Ngeri, L68T Sasar Pesantren

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Octha Dhika Rizky, S.Pd.
(Pendidik dan Aktivis Muslimah)

“Dalam sejarah Islam, pelaku L68T akan dihukum dengan cara dijatuhkan dari gedung paling tinggi. Hal ini tentu akan membuat orang menjadi jera untuk mengikuti jejak L68T tersebut.”


CemerlangMedia.Com — Virus lesbian, gay, biseksual, dan transgender (L68T) makin meresahkan. Makin lama keberadaan L68T makin liar saja. Kini virus ini telah menyasar dunia pendidikan. Bahkan, sekelas pesantren pun tidak luput dari ancaman kaum pelangi.

Sebelumnya telah viral kasus pel*c*han yang dilakukan oknum guru terhadap siswanya di salah satu sekolah ternama berbasis Islam di Sumatra Barat (Sumbar). Sebagaimana yang diberitakan dalam kompas.com (28-7-2024), dua guru di Kabupaten Agam, Sumbar, RA (29) dan AA (23) dipecat karena diduga menc*buli 40 siswanya.

RA dan AA yang diduga mengalami kelainan seksual dengan menyukai sesama jenis itu telah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi. Sungguh miris, seorang guru yang berkewajiban mendidik generasi justru memberikan luka dan trauma bagi anak didiknya.

Masih bertempat di Sumbar, nyatanya perilaku menyimpang L68T juga dilakukan para pelajar. Dilansir dari metropadang.co.id (8-8-2024), kasus penc*bulan terhadap pelajar laki-laki atau s*d*mi kembali terjadi di Kabupaten Agam. Setelah kasus dua oknum guru yang mel*c*hkan puluhan pelajar, kini pelajar senior meny*d*mi juniornya di salah satu sekolah berbasis Islam di Kecamatan Kamang Magek.

Dunia pendidikan makin tidak baik-baik saja. Bagaimana mungkin sekolah berlabel Islam bisa terpapar virus pelangi? Bagaimana kini peran guru yang harusnya mampu mencerdaskan kehidupan bangsa? Bagaimana pula nasib generasi penerus peradaban ke depannya?

Demokrasi Pro L68T?

Sistem demokrasi merupakan sistem pemerintahan di bawah naungan ideologi kapitalisme. Ideologi ini dibangun atas dasar ide sekularisme yang memisahkan antara agama dan kehidupan.

Selain itu, ideologi kapitalisme juga menganut paham liberalisme (kebebasan) dan menjadikan manfaat sebagai tolok ukur perbuatan. Oleh karena itu, tidak heran apabila sistem demokrasi pun mendukung segala hal yang mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi kepentingan mereka.

Penerapan demokrasi akan menjaga empat kebebasan dalam hidup manusia, salah satunya adalah kebebasan berekspresi. Salah satu bentuk ekspresi dari perilaku manusia berkaitan dengan orientasi seksual.

Dengan kata lain, demokrasi akan menjaga kebebasan seseorang dalam menentukan arah seksual yang diinginkannya. Oleh karena itu, wajar saja apabila dalam kehidupan demokrasi, ditemukan ragam manusia penyuka sesama jenis, mengubah gender, dan penyimpangan lainnya.

Penyimpangan yang dilakukan kaum L68T tidak akan pernah dianggap serius oleh rezim demokrasi. Bukannya dikecam, malah para pelaku diberi panggung agar tetap eksis. Alih-alih mendapat hukuman yang jera, justru komunitas L68T menjadi kelompok yang dilindungi dunia internasional dengan dalih hak asasi manusia.

Tidak hanya itu, bahkan komunitas ini juga mendapat kucuran dana dari organisasi global. Sebuah badan PBB, United Nations Development Programme (UNDP) diketahui menjalin kemitraan regional dengan Kedutaan Swedia di Bangkok, Thailand, dan USAID. Dana sebesar US$ 8 juta (sekitar Rp108 miliar) pun dikucurkan dengan fokus ke empat negara, yaitu Indonesia, Cina, Filipina, dan Thailand.

Kondisi ini sangat mengerikan. Ternyata Indonesia sebagai negara mayoritas muslim menjadi salah satu negara yang ditargetkan untuk penyuburan virus L68T. Sekarang virus tersebut juga sudah memasuki ranah Minang yang dikenal kental dengan nilai-nilai Islam.

Kaum pelangi pun makin melebarkan sayap dan menyelinap masuk ke dalam dunia pendidikan. Parahnya, mereka menyasar sekolah Islam untuk menghancurkan generasi muslim dan mencoreng citra Islam.

Islam Berantas L68T!

Islam adalah agama dan ideologi yang mengutuk keras paham L68T. Sebab, L68T sangatlah bertentangan dengan syariat Islam. Allah akan melaknat siapa saja yang menjadi pelaku dan pendukung L68T.

Bahkan, jauh sebelum Rasulullah diutus, nyatanya perilaku menyimpang L68T sudah pernah terjadi di masa Nabi Luth. Mereka juga dikenal sebagai kaum Sodom dikarenakan kebiasaan hubungan sesama jenis. Akibat dari kesombongan mereka kepada peringatan Allah dan Nabi Luth, akhirnya Allah menimpakan azab kepada kaum Tsamud berupa gempa bumi dan petir yang disertai dengan batu-batu besar.

Selain ancaman dosa dan azab dari Allah, ideologi Islam memiliki metode ampuh dalam memberantas L68T. Sebagai tindakan preventif, Islam mengedepankan peran keluarga dalam pembentukan karakter anak. Anak yang berkepribadian Islam tentunya hanya bisa dibentuk oleh orang tua yang paham dan memahamkan agama.

Selain itu, negara juga akan membekali individu dengan edukasi melalui sistem pendidikan Islam. Dengan demikian, akan terbentuk akidah yang kokoh dan kepribadian islami dalam diri generasi muslim.

Di samping itu, peran masyarakat juga tidak kalah penting. Dalam Islam, masyarakat akan terbiasa peduli kepada perilaku individu di sekitarnya. Amar makruf nahi mungkar akan selalu mewarnai kehidupan masyarakat Islam. Begitu pula negara, pemberlakuan sanksi yang tegas akan membuat perilaku L68T dapat ditumpas sampai tuntas.

Hukuman bagi pelaku L68T ditentukan berdasarkan keputusan khalifah. Dalam sejarah Islam, pelaku L68T akan dihukum dengan cara dijatuhkan dari gedung paling tinggi. Hal ini tentu akan membuat orang menjadi jera untuk mengikuti jejak L68T tersebut.

Sayangnya, penumpasan pelaku penyimpangan seksual tersebut tidak bisa ditempuh melalui jalur demokrasi. Buktinya, sistem demokrasi dengan sukarela mendanai komunitas L68T. Propaganda melalui media juga makin gencar mereka lakukan untuk mengkampanyekan ide sesat tersebut.

Sekarang saatnya umat kembali kepada tatanan kehidupan Islam. Sebab, hanya Islam yang mampu menghancurkan L68T beserta antek-anteknya. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *