Islam sudah memiliki konsep toleransi, keadilan, dan perdamaian yang sempurna tanpa perlu intervensi ide sekuler Barat. Al-Qur’an dan Sunah sebagai pedoman hidup yang hakiki serta terus memperjuangkan tegaknya Islam secara kafah di tengah kehidupan akan menciptakan kehidupan yang aman dan damai.
CemerlangMedia.Com — Dalam suasana hangat penuh kebersamaan, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Mempawah Ikhwan Pohan, menghadiri acara ramah tamah untuk memperingati Hari Santri Nasional 2024 di Kantor Bupati Mempawah pada Selasa (22-10-2024). Dalam acara tersebut, Ikhwan menekankan pentingnya pendidikan pesantren yang berbasis moderasi, mengingat moderasi beragama merupakan sikap seimbang yang menolak ekstremisme dan liberalisme. Ia juga menekankan bahwa pemahaman tentang moderasi beragama perlu diajarkan sejak dini kepada para santri sehingga harapannya ada pembelajaran yang khusus mengenai moderasi beragama di pesantren-pesantren yang ada di Kabupaten Mempawah (23-10-2024).
Sebagaimana telah diketahui secara umum, Hari Santri Nasional (HSN) diperingati setiap 22 Oktober untuk mengenang resolusi jihad yang menyerukan perlawanan terhadap penjajah. Sejak ditetapkan melalui Keputusan Presiden pada 2015, HSN telah menjadi momen penting bagi bangsa Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu, peringatan ini tampaknya dimanfaatkan untuk mempromosikan moderasi beragama, sebuah proyek yang menggeser peran santri dari perjuangan menegakkan Islam secara kafah menjadi penopang paham yang datang dari Barat.
Proyek moderasi beragama sejatinya merupakan strategi Barat untuk menghalangi kebangkitan Islam. Dengan moderasi yang kini tengah dihembuskan dalam tiap jenjang pendidikan, tampak ada upaya mendegradasi Islam dengan menjadikannya kompatibel dengan ideologi sekuler kapitalisme.
Umat Islam yang ingin menerapkan ajaran Islam secara menyeluruh sering dicap radikal atau ekstremis. Melalui moderasi beragama, Barat berusaha mereduksi Islam dari ideologi yang mencakup semua aspek kehidupan menjadi sekadar agama pribadi, yang hanya dapat diterapkan di ranah individu, bukan sebagai sistem kehidupan yang utuh.
Barat menggunakan lembaga think tank seperti RAND Corporation untuk mengklasifikasikan kelompok Islam menjadi empat kategori, yaitu radikal, tradisional, moderat, dan liberal. Strategi ini sejatinya bertujuan memecah belah umat Islam dan mempromosikan kelompok yang dianggap sesuai dengan kepentingan Barat, terutama kelompok moderat dan liberal. Kelompok-kelompok ini diberi ruang luas untuk menyebarkan gagasan yang sejalan dengan ide-ide Barat, seperti pluralisme dan liberalisme, padahal Islam sudah memiliki konsep toleransi, keadilan, dan perdamaian yang sempurna tanpa perlu intervensi ide sekuler Barat.
Umat Islam seharusnya tetap berpegang pada Al-Qur’an dan Sunah sebagai pedoman hidup yang hakiki serta terus memperjuangkan tegaknya Islam secara kafah di tengah kehidupan, sebagaimana telah diajarkan oleh Rasulullah dan diterapkan sepanjang sejarah kekhalifahan. Pada saat itu umat Islam hidup damai bersama non-muslim selama berabad-abad tanpa harus mengikuti konsep moderasi yang kebablasan dari Barat.
Agustin Pratiwi [CM/NA]