Mabuk Kecubung, Generasi Makin Nggak Nyambung

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Neti E
(Ibu Rumah Tangga)

“Negara dengan sistem Islam tidak akan memberi peluang sedikit pun bagi akses kemaksiatan. Negara akan memberi sanksi bagi pengguna maupun pengedar obat-obat yang memabukkan.”


CemerlangMedia.Com — Kabar dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 47 orang harus dirawat di rumah sakit jiwa lantaran mengonsumsi bunga kecubung. Para korban bukan hanya berasal dari daerah Banjarmasin, tetapi juga l dari beberapa tempat lain, seperti Banjar Baru, Banjar, Kabupaten Kapuas, dan lain-lain (kompas.id, 13-07-2024).

Bahkan, dikabarkan bahwa seorang laki-laki dan perempuan akhirnya meninggal setelah beberapa hari menjalani perawatan di RSJ Sambang Lihum. Keduanya dirawat lantaran mengonsumsi oplosan kecubung dengan alkohol dan obat-obatan (kompas.com, 10-07-2024). Disinyalir, racikan kecubung yang beredar bukan hanya berbentuk serbuk, tetapi juga berbentuk rokok lintingan.

Pada dasarnya, kecubung adalah tanaman obat. Beberapa manfaat dari penggunaan daun kecubung untuk pengobatan adalah meredakan kulit bengkak, reumatik, keseleo, sembelit, dan menghilangkan ketombe pada rambut. Tanaman kecubung mengandung metil kristalin yang apabila dikonsumsi mampu menciptakan efek relaksasi, semacam obat penenang.

Kandungan senyawa kimia alkaloid yang terdiri atas atropin, hiosiamin, dan skopolamin mampu memberikan efek antikholinergik. Bahkan, konon katanya, kecubung mampu memberi efek memabukkan yang lebih dahsyat dibanding ganja. Oleh karena itu, Mabes Polri dan Badan Narkotika Nasional (BNN) pernah mengusulkan kecubung untuk dimasukkan ke dalam 15 daftar tanaman narkotika.

Kecubung juga memiliki efek halusinogen yang kuat. Selain halusinasi, mengonsumsi kecubung dapat menghilangkan kesadaran, bahkan kematian. Kecubung kerap disalahgunakan sebagaimana zat aditif lainnya. Kemungkinan besar, para korban yang mengonsumsi kecubung berharap mendapat efek mabuk, seperti ketika mengonsumsi zat-zat aditif dan narkotika.

Halusinasi, Generasi Hilang Visi

Mabuk kecubung hanyalah salah satu kasus dari banyak kasus mabuk lainnya yang sering terjadi. Bukan hanya dialami oleh remaja dan orang dewasa, kasus mabuk pun kerap ditemukan pada anak usia sekolah dengan menggunakan media sederhana, seperti lem, obat sakit kepala dengan dosis lebih, atau obat yang dicampur (dioplos) dengan soda atau minuman peningkat stamina.

Mabuk biasanya menjadi pilihan ketika ada kecemasan, tekanan, atau kesedihan. Mabuk menjadi sarana untuk melupakan permasalahan hidup. Seseorang yang mabuk dapat melupakan kegalauan, kegagalan, dan tekanan hidup sehingga merasa lebih tenang dan bahagia.

Dari efek mabuk kecubung dapat diambil gambaran bahwasanya generasi hari ini telah hilang haluan. Mereka kehilangan visi sebagai generasi penerus dalam estafet pembangunan bangsa. Pemuda yang seharusnya menjadi generasi penerus yang kuat, justru lemah dalam menghadapi problematika kehidupan. Pemuda sudah tidak lagi fokus pada kearifan kehidupan, tetapi justru mengejar kepuasan dan kebahagiaan semu yang sesaat.

Lemahnya generasi ini tidak lepas dari abainya pemerintah dalam me-riayah rakyatnya. Pemerintah tidak memberikan fondasi pendidikan yang kuat sehingga generasi yang terlahir berjiwa lemah. Pemerintah juga dinilai tidak mampu memberikan kesejahteraan sehingga rakyat berupaya mencari solusi kebahagiaan instan dengan media apa pun yang dapat digunakan.

Islam Melindungi Generasi

Sebagai agama, Islam mampu memberikan solusi terhadap permasalahan dari tingkat hulu hingga ke hilir. Islam memberikan perlindungan berlapis dan komprehensif dalam menjaga generasi sehingga jauh dari pengaruh narkotika.

Dokter Toreni Yurista dalam tulisannya merinci cara-cara mencegah penyalahgunaan obat terlarang di dalam Islam dengan tiga lapisan perlindungan. Perlindungan diri, perlindungan lingkungan, dan perlindungan negara.

Dalam lapisan perlindungan diri, Islam menghadirkan empat aspek.

Pertama, Islam mengajarkan individu memahami arti kebahagiaan sejati, yakni kebahagiaan didapat dengan mencari rida Allah.

Kedua, Islam mengajarkan individu untuk menyibukkan diri dengan urusan yang bermanfaat dan meninggalkan hal yang sia-sia.

Ketiga, Islam memperbolehkan individu untuk mencari kesenangan dengan bercanda ria atau berlibur sebagai sarana healing.

Keempat, sebagai benteng terakhir pertahanan diri, individu diajarkan untuk bersandar dan berinteraksi dengan Zat Yang Maha Kuasa ketika dilanda masalah, saat mengalami kecemasan, dan frustasi. Meyakini adanya qada dan qadar serta yakin bahwa semuanya berasal dari Allah Swt..

Lapisan perlindungan kedua hadir dari elemen lingkungan, baik itu keluarga maupun masyarakat. Di dalam Islam, anggota keluarga memiliki kewajiban untuk melindungi keluarganya. Dalam keluarga, anggota keluarga menjadi pihak yang harus memberikan pertolongan pertama saat terlihat ada gangguan jiwa pada salah satu anggotanya.

Apabila kemudian keluarga tidak dapat menyelesaikan, maka pertolongan harus dihadirkan dari elemen masyarakat. Sebab, Islam mengibaratkan kaum muslim sebagai satu tubuh, bilamana yang satu sakit, maka yang lain turut merasakan sakit.

Perlindungan lapisan ketiga hadir dari elemen negara sebagai pe-riayah urusan umat. Negara wajib menjamin kehidupan rakyat agar tidak ada peluang munculnya rakyat yang menderita. Dalam Islam, negara akan mencukupi kebutuhan rakyat, mulai dari kebutuhan pokok, sandang, pangan, papan, hingga kebutuhan akan pendidikan serta kesehatan raga dan jiwa.

Negara dengan sistem Islam tidak akan memberi peluang sedikit pun bagi akses kemaksiatan. Negara memberi sanksi bagi pengguna maupun pengedar obat-obat yang memabukkan.

Negara juga hadir memberikan rehabilitasi bagi individu yang terlanjur terjerat obat-obatan. Sebagaimana diketahui, peradaban Islam merupakan pionir pembangunan rumah sakit jiwa sebagai tempat pengobatan gangguan kejiwaaan.

Demikianlah, sebaik-baik penjagaan Islam untuk generasi. Generasi yang tangguh dan sehat jiwanya sangat diperlukan untuk keberlangsungan kesejahteraan negara. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *