Meniti Jalan Panjang Menuju Eliminasi Tuberkulosis

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Sari Chanifatun

CemerlangMedia.Com — Tuberkulosis (TB) bisa menjadi petaka yang mengintai kesehatan di Indonesia. Dalam hal ini, Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) memberi keterangan, “Setidaknya ada 16 orang meninggal setiap jam akibat tuberkulosis dan Indonesia menempati peringkat kedua kasus TB terbanyak. Kasus barunya pun meningkat jadi lebih dari 1 juta kasus per tahun.”

Ungkapan kekhawatiran Erlina Burhan sangat beralasan. Pasalnya, fasilitas obat, alat diagnostik, jenis kuman, serta terapi jangka pendek tidak membuat kasus TB menurun secara signifikan. Problem rendahnya kepatuhan pasien TB dalam pengobatan dan kurangnya kesadaran setiap pasien, butuh kolaborasi semua pihak. Hal ini bukan semata tanggung jawab orang kesehatan saja, tetapi butuh harmonisasi semua lini yang terstruktur, masif, dan terarah.

Perlu pula edukasi agar masyarakat sadar sehingga mengubah stigma sosial yang dihadapi pasien TB berupa diskriminasi, kehilangan kesempatan untuk belajar, bekerja, dan bermasyarakat. Lebih lanjut Erlina menambahkan, dalam kondisi darurat saat ini, Indonesia diharapkan memiliki target eliminasi TB tahun 2030, seiring dengan program global WHO, yaitu the End TB Strategy (liputan6.com, 17-2-2024).

Sebuah upaya yang dilakukan pemerintah dalam program The End TB Strategy, di antaranya dengan vaksinasi untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity). Suntikan ini bertujuan agar seseorang tidak mudah terinfeksi atau jika terinfeksi pun tidak mengakibatkan sampai parah. Akan tetapi, nyatanya, banyak kalangan menilai vaksin BCG sudah tidak efektif.

Tampaknya, pemerintah kurang memahami polemik yang dihadapi. Persoalan TB di negara ini bukan hanya karena kurangnya daya tahan tubuh yang dimiliki masyarakat, melainkan harus ada cara untuk memutus rantai penularan karena ksus ini sudah menjadi persoalan yang sistemik.

Bukan Hanya Vaksin untuk Bisa Sehat

TB sudah dikenal oleh dunia sebagai penyakit menular yang mematikan. Penyebab penyakit ini karena adanya infeksi yang ditimbulkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis (M. tb). Virusnya bisa ditransmisikan lewat udara, melalui batuk, bersin-bersin, atau hanya berbicara dengan penderita.

Dalam kondisi tubuh yang prima atau sehat, bakteri mycobacterium tuberculosis ini tidak menyebabkan sakit. Bakteri akan tetap dalam kondisi dormant (tidur) karena telah mendapat penolakan dari imun tubuh. Artinya, sistem kekebalan tubuh akan memberikan perlindungan dari serangan virus tersebut.

Namun, kemiskinan membuat rakyat sulit mewujudkan kehidupan yang ideal sebagai imbas dari sistem ekonomi kapitalisme. Sistem ini menjadikan masyarakat —tidak lebih— seperti mesin ekonomi penghasil cuan. Masyarakat dijadikan sasaran pasar dan buruh murah bagi para elite pemilik modal. Alih-alih bisa memenuhi kebutuhan tubuh yang normal agar tercipta jasmani yang sehat, untuk mendapatkan kebutuhan pokok berupa sandang, pangan, dan papan secara layak untuk seluruh keluarga sangat sulit.

Sistem ekonomi kapitalisme menjadikan setiap orang bebas tanpa hambatan menempuh cara apa saja tanpa mengenal sebab-sebab kepemilikan. Mereka mngabaikan urusan agama, moral, keharmonisan sosial, bahkan martabat setiap komponen masyarakat.

Pengaturan yang Ideal dari Sistem Ekonomi Islam

Peran pemerintah dalam hal ini tidak hanya mengerucut pada persoalan memutus penyebaran penyakit, perlu adanya perubahan yang menyeluruh dan sistemik. Sistem negara yang bisa menjaga manusia menjalankan amanahnya, baik sebagai pemimpin maupun pejabat yang mengatur kewenangan.

Sistem ini juga menjaga martabat pemimpin sebagai pelindung dan pemelihara bagi rakyatnya agar mudah mendapatkan hak-haknya, seperti kesehatan, kebutuhan pangan, perumahan, dan pendidikan. Selayaknya, masyarakat bangkit dengan memiliki pola pikir dan pola sikap Islam agar tercipta perubahan yang mendasar dalam sistem bermasyarakat dan bernegara.

Sistem ekonomi dalam Islam dijalankan dengan berpedoman pada akidah, syariat, dan akhlak. Atas dasar keyakinan bahwa Allah adalah Pengatur bagi seluruh manusia dan semesta alam. Menjalankan sistem ekonomi Islam berarti menjalankan seluruh aturan berdasar syariat Islam dengan akhlak yang juga telah diatur di dalamnya. Pemimpin dalam Islam harus mengatur seluruh kepentingan rakyatnya, bertumpu pada hukum Islam, bukan selainnya, apalagi hukum buatan manusia.

Sistem ini bertujuan untuk kesejahteraan bagi masyarakat, mencakup material, spiritual, moral, serta dipastikan mampu memberi rasa keadilan terhadap seluruh masyarakat. Selain itu, sistem ekonomi Islam juga mampu menciptakan kondisi sosial yang kondusif.

Konsep dalam sistem Islam memberi kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha memanfaatkan secara maksimal dan universal sumber daya alam bagi kepentingan masyarakat. Pengaturan dalam sistem ekonomi Islam memiliki asas sebagai berikut:

Pertama, kepemilikan (milkiyah) yang telah diatur berdasarkan izin dari pembuat hukum, yaitu Allah Swt.. Kepemilikan ini terbagi atas kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara. Kedua, pengelolaan dan pemanfaatan kepemilikan (tasharruf al milkiyah) yang diatur dengan syariat Islam. Ketiga, distribusi harta kekayaan yang diatur dalam hukum Islam. Islam mengharamkan penimbunan barang, uang dan emas, serta menjaga manusia dari sifat bakhil dan kikir.

Wallahu a’lam bisshawwab. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *