Kapitalisme Mengeksploitasi Perempuan Muda Melalui Partisipasi Kerja

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Rizki Ika Sahana
(Aktivis Muslimah)

CemerlangMedia.Com — Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mendorong kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha dalam menciptakan pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Upaya yang dilaksanakan sektor swasta ini diharapkan mampu mendukung perempuan untuk memulai atau mengembangkan UMKM agar tercipta kesetaraan gender, meningkatkan lapangan pekerjaan, dan kontribusi perempuan terhadap ekonomi. (ppid.kemenpppa.go.id, 9/5/2023)

Senada dengan pernyataan Menteri PPPA, David Nellor, Direktur Prospera, sebelumnya juga menyebutkan bahwa perempuan menyumbang 54% dari angkatan kerja Indonesia. Angka ini diyakini sebagai potensi pertumbuhan yang luar biasa. Maka menurutnya, penting bagi ekosistem pendidikan dan pelatihan Indonesia, lingkungan kerja, juga industri untuk mensupport dan inklusif terhadap partisipasi dan pemberdayaan perempuan yang lebih besar. (medcom.id, 13/3/2022)

Sejalan dengan ide feminisme yang mendunia, pemberdayaan ekonomi dipandang oleh berbagai kalangan sebagai solusi jitu bagi berbagai persoalan yang membelenggu perempuan. Partisipasi perempuan dalam dunia kerja diyakini mampu mengeluarkan perempuan dari kubangan kehidupan kelam yang selama ini mengungkung menuju harapan cerah yang memakmurkan. Problem kemiskinan, diskriminasi, juga kekerasan, yang terus-menerus meliputi kehidupan perempuan, diyakini akan sirna dengan kontribusi mereka dalam kegiatan perekonomian. Benarkah demikian?

Faktanya, dunia industri hari ini membutuhkan SDM yang tak sedikit. Mereka juga membutuhkan SDM muda yang gesit, terampil, terlatih, dan mau digaji kecil. Demi mewujudkan prinsip ekonomi ala kapitalis, yakni dengan modal sekecil-kecilnya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya, maka wajar perempuan menjadi sasaran empuk yang paling mudah dibujuk. Menggunakan berbagai propaganda, perempuan digiring ke luar rumah semata menjadi mesin uang. Narasi menyesatkan seperti perempuan harus mandiri secara ekonomi agar punya bargaining position dalam institusi rumah tangga, agar tak selalu bergantung pada suami, agar perempuan dihormati dan tak diremehkan, agar mampu berdiri sendiri jika terjadi kasus perceraian, dan seterusnya, berpadu dengan kenestapaan hidup hari ini, ‘memaksa’ perempuan menggeluti dunia kerja yang nyatanya menguntungkan para pelaku industri.

Alhasil, peran sebagai ummu warabbatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga) yang merupakan kemuliaan sekaligus posisi strategis bagi kaum perempuan, mau tak mau terabaikan, baik dengan alasan keterpaksaan maupun sebab godaan gelimang materi dan dunia. Peran sebagai ummu warabbatul bait bahkan berakhir dipandang sebelah mata dan rendahan. Padahal tegaknya peradaban cemerlang bermula dari sana.

Lantas, apakah kaum perempuan sejahtera, mulia, lagi terhormat, setelah berdaya secara ekonomi?

Realitanya, kaum perempuan ibarat sapi perah bagi dunia industri. Segala potensi dan energi yang dimiliki diperas habis-habisan tanpa belas kasih. Kaum perempuan mungkin memang meraih materi, namun jumlahnya secuil saja dibanding keuntungan yang diperoleh para kapitalis. Kalaupun mereka mendapat lebih banyak, arus kehidupan sekular liberal yang menyelimuti kaum perempuan hari ini, telah menyeretnya kepada gaya hidup serba hedon dan konsumtif. Belum lagi beragam tindak kejahatan yang mereka alami di dunia kerja (yang memang tidak dirancang untuk memuliakan perempuan), seperti pelecehan seksual yang semakin sering terjadi.

Lagi dan lagi, perempuan sejatinya masuk ke dalam jebakan lingkaran setan kapitalistik yang hanya menguntungkan para pebisnis besar dibandingkan menyejahterakan dan memuliakan perempuan. Para perempuan hakikatnya telah dieksploitasi demi kepentingan industri raksasa yang mencengkeram sendi ekonomi semua negara di dunia. Tanpa sadar mereka, kaum perempuan, telah diperalat untuk menggerakkan roda ekonomi demi kepentingan para kapitalis.

Maka, para perempuan muda harus aware akan jebakan berbahaya ini. Mereka harus memiliki wawasan yang dinamis dan pemahaman yang tepat serta komprehensif dalam mengarahkan pandangannya kepada berbagai fenomena di sekitarnya. Jangan sampai kaum perempuan muda terpedaya ide dan narasi batil yang sengaja diciptakan bukan untuk kepentingan perempuan, tapi sejatinya untuk kepentingan para cukong dan bisnisnya, termasuk juga kepentingan negara-negara besar gembong kapitalisme.

Lalu bagaimana mensejahterakan dan memuliakan perempuan?

Kembali kepada Islam adalah jalan satu-satunya untuk mensejahterakan dan memuliakan perempuan, membebaskan mereka dari setiap eksploitasi mulai yang kecil hingga yang tanpa batas. Sebab Islam berasal dari Sang Khaliq yang memahami secara hakiki bagaimana perempuan dimuliakan dan disejahterakan. Menempatkan perempuan di posisinya sebagai ummu warabbatul bait sungguh aturan yang sangat tepat. Tentu ditunjang dengan penerapan sistem politik, ekonomi, sistem pendidikan dan sistem sanksi Islam yang tegas. Tak terbantahkan buktinya di sepanjang sejarah emas penerapan Islam (kekhalifahan). Tak ada perempuan yang dinista, didiskriminasi, atau bahkan ditimpa kejahatan di luar nalar saat berada di bawah naungan sistem Islam. Masyaallah, tentu kita sangat merindukannya, bukan? Wallahu a’lam.[] [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *