Sistem Pendidikan Kapitalisme Merusak Generasi

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Penulis: Zakiah Ummu Faaza

Oleh karenanya, perlu disadari bersama bahwa solusi tuntas atas permasalahan generasi yang melakukan kecurangan saat ujian adalah dengan mencampakkan sistem buatan manusia yang sangat rusak dan merusak, kemudian kembali kepada aturan Sang Pencipta dengan menerapkan semua aturan-Nya secara totalitas dalam semua aspek kehidupan.

CemerlangMedia.Com — Generasi merupakan harapan agama, negara, dan bangsa, sekaligus merupakan aset peradaban dunia. Di pundaknyalah estafet kepemimpinan berada. Seharusnya, generasi ini menjadi pembelajar yang cerdas, terampil, dan mandiri. Namun faktanya, generasi saat ini rusak. Mereka sering kali berbuat curang untuk meraih sesuatu, gemar mencontek saat ujian, dan tidak mau bekerja keras dalam belajar.

Menurut Ketua Penanggung Jawab SNPMB Prof Eduart Wolok, telah ditemukan berbagi kecurangan yang dilakukan para peserta setelah dua hari pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025. Selain itu, pada Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) ditemukan sembilan kasus kecurangan dengan menggunakan teknologi (kompas.com, 25-4-2025).

Kecanggihan dan kemajuan teknologi saat ini sangat memudahkan siapa saja dalam mengakses apa yang diinginkannya. Selain itu, teknologi dapat pula sebagai media belajar bagi para pelajar. Namun, tatkala teknologi ini digunakan untuk mengakali test UTBK, tentu sangatlah tidak tepat karena digunakan dalam hal kejelekan, seperti kecurangan dan ketidakjujuran.

Kasus ini menggambarkan betapa buruknya akhlak calon mahasiswa, padahal mereka adalah para penerus bangsa. Perbuatan mereka tidak sesuai dengan identitasnya sebagai pelajar. Mereka berbuat curang demi mendapatkan nilai terbaik tanpa perlu kerja keras (belajar).

Hal ini dikuatkan oleh survei KPK yang menyebutkan bahwa banyak siswa SMA dan mahasiswa yang menyontek, padahal mereka merupakan calon pemimpin negara ini yang akan memegang tanggung jawab dan amanah. Tidak menutup kemungkinan, negara dan bangsa ini akan mundur jika dipimpin oleh orang-orang yang curang. Hal ini juga mengukuhkan gagalnya sistem pendidikan dalam mewujudkan generasi berkepribadian Islam dan memiliki keterampilan.

Kapitalisme Faktor Penyebabnya

Sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini adalah penyebabnya. Kapitalisme yang memandang keuntungan semata dan tidak memedulikan halal haram sehingga generasi berupaya mendapatkan nilai tertinggi, sekalipun dengan cara curang. Oleh karena itu, wajar jika para peserta melakukan berbagai kecurangan saat ujian berlangsung.

Tidak hanya itu, mereka juga generasi instan, bermental lemah, dan tidak memiliki daya juang tinggi untuk meraih sesuatu. Mereka tidak mau sama sekali bersusah payah belajar untuk meraih nilai tertinggi dengan kejujuran. Alhasil, jalan pintas pun diambil untuk memecahkan masalah, sekalipun salah.

Ditambah lagi, generasi hari ini telah menjauhkan agama dari kehidupan (sekularisme). Oleh karenanya, tatkala mencontek ataupun melakukan kecurangan saat ujian, mereka tidak merasa bersalah, apalagi berdosa. Dalam aktivitasnya, mereka tidak meyakini segala perbuatan tersebut akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Hal ini disebabkan oleh sistem pendidikan sekuler.

Negara sebagai pengurus rakyat seharusnya menerapkan sistem pendidikan Islam yang akan membentuk keimanan dan kepribadian sehingga siswa mulai usia dini hingga perguruan tinggi akan menjadi generasi yang cerdas, bertakwa, terampil, serta pembelajar. Sayangnya, negara saat ini tidak mampu mewujudkannya.

Solusinya Hanya Islam

Islam sebagai agama sekaligus mabda mampu memberikan solusi tuntas berbagai permasalahan, termasuk problem generasi yang suka mencontek dan berbuat curang saat ujian. Generasi yang berbuat kecurangan pada saat ujian, umumnya ingin meraih kebahagiaan dengan mendapatkan nilai terbaik.

Islam menjadikan ukuran kebahagiaan adalah keridaan Allah. Dalam Islam, yang dinilai adalah proses untuk meraih sesuatu, apakah dengan cara yang halal atau haram. Selain itu, Islam memandang segala perbuatan akan mendapatkan konsekuensinya untuk dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt.. Artinya, negara Islam akan menjaga agar setiap individu senantiasa terikat dengan aturan Allah, termasuk dalam dunia pendidikan.

Sistem pendidikan Islam yang berasas akidah Islam akan mencetak generasi unggul berkepribadian Islam. Generasi ini akan senantiasa merasa diawasi oleh Allah Swt. dalam setiap aktivitasnya karena mereka terikat pada syariat. Selain itu, mereka memiliki keterampilan yang andal dan mampu menggali potensinya untuk hal yang bermanfaat sehingga mereka bukan hanya sekadar menjadi pelajar ataupun mahasiswa, tetapi menjadi agen perubahan.

Dengan demikian, kuatnya kepribadian Islam akan menjadi fondasi atas aktivitas dan perbuatannya. Begitupun kemajuan teknologi. Secanggih apa pun akan dimanfaatkan sesuai dengan tuntunan Allah, beramar makruf nahi mungkar, dan untuk meninggikan kalimat Allah sehingga mereka menjadi generasi yang tangguh dan mampu memimpin dunia dengan sistem hidup yang benar.

Oleh karenanya, perlu disadari bersama bahwa solusi tuntas atas permasalahan generasi yang melakukan kecurangan saat ujian adalah dengan mencampakkan sistem buatan manusia yang sangat rusak dan merusak, kemudian kembali kepada aturan Sang Pencipta dengan menerapkan semua aturan-Nya secara totalitas dalam semua aspek kehidupan. [CM/Na]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *