Header_Cemerlang_Media

Remaja Nakal Kian Brutal dari Tawuran hingga Tindak Kriminal

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Neti Ernawati
(Ibu Rumah Tangga)

Dalam Islam, negara sebagai kontrol akhir dalam mengatur tatanan kehidupan dan menerapkan sanksi yang mampu memberikan efek jera. Hanya dengan sistem pendidikan Islam, tatanan aturan dan sanksi tegas sesuai syariat dapat dilakukan agar pemuda terhindar dari kerusakan.

CemerlangMedia.Com — Baru-baru ini viral sebuah video yang diduga adalah aksi tawuran. Dalam keterangan video, peristiwa tersebut terjadi di Boyolali, tepatnya di depan SPBU Sunggingan, Boyolali. Kasi Humas Polres Boyolali, AKP Arif Mudi mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan penyelidikan secara intensif mengenai kebenaran video tersebut, benarkah tawuran atau sekadar konten belaka (meteotvnews.com, 20-09-2024).

Di tempat yang berbeda, Kapolrestabes Semarang, Irwan Anwar di Mapolrestabes Semarang mengungkapkan adanya peningkatan kenakalan remaja dan sudah mulai merambah ranah kriminal. Dalam kurun waktu Januari hingga September 2024 saja, sudah terjadi 21 tawuran dengan 117 pelaku yang ditangkap. Gangster atau anggota geng tawuran banyak yang masih di bawah umur. Kasus tawuran antar gangster yang terakhir, bahkan menyebabkan terbunuhnya mahasiswa Udinus akibat salah sasaran (detik.com/jateng, 20-09-2024).

Sekularisme Penyebab Remaja Lemah Kontrol Diri

Tawuran di masa sekarang kebanyakan diawali dengan saling tantang di Instagram. Para pelaku yang terlibat tawuran biasanya memiliki akun media sosial untuk saling tantang. Para pelaku yang berhasil diinterogasi memberikan pengakuan bahwa mereka terlibat tawuran lantaran ada yang menantang di medsos.

Tantangan itu pun dipenuhi demi pamor atau harga diri. Hal yang lazim dilakukan oleh anak muda dengan ego yang sedang tinggi-tingginya. Namun, para pelaku tawuran yang notabene memiliki kondisi mental remaja yang masih labil dan juga anak di bawah umur yang masih bernyali kecil, biasanya melakukan aksi tawuran dalam kondisi terpengaruh minuman keras sehingga mampu tampil garang dan berani.

Secara teori, ada dua faktor yang menjadi penyebab terjadinya tawuran, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri remaja, seperti krisis identitas dan kurangnya kontrol diri. Krisis identitas dimaksudkan bahwa remaja belum memahami hakikat kehidupannya, yakni untuk apa dirinya diciptakan. Remaja yang secara fitrah masih labil, memiliki kontrol diri yang lemah terhadap emosi maupun naluri mempertahankan diri yang dimiliki.

Sementara faktor eksternal berasal dari luar, yakni masyarakat, lingkungan, tayangan media, dan kurangnya pengawasan orang tua. Tak ayal, kasus-kasus tawuran yang telah terjadi malah menjadi sumber inspirasi untuk melakukan tawuran.

Apabila dikaji lebih mendalam, tawuran pelajar ini merupakan akibat dari penerapan sistem sekuler kapitalisme. Sistem pendidikan sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan telah membuat remaja mengejar materi dan kepuasan pribadi.

Agama dianggap sebagai ritual dan tidak lagi menjadi pedoman hidup. Masyarakat pun hidup dengan kebebasan berperilaku dan cenderung mengikuti hawa nafsu dalam menyelesaikan masalah hidupnya. Sistem sekuler kapitalisme yang tidak memanusiakan manusia, telah merusak pemikiran dan budaya. Pemahaman ini menjadikan negara abai terhadap tugasnya membentuk generasi berperadaban mulia dan menyia-nyiakan potensi besar pemudanya.

Islam Solusi Generasi Berkepribadian Mulia

Islam memiliki sistem pendidikan yang mampu menghasilkan generasi berkepribadian mulia dan mampu mencegah generasi muda terjun menjadi pelaku kriminal. Islam bahkan, memberi aturan yang jelas tentang cara menjadi orang baik. Sistem pendidikan Islam yang holistik dengan kurikulum berbasis akidah Islam menjadikan tidak ada pemisahan antara ilmu agama dengan ilmu lainnya.

Pendidikan dalam sistem Islam didasari oleh akidah. Hakikat diciptakan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. dan segala konsekuensi atas perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawabannya.

Dalam Islam diajarkan juga batasan-batasan, baik dan buruk, serta halal dan haram yang berlaku untuk semua orang dan bukan ditentukan oleh pendapat pribadi. Jadi, kita tidak bisa berperilaku sesuka hati.

Garda terdepan pembentukan kualitas generasi adalah pada keluarga. Islam memerintahkan orang tua mendidik anak dengan akidah Islam. Akidah ini akan menuntun anak ber-akhlakul karimah.

Demi tercapainya generasi yang berkepribadian mulia, Islam akan membangun sistem yang menguatkan fungsi keluarga dengan menerapkan aturan yang menjamin kesejahteraan dan sistem lain yang menguatkan fungsi kontrol masyarakat. Tatanan masyarakat islami yang menjunjung amar makruf nahi mungkar turut berperan dalam kontrol individu remaja.

Masyarakat dan media islami akan memberikan contoh perilaku yang baik dan tidak mempertontonkan perilaku negatif yang dapat ditiru pemuda. Kejahatan dalam sistem Islam mendapatkan sanksi yang tegas.

Di sinilah peran negara dibutuhkan, yakni sebagai kontrol akhir dalam mengatur tatanan kehidupan dan menerapkan sanksi yang mampu memberikan efek jera. Hanya dengan sistem pendidikan Islam, tatanan aturan dan sanksi tegas sesuai syariat dapat dilakukan agar pemuda terhindar dari kerusakan.

Islam akan menciptakan lingkungan yang kondusif, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun negara sehingga akan menumbuhsuburkan ketakwaan dan mendorong produktivitas pemuda. Dengan dukungan sistem pemerintahan, maka akan lahir generasi hebat yang mengarahkan potensinya untuk berkarya dalam kebaikan, mengkaji Islam dan mendakwahkannya, serta terlibat dalam perjuangan Islam. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tulisan Terbaru

Badan Wakaf Al Qur'an