“Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS Ar-Rum ayat 21).
CemerlangMedia.Com — Masyarakat digegerkan dengan keberadaan sebuah grup di platform media sosial Facebook. Grup yang pengikutnya lebih dari 40ribu anggota tersebut berbagi konten-konten berisi fantasi s3ksual yang menyimpang dan menormalisasi hubungan sedarah (inses) (17-5-2025).
Adanya fenomena ini merupakan realita yang mengerikan. Grup tersebut menunjukkan krisisnya peran keluarga. Kehidupan keluarga yang seharusnya menjadi tempat aman dan penuh cinta kasih sebagai manifestasi gharizah nau’ (naluri berkasih sayang) malah berubah menjadi tempat pemenuhan s3ksual.
Persoalan ini tidak bisa selesai meski diberikan sanksi hukum, sanksi sosial, edukasi, seminar parenting, dan sebagainya. Sebab, realita menj*j*kkan ini muncul akibat dari cara pandang kehidupan saat ini yang memisahkan agama dari kehidupan (sekularisme).
Sekularisme melahirkan sistem kehidupan kapitalisme yang hanya mengedepankan kepuasan materi semata, termasuk kepuasan jasadiyah (fisik). Tidak heran jika dalam kehidupan yang sekuler, banyak bermunculan konten-konten yang membangkitkan syahwat serta aktivitas maksiat yang menjadi lifestyle. Semua aktivitas itu menjadi penyebab terbentuknya pemikiran dan fantasi kotor serta merusak gharizah nau’.
Kondisi inilah yang menjadi pemicu lahirnya realita-realita menj*j*kkan seperti grup yang viral belakangan ini. Keluarga yang seharusnya memberikan kasih sayang murni, malah menjadi tempat penyaluran nafsu yang menj*j*kkan.
Allah Swt. telah memberikan gharizah nau’ kepada manusia dengan tujuan agar manusia bisa melestarikan keturunannya. Allah Swt. berfirman dalam QS Ar-Rum ayat 21:
“Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
Seperti inilah cara pandang yang benar mengenai konsep dan penyaluran gharizah nau’. Kehidupan keluarga dan masyarakat yang menjadikan Al-Qur’an sebagai standar beramal akan menghasilkan hubungan yang berkah dan lebih baik. Tidak mungkin ada peristiwa inses karena itu termasuk perbuatan tercela dan dosa besar.
Pihak keluarga dan masyarakat akan memandang perbuatan tersebut sebagai perbuatan hina, tercela, dan menj*j*kkan. Namun, pandangan ini hanya bersifat personal jika tidak ada peran negara. Oleh karena itu, negara sebagai institusi pelaksana dan penjaga (junnah) akan memastikan sistem pergaulan berjalan sesuai syariat, mulai dari level individu hingga bermasyarakat. Wallahu a’lam bisshawab.
Inas Humaerah
Wajo, Sulawesi Selatan [CM/Na]