CemerlangMedia.Com — Tertinggi ketiga di Asia. 50 hingga 70 persen ibu di Indonesia mengalami gejala baby blues ringan hingga sedang. Angka yang fantastis! Psikolog dan Ketua Komunitas Wanita Indonesia Keren, Dra. Maria Ekowati, menyebutkan kondisi baby blues dapat terjadi karena berbagai faktor. Faktor internal berupa perubahan hormon, sementara faktor eksternal seringkali terkait dengan pola hubungan dalam rumah tangga. Ibu yang mengalami KDRT atau pernikahan yang tidak harmonis biasanya adalah komunitas paling rentan mengalami baby blues. Menurutnya, jika tidak segera mendapatkan penanganan serius, kondisi ini akan berkembang menjadi depresi. (/26/5)
Tingginya kasus baby blues sesungguhnya menunjukkan kondisi kesehatan mental ibu yang sedang tidak baik-baik saja. Selain dipicu faktor hormonal dan kehidupan rumah tangga yang kurang harmonis, hal itu juga dipengaruhi oleh ketidaksiapan ibu mengemban amanah sebagai orang tua. Ditambah, kehidupan kapitalistik sekuler hari ini yang serba tidak pasti, di mana jaminan kesehatan, kesejahteraan, keamanan, juga pergaulan yang sehat sulit diperoleh, membuat ibu senantiasa diliputi perasaan insecure setiap saat. Kapitalisme sekuler bahkan telah all out membuat ibu kehilangan seluruh support system dalam menjalankan tugas-tugas motherhood-nya.
Untuk meng-cover problem baby blues ini, Islam punya langkah jitu yang terbukti ampuh. Peradaban Islam yang panjang adalah jawaban tak terbantahkan. Betapa kehidupan para ibu di masa itu sungguh kehidupan yang penuh kebahagiaan. Mereka dimuliakan dan didukung sepenuhnya dalam menjalankan peran agung sebagai pendidik generasi dan arsitek peradaban.
Dalam Islam, pendidikan bukan semata difokuskan untuk membentuk SDM yang memiliki kompetensi di bidang saintek, melainkan juga SDM yang memiliki integritas sebagai muslim dan mampu menjalankan amanah sesuai peran yang Allah lekatkan pada dirinya. Kurikulumnya dirancang komprehensif, sesuai dengan fitrah, serta diarahkan untuk menyiapkan setiap individu mampu mengemban peran mulia sebagai orang tua, termasuk menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya.
Jauh berbeda dengan visi dan kurikulum pendidikan hari ini yang materialistik, hanya berfokus kepada pencapaian duniawi seraya menafikan nilai-nilai agama yang justru adalah jalan keselamatan.
Selain itu Islam juga memberikan jaminan kesehatan dan kesejahteraan yang paripurna dengan diterapkannya sistem ekonomi Islam. Islam juga menjamin pergaulan yang sehat dengan diterapkannya sistem pergaulan Islam serta sistem sanksi yang tegas terhadap pelaku kemaksiatan, termasuk di dalamnya perselingkuhan, sehingga ketidakharmonisan dalam pernikahan dan angka perceraian dapat ditekan.
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang peduli, senantiasa siap membantu dan sigap mengakomodir segala problem ibu, bukan masyarakat yang individualis dan masa bodo terhadap urusan orang yang sedang kesusahan. Model masyarakat seperti ini hanya terwujud jika ditegakkan peradaban Islam yang menjadikan akhlak dan nilai kemanusiaan sebagai prioritas untuk dijunjung.
Masyaallah, sungguh kita semua mendamba kehidupan Islam yang sempurna, yang menjaga kewarasan para ibu, serta menjaga kesehatan mental seluruh manusia tanpa kecuali.
Rizki Ika Sahana [CM/NA]