Kapitalisme Menyuburkan Depresi

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Zakiah Ummu Faaza

Produktivitas generasi muda dalam negara Islam menjadi luar biasa. Mereka akan disibukkan dengan ketaatan pada syariat sehingga bisa melahirkan banyak karya. Bahkan, mereka dapat menjadi peneliti dan ilmuwan pada usia muda.

CemerlangMedia.Com — Miris, kasus bvnvh diri makin marak terjadi di masyarakat dan menyasar generasi muda. Ya, generasi muda saat ini sangat lemah mentalnya dalam menghadapi persoalan hidup, menganggap bahwa bvnvh diri merupakan solusi atas masalah yang dihadapi. Lalu, bagaimana mengatasi generasi yang bvnvh diri akibat depresi?

Dilansir dari detik.news.com, seorang pemuda berinisial MR (25) ditemukan meninggal di kawasan Rangga Mekar, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat. Korban diduga bvnvh diri karena depresi akibat lama menganggur (6-9-2024).

Kasus ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua bagaimana pentingnya membangun kekuatan akidah seorang individu. Dengan kekuatan akidah ini akan menjadikan seseorang memiliki mental yang kuat. Kekuatan akidah ini akan terpancar dari keimanan.

Seseorang yang beriman bukan hanya meyakini adanya Allah, tetapi mengimani bahwa Allah yang mengatur, yang memelihara, dan memberi rezeki. Ketika rezeki dilapangkan, hendaknya bersyukur. Sebaliknya, ketika rezeki disempitkan, hendaknya bersabar. Sungguh, keadaan keduanya adalah merupakan kebaikan bagi seorang mukmin.

Di sisi lain, pandangan masyarakat terhadap laki-laki dewasa yang masih menganggur sangat merendahkan, mereka dianggap tidak produktif dan menghasilkan, padahal menjadi pengangguran bukanlah pilihan mereka. Melainkan karena kesempatan kerja yang terbatas, bahkan tidak tersedia. Alhasil, dengan berlarut-larut menjadi pengangguran, sedangkan hidup ini serba materi, tentunya akan membuat mereka depresi.

Negara sebagai pengurus rakyat seharusnya mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk warga negaranya sehingga tidak ada yang menganggur, apalagi sampai depresi berkepanjangan yang mengakibatkan hilangnya nyawa. Sayangnya, negara hari ini tidak mampu mewujudkannya.

Selain itu, upaya pencegahan yang dilakukan negara untuk kasus bvnvh diri ini hingga tuntas belum ada. Oleh karena itu, wajar jika kasus ini makin bertambah.

Kapitalisme Penyebabnya

Kasus depresi yang melanda generasi merupakan akibat diterapkannya sistem kapitalisme di negeri ini. Sistem kapitalisme yang menuhankan materi dan kesenangan menjadi penyebab lahirnya generasi yang kurang daya juang, tetapi ingin senang-senang.

Selain itu, perubahan kemajuan teknologi menyebabkan keahlian yang dahulu dianggap penting menjadi tidak berguna saat ini. Masalah ini akan muncul ketika anak muda yang tidak cepat beradaptasi dengan teknologi akan makin kalah dalam persaingan di dunia kerja.

Dengan demikian, maraknya kaum muda yang menganggur membuktikan negara ini tidak berhasil membangun sumber daya manusia akibat diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme liberal. Sistem ini telah menjadikan generasi lemah di tengah kemajuan teknologi dan materi.

Kasus bvnvh diri seperti ini sangat banyak terjadi di seluruh dunia. Ini sebagai bukti bahwa sistem kapitalisme telah gagal dalam mengurus rakyatnya. Lantas, masihkah kita berharap pada sistem kapitalisme?

Sistem Islam Membentuk Mental Kuat

Kehidupan generasi muda pada masa Islam diterapkan oleh negara sangat jauh dari foya-foya, senang-senang, dan gaya hidup hedonistik lainnya. Mereka tidak mengonsumsi yang diharamkan, seperti minuman keras, narkoba, atau sejenisnya.

Ketika memiliki masalah, keyakinan mereka hanya kepada Allah bahwa qada dan kadar, rezeki dan ajal adalah sepenuhnya ketetapan Allah. Mereka akan tawakal atas segala ketentuan Allah. Mereka yakin bahwa setiap permasalahan kehidupan bisa diselesaikan. Oleh karenanya, mereka jauh dari depresi berkepanjangan atau bahkan sampai bvnvh diri.

Lalu, apa rahasia yang membuat mereka bisa hidup bahagia menjalani kehidupannya? Ada beberapa hal yang dilakukan negara untuk menjaga kesehatan mental generasi.

Pertama, menyerukan setiap keluarga muslim untuk menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Pada usia emas ini, mereka dibentuk menjadi anak yang dekat dengan suasana keimanan dan keagamaan. Mereka diajarkan menghafal Al-Qur’an pada usia 6 atau 7 tahun, menghafal berbagai kitab hadis dan kitab berbahasa Arab, serta dibiasakan anak untuk mengerjakan rukun iman, infak, bahkan berjihad.

Kedua, negara menghadirkan suasana kehidupan yang bersih, menjauhkan generasi muda dari berbagai hal yang menjerumuskan mereka pada kemaksiatan lewat tayangan yang merusak. Kehidupan laki-laki dan perempuan akan dipisah dan diatur sedemikian rupa dan akan ada sanksi tegas terhadap mereka yang melanggar.

Ketiga, negara menciptakan kehidupan masyarakat yang terbiasa melakukan amar makruf nahi mungkar, saling tolong dan penuh rasa empati, juga kasih sayang. Selain itu, sistem pendidikan Islam akan mewujudkan generasi unggul dan bermental kuat.

Dapat dipastikan, produktivitas generasi muda dalam negara Islam menjadi luar biasa. Mereka akan disibukkan dengan ketaatan pada syariat sehingga bisa melahirkan banyak karya. Bahkan, mereka dapat menjadi peneliti dan ilmuwan pada usia muda.

Oleh karena itu, perlu kita sadari bersama bahwa betapa pentingnya penerapan Islam secara kafah dalam bingkai Daulah Khil4f4h untuk menjaga mental generasi. Alhasil, depresi yang berkepanjangan akibat pengangguran tidak perlu terjadi lagi. [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *