Oleh. Paramita, Amd. Kes.
CemerlangMedia.Com — Kaum sodom, kaum terlaknat yang makin gencar menampakkan diri, baik di dunia nyata maupun di media sosial, bahkan sudah mendapatkan panggung di mata dunia. Mereka bahkan terang-terangan dan tidak lagi takut terhadap azab Allah. Sebenarnya apa gerangan yang mendasari maraknya perilaku menyimpang ini? Dan bagaimana Islam memandangnya?
Fakta dan Penolakan terhadap Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang yang sekaligus menjadi penyakit di masyarakat ini sebenarnya sudah lama terjadi. Namun, saat ini para pelakunya makin eksis, tak tahu malu, bahkan berbagai penyikapan terhadapnya tidak kunjung memberikan efek jera baik di skala daerah, nasional, maupun skala internasional. Malah yang terlihat adalah adanya apresiasi dan fasilitasi ‘panggung’ bagi mereka dalam berbagai bentuk.
Awal tahun ini, dilansir dari suarantb.com, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dibantu aparat gabungan TNI dan Satpol PP menutup sementara sebuah kafe yang berada di kawasan Amahami Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat (Rasbar) Jumat, 20 Januari 2023. Camat Rasbar Kota Bima Suharni S.Sos. mengatakan bahwa penutupan kafe dilakukan sebagai buntut dari digelarnya acara komunitas L687 di tempat tersebut yang kemudian meresahkan masyarakat. Bima mengungkapkan penutupan tersebut sebagai bentuk tindakan tegas dari pemerintah atas pelaksanaan acara komunitas L687 supaya tidak membahayakan dan memberikan contoh yang negatif kepada masyarakat.
Di tempat yang sama, Kepala Bakesbangpol Kota Bima M. Hasyim mengaku penutupan kafe tersebut merupakan upaya tindakan tegas yang diambil Pemkot Bima untuk menindak lanjuti hasil rapat koordinasi yang sebelumnya digelar bersama pihak terkait. Ia menjelaskan, pihaknya telah meminta klarifikasi beberapa pihak, termasuk pemilik kafe terkait video fashion show L687 yang viral.
Alhasil, pemilik kafe mendapati bahwa acara itu digelar karena ulang tahun pemilik salon. Kemudian dari sisi aktivitas dan pakaian yang dipakai juga sangat tidak pantas dikenakan. Ironisnya, acara tersebut direkam dan diunggah di media sosial sehingga menjadi tontonan publik. Hasyim menegaskan bahwa video komunitas L687 tersebut dapat merusak tatanan sosial dan norma agama karena Allah akan melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan. Begitupun sebaliknya, perempuan yang menyerupai laki-laki. Apalagi pakaian yang digunakan tidak sesuai dengan norma-norma yang dianut.
Sementara itu pada 17 hingga 21 Juli 2023 tadinya akan diadakan kongres L687 se-ASEAN yang akan diselenggarakan di Jakarta. Namun, karena mendapat penolakan dari banyak pihak, akhirnya kongres tersebut dibatalkan.
Dilansir dari kahaba.net pada 12 Juli 2023, -setelah mendengar desas-desus kongres L687 se-ASEAN tersebut-, Forum Umat Islam (FUI) Bima menyampaikan pernyataan sikap. Ketua FUI Bima Ustaz Asikin bin Mansyur mewakili ulama dan umat Islam di Bima NTB menyatakan sejumlah pernyataan sikap, berupa penolakan keras terhadap pelaksanaan kongres tersebut serta tuntutan kepada Pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah daerah se-Indonesia agar melarang kongres L687 dan yang serupa karena sama saja dengan mengundang azab dan murka Allah Swt..
Selain itu, FUI Kota Bima menyeru segenap komponen umat Islam se-Indonesia untuk bangkit bersatu, siap siaga amar makruf nahi mungkar untuk mencegah turunnya azab Allah dengan menyuarakan dan menyatakan sikap penolakan sampai rencana kongres L687 dibatalkan.
L687 Buah Penerapan Sistem Sekularisme Liberalisme
Akar masalah L687 yang merusak bangsa adalah karena diterapkannya sistem sekularisme liberalisme yang menihilkan peran agama dalam mengatur kehidupan dan memberikan kebebasan berperilaku kepada setiap orang termasuk kaum muslim. Alhasil, muncullah berbagai macam masalah, salah satunya adalah meningkatnya angka pelaku L687.
Pada 2012 gay se-Indonesia berjumlah 7 juta dan bisa dipastikan jumlah itu meroket tajam. Apalagi ada upaya mengampanyekan L687 di Indonesia sudah tertuang melalui program Being-L687 in Asia dengan dana yang fantastis dan dievaluasi secara berkala oleh Barat.
Gerakan Global
L687 saat ini bukan lagi perilaku individu (orang per orang), melainkan sebuah gerakan global yang terorganisir. Penyebaran gerakan ini bisa melalui jalur akademik yang bertujuan untuk memberikan basis intelektual untuk justifikasi (pembenaran) terhadap kaum L687. Kemudian dari jalur sosial budaya, seperti film, media massa, seni, dan sebagainya. Adapun tujuan dari jalur ini adalah untuk membentuk opini umum agar masyarakat menerima L687. Bahkan saat ini L687 sudah membentuk kelompok-kelompok untuk merekrut kader.
L687 adalah kejahatan, tindak kriminal, dan merupakan orientasi seksual yang menyimpang dan akan memberikan banyak dampak negatif pada manusia, pun masyarakat luas. Selain itu, pasangan sesama jenis menyalahi fitrah yang telah digariskan Allah Swt. karena tidak akan menghasilkan generasi baru sebagiaman tujuan pernikahan, yakni melestarikan jenis manusia. Sedangkan L687 justru menghentikan kelahiran manusia dan mengancam keberlangsungan generasi.
Apalagi di sistem sekuler saat ini, media bebas menayangkan sesuatu yang bahkan menyimpang dari norma dan agama. L687 jelas perbuatan yang menyimpang dari agama (baca: Islam). Maka tidak heran jika umat memandang bahwa L687 merupakan propaganda Barat untuk merusak Islam, menghancurkan tatanan keluarga muslim, mengurangi populasi kaum muslim, merusak moral umat dan generasi.
Oleh karena itu, wajib bagi semua kalangan khususnya umat Islam untuk menolak perbuatan termasuk rencana seperti kongres L687 se-ASEAN ataupun agenda sejenis dengan wujud yang berbeda di kemudian hari karena dapat membahayakan keberlangsungan generasi ke depannya.
Islam Memberikan Solusi Tuntas untuk Para Pelaku L687
Perilaku menyimpang ini jelas bukan berasal dari Islam, melainkan muncul ketika Islam hanya sekadar dijadikan sebagai ibadah ritual saja. Islam memandang perbuatan L687 adalah suatu tindakan kriminal (haram) dan harus dihukum dengan sanksi tegas. Islam menuntaskan semua problem L687 hingga ke akarnya dengan pengaturan sistem politik yang independen dari kepentingan duniawi dan hanya berorientasi syariat Allah. Semua agenda atau konvensi-konvensi maksiat tidak akan diberikan ruang seperti kongres dan sebagainya.
Adapun dalil keharaman liwath (gay) sebagai salah satu kelainan dalam L687, ada dalam hadis Nabi saw., “Allah telah mengutuk siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth, Allah telah mengutuk siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth, Allah telah mengutuk siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth.” (HR Ahmad)
Hukumannya adalah hukuman mati. Tidak ada khilafiyah di antara para fuqaha, khususnya para sahabat Nabi saw. seperti yang dinyatakan oleh Qadhi Iyadh dalam kitabnya Asy-Syifaa’. Nabi saw. bersabda, “Siapa saja yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Nabi Luth, maka bunuhlah keduanya.” (HR Al-Khamsah, kecuali an-Nasa’i)
Kemudian, sistem Islam juga akan menerapkan sistem pendidikan Islam yang kurikulumnya akan melahirkan generasi yang bertakwa dan takut kepada Allah Swt.. Bahagia mereka adalah rida Allah dan takut mereka adalah murka-Nya. Akan sulit ditemukan pribadi-pribadi yang berbuat semaunya dan tak mengindahkan aturan Allah sehingga tidak ada lagi penyimpangan seperti yang terjadi saat ini.
Selanjutnya adalah bagaimana Islam mengatur sistem informasi atau media. Media akan diatur sedemikian rupa oleh negara. Negara akan menayangkan konten-konten yang mendidik dan menjauhkan konten yang negatif. Para pelaku L687 takkan diberikan ruang untuk berekspresi apalagi berkampanye di media (termasuk media sosial). Sanksi tegas menanti siapa pun yang melanggarnya.
Khatimah
Solusi satu-satunya agar kita terbebas dari perilaku menyimpang ini adalah tidak lain dengan mengembalikan aturan kepada Allah Swt. dengan menerapkan aturan Islam secara kafah. Islam mengatur pemenuhan kebutuhan naluri melestarikan keturunan pada jalan sesuai fitrah manusia. Islam yang indah dan tinggi, ketika menancap kuat dalam jiwa dan akal individu akan membuat mereka menemukan bahagia dalam ketaatan. Bukan dengan kebebasan seperti L687 yang sejatinya adalah bentuk pencarian bahagia yang salah. Tabiat penciptaan manusia adalah berkembang biak dan tumbuh. Bagaimana mungkin hubungan sesama jenis menghasilkan keturunan? Yang ada hanyalah malapetaka.
Wallahu a’lam. CM/NA]