Header_Cemerlang_Media

Papua Masih Membara, ke Mana Peran Negara?

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Hessy Elviyah, S.S.
(Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com)

CemerlangMedia.Com — Papua bergelayut nestapa. Tanah penghasil emas itu masih saja mencekam. Pasalnya, keamanan di sana tidak kondusif, suara tembakan senjata api sering terdengar, ada korban luka, ada pula yang tewas terkena tembakan.

Kejadian ini bukan sekali dua kali terjadi. Papua rentan kekerasan bersenjata sejak beberapa tahun terakhir. Bukan hanya prajurit terbaik negeri ini yang menjadi korban penyerangan, rakyat sipil, bahkan rumah sakit turut menjadi korban kebiadaban para teroris itu.

Seperti yang terjadi baru-baru ini, pesawat Wings Air IW 1646 ditembak orang tak dikenal (OTK) pada Sabtu (17-2-2024) sekitar pukul 13.20 WIT saat mendarat di Bandara Nop Goliat Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua. Pesawat tersebut terkena tembakan di sisi sebelah kiri hingga menembus ke dalam badan pesawat. Tidak ada korban jiwa dalam insiden penembakan tersebut, tetapi prajurit TNI, Pratu Ongen mengalami luka lecet akibat terkena pecahan dinding pesawat (Tribunnews.com, 17-02-2024).

Sehari sebelumnya, orang tak dikenal (OTK) juga menembaki pesawat Asian One Air dengan nomor seri PK-LTF. Kejadian tersebut terjadi saat pesawat mendarat di Distrik Beoga, tepatnya di Bandara Milawak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Tembakan tersebut dibalas oleh TNI-POLRI, beruntung tidak ada korban jiwa ataupun luka-luka. Tembakan hanya mengenai badan pesawat bagian belakang (Tribunnews.com, 17-02-2024).

Demikianlah kondisi Papua, dua hari berturut-turut menjadi target penembakan pria misterius atau OTK sekaligus Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Kekerasan demi kekerasan terus berlanjut di tanah cendrawasih ini, nyaris tidak ada solusi yang berarti dari negara ini.

Masalah Kompleks Papua

Tidak dapat dimungkiri, keberadaan KKB yang sudah berlangsung puluhan tahun membuat Papua terus membara. Sepanjang 2023, konflik Papua ini tercatat 73 orang tewas yang meliputi 23 anggota TNI-POLRI, 37 warga sipil dan 19 orang dari KKB. Hal ini terungkap pada catatan akhir tahun Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz 2023 (Kompas, 25-12-2023).

Kekerasan di Papua terus terjadi akibat buruknya pelayanan pemerintah terhadap Papua. Bahkan, sebagian warga Papua merasa Indonesia sedang menjajah wilayahnya. Mereka tidak merasa menjadi bagian dari Indonesia sehingga munculah gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang tujuannya ingin melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal inilah yang membuat permasalahan rumit dan pelik.

Ditambah lagi ketimpangan kesejahteraan dan pembangunan yang melanda Indonesia timur, khususnya Papua yang masih berada di urutan 1 termiskin di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik 2023, tingkat kemiskinan Papua berada di 26.80%, disusul Papua Barat yang berada di 21.43%. Itu artinya, kekayaan tambang Papua yang berupa emas, perak, tembaga, kayu, dan hasil hutan lainnya tidak dinikmati oleh warga setempat.

Sementara itu, tambang emas terbesar di Indonesia ada di Papua, tetapi di bawah kuasa PT. Freeport. Perusahaan tambang milik Amerika inilah yang menguasai harta karun tanah Papua sehingga rakyat di sana seolah dianaktirikan oleh Indonesia. Atas nama investasi, dengan bermodalkan undang-undang yang dibuat pemerintah, Amerika dengan mudahnya mengeruk bumi Papua tanpa peduli masyarakat asli yang jatuh dalam kubangan kemiskinan.

Mirisnya lagi, sebanyak 314.606 anak tidak sekolah. Mereka tersebar di empat provinsi yang baru dimekarkan, yakni Papua tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya. Data ini merupakan kajian dari peneliti demografi Universitas Papua, Agus Samule (Kompas.id, 24-09-2023), padahal pendidikan adalah modal besar untuk mengelola sumber daya alam (SDA) yang ada di bumi mereka. Seolah kesengajaan, pembangunan infrastruktur tidak bisa menaklukkan kondisi geografis Papua yang berupa gunung sehingga sulit untuk mobilitas warga, termasuk mengakses pendidikan dan kesehatan.

Adanya otonomi daerah tidak lantas membuat daerah ini sejajar dengan daerah lainnya di Indonesia. Sebab, perilaku korup para pejabatnya masih menggurita. Walaupun mereka putra daerah, tetapi nyatanya perilaku hedon dan tidak amanah terhadap tanggung jawabnya menjadikan Papua tetap menjadi daerah yang terpinggirkan.

Merdeka dari Indonesia bukan Solusi

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) adalah nama lain dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang kerap melakukan teror di Papua. Akan tetapi, negara tidak bisa tegas terhadap organisasi ini. Pasalnya, konflik di Papua menjadi perhatian internasional.

Jika pemerintah bertindak tegas, bukan mustahil akan mendapatkan sanksi internasional, seperti saat menangani Timor Leste dahlu, sebab dianggap melanggar HAM. Jika demikian, negara adidaya seperti Amerika akan turun tangan, begitu pula Australia yang jelas-jelas mendukung kemerdekaan Papua.

Sejatinya, kemerdekaan yang diminta oleh kelompok Papua merdeka adalah kemerdekaan semu. Sebab, hanya berdasar pada kesukuan semata, mutu ikatannya lemah, temporal, dan bersifat emosional. Papua akan makin tak berdaya, sebab negara-negara rakus tersebut akan sangat mudah merampok kekayaan alamnya.

Demikianlah ketika mabda kapitalisme diterapkan, Papua yang kaya-raya menjadi miskin dan tidak bisa berbuat apa-apa terhadap kekayaannya. Ironisnya, negara justru merestui negara asing untuk mengeruk keuntungan di atas bumi Papua.

Islam Solusi Papua

Islam meniscayakan perlindungan kepada seluruh warganya. Begitu pula dengan mengurusi rakyatnya, tidak akan ada perbedaan antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Pembangunan harus merata, baik sekolah, kesehatan, keamanan, dan yang lainnya. Hal ini seperti sabda Rasulullah saw, ” Tidak ada kelebihan orang Arab dari yang bukan Arab, yang bukan Arab dari orang Arab, yang berkulit merah dari yang berkulit hitam, dan yang berkulit hitam dari yang berkulit merah, selain dari ketakwaannya.” (HR Ahmad).

Demikian pula kekayaan alamnya, Islam memastikan pengelolaan di bawah kuasa negara untuk dikembalikan kepada rakyat demi kesejahteraannya. Negara Islam tidak akan memberikan kuasa pengelolaan sumber daya alam kepada asing. Terlebih kepada negara yang jelas menjadi musuh Islam.

Lebih jauh, negara Islam akan memastikan kesejahteraan per individu. Negara akan memfasilitasi akses warga untuk mendapatkan kebutuhan pokok, tanpa diskriminatif. Dengan begitu, kesejahteraan akan digapai oleh Papua. Jika masih ada sekelompok orang yang memberontak, Islam akan menindak dengan tegas. Hal ini sesuai dengan syariat yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an,
“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS Al-Hujarat (49): 9-10).

Khatimah

Demikianlah ketika Islam mengatur negara ini. Memang, hanya Islamlah yang mampu menyelesaikan masalah Papua yang sistemis tersebut. Papua membutuhkan konsep hidup sahih yang sesuai dengan fitrah manusia, yaitu konsep hidup mabda Islam.

Oleh karena itu, tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah hidup, selain penerapan Islam secara kafah di bawah naungan Khil4f4h ‘ala min hajin nubuwah. Hanya dengan Islamlah, kesejahteraan hidup akan tercipta. Insyaallah. Wallahu a’lam. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tulisan Terbaru

Badan Wakaf Al Qur'an