sistem hidup yang benar yaitu sistem Islam. Alhasil, persoalan sampah pun pasti akan lenyap sampai di tempat pembuangan akhir sampah, yang juga pasti akan bersih seiring kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup dalam lingkungan yang bersih dan sehat. Wallahu a’lam bisshawwab [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *