CemerlangMedia.Com — Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan penemuan mayat seorang perempuan (SIP) yang bvnvh diri di kawasan jalan Veteran Dalam, Putus, Kecamatan Kota Padang (20-11-2023).
AKP Yudarman menuturkan, dari hasil olah TKP, korban memilih mengakhiri hidupnya karena banyaknya uang jemputan yang diminta oleh pihak calon suami yang sudah menjadi adat kebiasaan di daerah Pariaman.
Padahal Minangkabau terkenal dengan simbol “Adat Basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah” yang artinya, adat itu sejalan dengan hukum syarak dan hukum syarak sejalan dengan Al-Qur’an. Namun, setelah kita telusuri lebih dalam, ternyata adat bertentangan dengan hukum syarak atau syariat Islam yang diturunkan oleh Allah, yakni Al-Qur’an.
Semua ini adalah akibat dari penerapan hukum kapitalisme, yakni memisahkan agama dari kehidupan sehingga kehidupan tidak lagi diatur dengan syariat Islam. Sistem kapitalisme ternyata juga tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi hari ini, justru makin menambah masalah.
Padahal di dalam Islam, ketika seseorang sudah mampu untuk menikah, maka mereka akan diberi kemudahan untuk melangsungkan pernikahannya, bukan malah dipersulit seperti yang terjadi hari ini. Syarat sah pernikahan di dalam Islam adalah adanya kedua calon mempelai, yaitu laki-laki dan perempuan yang beragama Islam, mahar, wali, dua orang saksi dan sighat.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, ”Bagian dari seutama-utamanya pertolongan adalah dirimu menolong kedua pihak dalam pernikahan.” (Riwayat Ibnu Majah, dihasankan oleh As-Suyuthi).
“Apabila nikah dipersulit, zina akan mudah, apabila mahar mahal, pacaran menjadi murah. Solusi perzinaan adalah pernikahan.”
Begitulah indahnya Islam dalam mengatur pernikahan. Sejarah telah mencatat bahwa Islam juga mampu mengatur dan menyelesaikan semua permasalahan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Islam adalah agama yang sempurna yang diturunkan oleh Allah Yang Maha Mengetahui, yang dapat memberikan ketenangan hati. Untuk itulah, kita harus berjuang bersama-sama mengembalikan kehidupan Islam agar kejayaan Islam dapat kita rasakan kembali di seluruh penjuru dunia.
Rindi Afrina
Lubuk Basung, Sumatra Barat. [CM/NA]