Kota Metropolutan: Bekasi Dikepung Polusi

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Hessy Elviyah, S.S.
(Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com)

CemerlangMedia.Com — Sungguh ironis nasib Bekasi, kota satelit ini menjadi “neraka” bagi penghuninya. Kota yang tampak megah dan hampir serupa dengan Ibu Kota Negara ternyata menyimpan segudang permasalahan di daerahnya. Mulai dari kriminalitas tinggi hingga polusi dari semua arah.

Polusi menjadi persoalan yang tak kalah pelik karena menyangkut kesehatan warga Bekasi. Ancaman morbiditas dan mortalitas tengah membidik Bekasi akibat polusi yang tak kunjung mendapatkan penyelesaian. Kini, polusi merupakan “virus baru” bagi warga setelah perginya virus Covid-19. Penyakit seolah enggan hilang dari Bumi Bekasi.

Dalam pemberitaan Detiknews.com (13-8-2023) bahwa Kali Bekasi tercemar sehingga menyebabkan terganggunya pasokan air bersih di Bekasi. Hal ini diduga Kali Bekasi tersebut tercemar limbah dari 3 perusahaan yang berlokasi di daerah Bogor. Pada (24-8-2023) Tribunnews.com juga memberitakan kondisi udara Bekasi yakni pada tingkat tidak sehat. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dilansir dari aplikasi IQAir bahwa kualitas udara skalanya 152 PM2.5, kelembaban 43 persen, dan suhu 30°C pada Kamis (24-8-2023). Sedangkan kondisi tanah di Bekasi pada 2019 sempat membuat heboh warga lantaran Viva.co.id (15-1-2019) mengabarkan tiga orang anak yang terkelupas kakinya setelah menginjak tanah di di Kampung Kramat Blencong, Desa Segara Makmur, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Tanah tersebut diduga tercemar limbah.

Dikutip dari Detikhealth.com, banyak penyakit yang bisa disebabkan oleh polusi air ini, di antaranya diare, kolera, disentri, hepatitis A, keracunan timbal serta polio. Sedangkan pada polusi udara, dari Halodoc.com, penyakit yang ditimbulkan selain menyebabkan gangguan pada fungsi paru-paru, juga dapat menyebabkan gangguan pada mata sehingga dapat menyebabkan kelahiran prematur. Dan dampak buruk dari pencemaran tanah, berdasarkan informasi dari Gramedia.com, antara lain dapat menyebabkan kerusakan. Selain berdampak buruk pada kesehatan manusia, juga berdampak buruk bagi lingkungan hidup.

Limbah pabrik nakal yang menjadi faktor tercemarnya Bekasi seolah tidak pernah tersentuh hukum. Padahal ulah mereka jelas mengancam kesehatan bahkan menyebabkan kematian warga. Akibatnya, kenakalan pabrik itu terus-menerus dilakukan, sementara rakyat terus-menerus mendapatkan dampak buruk polusi.

Metropolutan di Bekasi merupakan bukti bahwa negara lalai dalam mengedukasi pendirian pabrik beserta ketentuan-ketentuannya dalam mengelola dan membuang limbahnya. Walaupun terdapat beberapa peraturan terkait pengelolaan limbah industri, tetapi sangat lemah dalam menjalankan peraturan tersebut. Terlebih tidak adanya pengawasan dan tidak tegasnya sanksi dari negara sehingga para pemilik pabrik nakal itu sesuka hati membuang limbah pabriknya ke air, udara, dan tanah.

Potret Kelam Kapitalisme

Pendirian pabrik pada awalnya mengajukan izin dengan menyanggupi untuk memenuhi syarat-syarat keamanan lingkungan, tetapi pada praktiknya itu tidak dilakukan. Pemerintah kalah dengan kapitalis. Pun, pengaturan kendaraan yang beremisi juga tak dilakukan. Sebagai contoh, seharusnya kendaraan-kendaraan yang sudah tua dan sudah mengeluarkan banyak emisi tidak boleh beroperasi, termasuk kendaraan umum. Belum lagi gaya hidup konsumtif, yakni masyarakat harus punya kendaraan pribadi. Namun, tuntutan untuk mempunyai kendaraan pribadi pun disebabkan karena buruknya fasilitas transportasi umum yang ada.

Penanganan polusi udara dan air serta tanah, semestinya membutuhkan solusi skala yang lebih luas karena kemunculan dampak biasanya jauh dari sumber pencemar itu sendiri. Maka penyelidikan sumber pencemaran harus dilakukan secara menyeluruh, tidak cukup hanya diberikan solusi jangka pendek seperti hujan buatan hasil modifikasi cuaca pada kasus polusi udara meskipun hal tersebut juga berkontribusi mengurangi efek negatif polusi. Namun, penegakkan standar pendirian pabrik yang ramah lingkungan harus ketat karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Siapa pun yang melanggar diberi tindakan hukum yang menjerakan.

Di sisi lain, masih bergantungnya masyarakat kepada air sungai untuk mandi ataupun mencuci perlu dikaji. Apakah masyarakat tinggal di area terlarang sempadan sungai ataukah pemerintah yang lalai dalam penyediaan infrastruktur air bersih di pemukiman warga.

Inilah potret kelam sistem kapitalisme yang saat ini diemban dunia, termasuk negara ini. Sistem rusak yang dapat merusakkan seluruh lini kehidupan manusia, alam, dan seluruh penduduk bumi sehingga membawa seluruhnya ke arah kegelapan. Hegemoni kapitalisme terus menggerakkan rodanya dengan menggilas nyawa-nyawa manusia karena hanya dengan itu mereka mampu mempertahankan eksistensinya. Sistem kapitalisme menafikan rasa kemanusiaan demi pundi-pundi materi yang mereka tumpuk di kantong-kantong mereka.

Untuk melawan hegemoni kapitalisme ini diperlukan sebuah sistem yang kuat, kokoh, dan sempurna. Sistem itu tidak lain adalah sistem Islam. Islam telah terbukti selama berabad-abad lamanya mampu menjamin kesejahteraan dan keselamatan rakyatnya.

Dalam Islam, adanya pabrik-pabrik yang mencemari lingkungan hingga menimbulkan kemudharatan (kerugian) adalah sesuatu yang diharamkan. Ini adalah bahaya yang harus dicegah oleh negara. Sebagaimana Rasulullah saw. dengan tegas melarang segala hal yang menimbulkan bahaya. Hal ini termaktub dalam sebuah hadis riwayat Imam Malik,“Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang lain.” (HR Imam Malik)

Seperti dicontohkan Rasulullah saw. ketika Perang Tabuk. Beliau pernah melarang para sahabat untuk menggunakan air dari Sumur Hijr karena dianggap berbahaya. Beliau juga pernah melarang para Sahabat untuk keluar pada malam hari tanpa ada yang menemani. Beliau melakukan itu semua karena mengetahui akan bahaya yang menimpa kaum muslimin jika melakukan tindakan tersebut.

Seperti inilah sejatinya seorang pemimpin, tegas dalam melindungi rakyatnya. Dalam Islam, sebagaimana sabda Rasulullah saw. bahwa Al imam (pemimpin) itu laksana junnah (perisai), dibelakangnya orang-orang berperang dan kepada dirinya mereka berlindung. Hadis ini diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim.

Perbedaan Pemimpin Islam dan Pemimpin dalam Sistem Demokrasi

Inilah perbedaan kontras pemimpin dalam sistem Islam dan pemimpin dalam sistem kapitalisme. Dalam sistem kapitalisme dengan sistem pemerintahan demokrasi, —walaupun selalu didengungkan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat—, tetapi pada faktanya, rakyat tak kuasa ketika penguasa ataupun wakil rakyat mengesahkan undang-undang yang merugikan dan merampas hak-hak rakyat. Pengusaha dalam sistem kapitalisme demokrasi menternak penguasa-penguasa boneka untuk melanggengkan usahanya dengan imbalan memberikan dukungan politik yang notabene biaya politik demokrasi sangat mahal. Jelas, rakyat menjadi korban persekongkolan penguasa dan pengusaha.

Maka dari itu, menerapkan sistem Islam sangat penting karena hanya dengan sistem inilah keselamatan dan kesejahteraan rakyat akan terjamin. Tidak akan ada lagi polusi yang mencemari lingkungan yang bisa membahayakan karena sanksi Islam kepada pelaku kejahatan tegas dan membuat jera. Selain itu, dengan diterapkannya Islam secara kafah akan muncul pemimpin dan umat yang bertakwa sehingga keberkahan hadir menaungi negeri ini sebagaimana firman Allah Swt.,

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-A’raf: 96)

Dengan demikian, solusi tuntas mengatasi kepungan polusi adalah dengan kembali kepada Islam. Islam yang menjadi rahmatan lil alamin. Wallahu a’lam. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *