Viena Pergi ke Taman Mini

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Viena Nashira Al-Maidah
Kelas II Ibrahim, SDIT At-Taqwa 02 Bekasi

CemerlangMedia.Com — Pada Sabtu (21-12-2024), aku pergi jalan-jalan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Sekitar jam 09.30 aku mulai keluar dari rumah.

Dalam perjalanan ke Taman Mini, aku ingin membeli sushi. Perjalan dari rumahku ke tempat sushi macet sekali.

Oh, ya, aku ke TMII karena ingin bertemu abangku. Abangku ada rihlah dari pondoknya. Aku ingin membeli sushi, selain untuk aku makan, juga untuk abangku.

Setelah sampai di tempat sushi, aku ingin memesan sushi untuk dibungkus, tetapi ternyata tidak bisa karena harus makan di tempat. Akhirnya kami batalkan. Kemudian ayahku punya rencana lain.

Akhirnya kami ke toko roti. Kami membeli beberapa roti, sebagian aku makan, sebagian lagi untuk abang dan teman-temannya. Adikku juga makan roti di mobil, remahannya berjatuhan sehingga membuat mobil berantakan karena ulah adikku.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke TMII. Setibanya di TMII, ayah mencari tempat parkir. Namun, tempat parkir penuh sehingga ayah kesulitan mencari tempat untuk memarkir kendaraan. Akhirnya kami menemukan tempat parkir di dekat taman air mancur.

Setelah turun dari mobil, adikku ingin mandi di taman air mancur itu. Adikku menangis histeris sambil berusaha membuka bajunya. Mamaku kelelahan membujuk adik agar tidak menangis dan mandi di kolam air mancur. Alhamdulillah, ayahku bisa menggendong adikku dan berhasil mengajaknya ke wahana permainan.

Di wahana permainan, adikku ingin naik bianglala. Adikku tidak sabar, ayah pun buru-buru membeli tiket. Ketika tiket sudah di tangan, kemudian dikasih ke petugasnya.

Ayah membeli tiga tiket, satu tiket lagi diberikan seseorang kepadaku, jadi kami punya empat tiket. Adik dan ayahku naik satu box bianglala, sedangkan aku dan mamaku naik box yang berbeda.

Awalnya adikku senang menaiki bianglala, tetapi setelah sampai di atas, adikku ketakutan. Adikku kembali menjerit dan menangis. Adikku hanya naik dua putaran saja, sedangkan aku dan mamaku sebanyak enam putaran.

Ini adalah pengalaman pertamaku naik bianglala, ternyata asyik. Anehnya, adikku tidak mau, malah takut, padahal dia yang minta naik pada awalnya.

Setelah turun dari wahana bianglala, kami mengantri untuk naik mobil wara-wiri. Wara-wiri itu adalah semacam mobil yang disediakan oleh TMII untuk mengajak pengunjung jalan-jalan keliling TMII.

Selain untuk keliling TMII, sebenarnya kami ingin bertemu abang. Kami mencari keberadaan abang berkeliling mengikuti arah mobil wara-wiri. Beberapa kali putaran, kami belum berhasil menemukan abang. Akhirnya kami berhenti di museum air tawar. Kami ingin melihat berbagai jenis ikan di sana.

Ayah membeli tiket masuk dan adikku kembali menangis. Adikku ingin berenang di danau dekat tempat tiket. Adik ingin melepas bajunya, sama seperti di tempat parkir tadi. Mamaku sudah kebingungan. Adikku teriak-teriak ingin berenang. Lagi, ayah yang bisa menenangkan adikku. Ayah lalu menggendongnya dan kami masuk ke museum air tawar.

Ayah membuka pintu museum. Awalnya adikku takut karena gelap, tetapi aku berlari dan memanggilnya untuk melihat ikan-ikan di aquarium besar. Di sana adikku mulai happy. Dia berlari-lari dan melihat ikan. Banyak sekali ikan di sana, di antaranya ikan buntal, belut listrik, dan masih banyak lagi. Adikku tertawa dan berlarian sambil melihat ikan.

Setelah selesai melihat ikan, kami kembali naik mobil wara-wiri. Kami masih mencari abang dan kawan-kawannya, tetapi belum juga bertemu. Kami pun lelah mencari abang.

Setelah itu kami putuskan untuk pulang saja tanpa bertemu abang. Kami ke tempat parkir dan adik menangis lagi. Adikku ingin mandi lagi di taman air mancur.

Ayah menggendong dan memasukkan adikku ke dalam mobil, tetapi ia masih menangis juga. Sebenarnya aku masih tidak mau pulang. Aku masih ingin naik gondola atau kereta gantung, tetapi kata ayah tidak boleh karena adik menangis.

Kemudian adik tertidur di mobil dan aku ngambek sama ayah dan mama karena tidak diizinkan untuk naik gondola. Akhirnya aku tertidur juga di mobil.

Sebelum sampai di rumah, kami makan di rumah makan bebek kaleyo. Aku dibangunkan oleh ayah, aku disuruh makan. Aku makan bersama mama di dalam rumah makan, sedangkan ayah makan di mobil karena menemani adik yang sedang tertidur. Bebek bakar dan bebek gorengnya enak sekali.

Demikian cerita aku di TMII. Pelajaran untuk kali ini, kita harus sabar menghadapi adik. Walaupun kita punya rencana, tetapi Allah yang menentukan keberhasilan rencana kita. Sampai jumpa di cerita Viena selanjutnya, ya. [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *