Makan Mikroplastik, Enggak Bahaya Tah?

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Irma Sari Rahayu

“Prinsip riayah atau mengurus rakyat dengan sungguh-sungguh sepatutnya ada pada diri pemimpin negeri sebagai wujud tanggung jawab dan kasih sayang terhadap warga yang menjadi amanahnya.”


CemerlangMedia.Com — Hai, Guys! Kita semua tahu, ya, kalau dalam kehidupan sehari-hari suka menggunakan barang-barang dari plastik atau membeli makanan dan minuman yang menggunakan kemasan dari plastik. Akan tetapi, kamu tahu enggak, kalau masyarakat negara paling banyak mengonsumsi plastik dalam bentuk partikel kecil? What? Kok bisa?

Sebuah studi yang dipublikasikan oleh jurnal Environmental Science & Technology pada (24-4-2024) lalu, para peneliti mengungkap bahwa masyarakat Indonesia mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan. Setelah Indonesia, di posisi kedua dan ketiga adalah Malaysia dan Filipina.

Jumlah tersebut terus bertambah sebesar 59 kali lipat selama tahun 1990—2018. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan konsumsi mikroplastik negara adidaya saat ini, AS hanya mengonsumsi sebesar 2,4 gram perbulan (CNBCIndonesia.com, 3-6-2024). Wah, ternyata tanpa disadari, setiap hari kita makan plastik, lo, Guys.

Penelitian yang dilakukan oleh Cornell University memetakan serapan mikroplastik di 109 negara. Ternyata, masyarakat di negara Asia Tenggara adalah konsumen terbesar di dunia. Nah, masyarakat Indonesia berada di urutan puncak dari negara Asia Tenggara tersebut karena mengonsumsi mikroplastik yang berasal dari ikan dan makanan laut (HaiBunda.com, 8-7-2024).

Life Style dan Buruknya Pengelolaan Sampah Plastik

Guys, kita tidak bisa memungkiri bahwa penggunaan plastik menjadi sebuah kebiasaan di negeri ini. Gaya hidup serba praktis dan didukung industrialisasi menjadikan produk-produk plastik membanjiri pasaran. Hayo, siapa di antara kamu yang suka beli bakso dibungkus plastik? Hehe, itu baru contoh kecil.

Kalau dibandingkan dengan zaman orang tua kita waktu kecil, kemasan makanan masih menggunakan bahan alami. Daun pisang, daun jati, dan kertas digunakan untuk membungkus makanan, sedangkan minuman, biasanya menggunakan bambu, tempurung kelapa, atau kendi sebagai wadahnya. Guys, jangan dibayangkan zaman dahulu ada jajanan serba praktis seperti sekarang, ya. Kalaupun ada, sangat jarang.

Ketika zaman makin modern, kehidupan manusia pun jadi berubah. Adanya tuntutan bergerak dinamis dan cepat, akhirnya berimbas pula kepada pengembangan teknologi untuk membuat wadah makanan dan minuman yang bisa dibawa, praktis dan bisa digunakan sekali pakai. Akhirnya muncul deh, wadah-wadah dan kemasan produk dari plastik.

Akan tetapi, banjirnya produk plastik, terutama di negara berkembang, enggak diimbangi dengan teknologi untuk menanganinya. Jadilah sampah plastik menggunung karena enggak bisa cepat terurai secara alami. Imbasnya, pencemaran tanah dan air enggak bisa dihindari.

Produk plastik ini kemudian mengeluarkan partikel mikroplastik ketika digunakan, misalnya ketika kamu menyeduh teh celup dengan air panas atau menyeduh kopi menggunakan gelas kertas, dll.. Mikroplastik inilah yang tanpa sadar masuk ke tubuh kita atau ikan jika air lautnya tercemar limbah plastik. Ngeri, kan?

By the way, mikroplastik itu apa, sih? Mikroplastik adalah partikel plastik yang diameternya kurang dari 5 mm. Kecil banget, ya. Mikroplastik inilah yang dilepas oleh sampah plastik pada saat terurai. Ia bisa masuk ke perairan melalui air hujan, kemudian dimakan oleh plankton. Ketika plankton dimakan oleh ikan, maka ikan pun tercemar mikroplastik di dalam tubuhnya. Nah, kalau kita makan ikan, mikroplastik akan masuk ke tubuh dan terakumulasi.

Sistem kapitalisme telah mengalihkan pandangan manusia dari hidup sehat. Tuntutan mengejar materi, persaingan, dan serbuan gaya hidup dari Barat membuat masyarakat tidak aware terhadap kesehatan dan keselamatan diri. Apalagi tuntutan industrialisasi dan kebijakan perdagangan yang dipaksakan oleh negara maju kepada negara berkembang, makin bertambahlah produk-produk tak ramah lingkungan ini membanjiri negara kita.

Sayangnya, penelitian untuk mengungkap bahaya mikroplastik bagi kesehatan tubuh masih sedikit. Namun, dari hasil penelitian yang berhasil dilakukan, mikroplastik ini bisa menimbulkan efek yang serius, lo, untuk tubuh, seperti memicu reaksi alergi, penyakit berbahaya, kerusakan sel, gangguan metabolisme tubuh, dan gangguan hormon dalam tubuh. Hii, ngeri, ya!

Bijak Menggunakan Plastik!

Serbuan barang-barang plastik saat ini sudah makin luar biasa, Guys. Selain barang lokal, banyak banget, lo, yang impor dengan harga murah. Peran negara menjadi kunci untuk melindungi warganya dari bahaya plastik ini. Kebijakan mengurangi impor produk-produk yang berbahan plastik salah satunya. Negara bisa saja melarang impor produk plastik, kecuali untuk jenis yang sangat dibutuhkan dan urgen, misalnya alat kesehatan.

Negara juga bisa melarang penggunaan kemasan plastik untuk makanan dan minuman sambil mendorong para ilmuwan untuk mengembangkan teknologi yang bisa membuat kemasan berbahan ramah lingkungan dan enggak berbahaya jika digunakan. Selain itu, negara juga seyogianya menyiapkan teknologi pengolahan plastik sehingga limbah plastik dapat diolah untuk dimanfaatkan kembali.

Prinsip riayah atau mengurus rakyat dengan sungguh-sungguh sepatutnya ada pada diri pemimpin negeri sebagai wujud tanggung jawab dan kasih sayang terhadap warga yang menjadi amanahnya. Prinsip ini mengacu kepada hadis Rasulullah saw. yang berbunyi,

Dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinan Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang lain.” (Hadis hasan riwayat Ibnu Majah, Ad-Daraquthni dan yang lain).

So, sebisa mungkin kita menghindari penggunaan barang plastik, terutama sebagai wadah makanan atau minuman. Kalau mau menggunakan, pastikan produknya aman untuk makanan (food grade). Yang paling penting adalah mengingatkan kepada pemimpin negeri ini agar membuat kebijakan yang tepat terhadap produk plastik untuk melindungi warganya.[]
Wallahu a’lam [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *