Oleh. Yulweri Vovi Safitria
(Tim Redaksi CemerlangMedia.Com)
CemerlangMedia.Com — Sudah menjadi rahasia umum kala lebaran menjelang, ataupun hari raya dan tahun baru, harga sejumlah kebutuhan pokok akan melonjak naik. Bahkan terkadang stok di pasaran juga kurang, jika pun tersedia, namun dengan harga yang gila-gilaan. Menurut Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Ahmad, hal tersebut wajar terjadi, sebab adanya hukum ekonomi yang berlaku. Di mana meningkatnya permintaan sangat berpengaruh kepada harga. Apalagi sepert Kota Batam yang bukan daerah penghasil, namun berharap pasokan dari luar daerah.
Untuk mengatasi lonjakan harga, sejumlah Pemkot mengadakan bazar pasar murah. Seperti di Batam misalnya. Kegiatan pasar murah tersebut sedianya akan digelar pertengahan bulan puasa. Pelaksanaan pasar murah ini akan diselenggarakan di sembilan kecamatan mainland. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Jefridin Hamid pada Sabtu (1/4). (batampos.co.id, 2/4/2023).
Sementara itu, sejumlah harga kebutuhan pokok di Kota Malang, Jawa Timur, juga merangkak naik menjelang hari raya Idulfitri. Pemerintah Kota Malang akan menggelar operasi pasar murah mulai pekan depan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok. (kompas.id, 7/4/2023).
Sebuah “Tradisi”
Pertanyaannya, kenapa kenaikan bahan pokok menjelang lebaran terus terjadi? Bahkan seolah menjadi tradisi di tengah masyarakat. Menurut Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Eddy Junarsin, kenaikan harga bahan pokok terjadi akibat kebutuhan lebih tinggi daripada penawaran. Hal tersebut disampaikannya kepada Kompas.com, Sabtu (19/3/2022). Eddy menambahkan, bahwa logika ekonomi sederhana, yaitu ketika peningkatan permintaan lebih tinggi dari penawarannya, harga barang terdongkrak naik.
Hal senada disampaikan oleh Vera Ismainy, Media Relations Manager Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), ia mengatakan, lonjakan harga di setiap jelang Ramadan sampai lebaran, disebabkan oleh salah satunya karena kenaikan permintaan. Menurutnya tingginya konsumsi masyarakat di waktu sahur dan berbuka, menjadi penyebab tingginya permintaan, sementara produktivitas pangan di Indonesia secara umum belum optimal. Vera menambahkan, faktor eksternal, seperti perubahan iklim, naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) yang berdampak pada bertambahnya biaya transportasi, turut berkontribusi pada konsisten tingginya harga pangan. (cnbcindonesia.com, 20/3/2023)
Ekonomi Kapitalis
Berbagai alasan di balik kenaikan harga tentu lazim terjadi dalam sistem ekonomi kapitalis. Pengelolaan pasar yang diserahkan kepada pengusaha bukan penguasa menjadi sumber persoalan yang akan terus terjadi. Negara yang seharusnya mengelola, dan bertanggung jawab penuh dalam memenuhi kebutuhan rakyat, saat ini hanya berperan sebagai regulator. Negara tidak berperan dalam memberikan pelayan kepada masyarakat, seperti menjaga ketersedian kebutuhan pokok, dan menjaga harga-harga agar tetap stabil. Alhasil, lonjakan harga tidak bisa diatasi. Lalu apakah pasar murah solusinya?
Menurut Adam Smith, peletak dasar ekonomi kapitalis, mengatakan bahwa dalam ekonomi kapitalis berlaku hukum permintaan dan penawaran, di mana sifat keduanya itu saling berlawanan. Ketika permintaan barang di pasar lebih tinggi dari pasokannya, tidak semua permintaan itu—dengan harga alamiahnya—dapat terpenuhi. Akibatnya, sebagian mereka berupaya mendapatkan barang dengan menawarkan harga yang lebih tinggi. Secara otomatis, harga pasar barang itu pun naik melebihi harga alamiahnya.
Maka tidak heran, jika terjadinya kenaikan harga, negara tidak bisa mengatasinya, meski kebijakan, ataupun sidak sebagai langkah antisipasi, dan memastikan ketersediaan stok, ataupun himbauan untuk tidak menaikkan harga-harga dilakukan oleh pemerintah. Karena yang menguasai pasar bukanlah negara melainkan para pengusaha, dan pihak-pihak tertentu, yang memetik keuntungan dari naiknya harga.
Peran Negara dalam Islam
Dalam sistem Islam, negara memiliki peran utama dalam menjaga kesejahteraan rakyat. Begitu pula dalam menyediakan, menjaga, dan memastikan ketersedian stok pangan maupun kebutuhan pokok lainnya. Negara akan menindak para pelaku atau pemain yang melakukan kecurangan terhadap rakyat, begitu pula mereka yang berbisnis dengan rakyat.
Islam memandang bahwa pangan, dan kebutuhan pokok lainnya merupakan kebutuhan paling penting dan wajib bagi setiap individu, dan harus dipenuhi oleh negara. Dan seorang pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya jika terdapat rakyatnya yang kelaparan.
Negara menjamin ketersediaan pangan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat, mendorong peningkatan, dan inovasi terhadap penyediaan sumber pangan yang dibutuhkan, serta mengupayakan produksi bahan pangan secara mandiri, tanpa dipengaruhi oleh kepentingan pengusaha, melainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan rakyat semata.
Islam juga menjamin mekanisme pasar agar terlaksana dengan baik, memberantas para mafia pasar yang merugikan rakyat, seperti penimbunan barang, monopoli pasar, maupun penipuan, sehingga tidak ada lagi kecurangan. Oleh sebab itu dibutuhkan evaluasi terhadap pengelolaan bahan kebutuhan pokok masyarakat dengan penerapan sistem pengelolaan pangan berdasarakan aturan Islam. Sehingga kegiatan pasar murah sebagai solusi untuk menjaga kestabilan harga tidak perlu lagi dilakukan. Wallahu’alam bisshawab. [CM/NA]