CemerlangMedia.Com — Viral kasus seorang ibu berinisial R (22) di Tangerang Selatan tega menc4buli anak kandungnya. R diduga ditawari pekerjaan dan dijanjikan sejumlah uang oleh seseorang. Dalam prosesnya, R diminta untuk mengirimkan video tak senonoh dengan anak laki-lakinya yang masih berusia 5 tahun (03-06-2024).
Faktor ekonomi kerap membuat seseorang gelap mata sehingga mampu berbuat sesuatu yang di luar nalar. Impitan ekonomi yang dialami rakyat negeri ini memang sudah sampai taraf memprihatinkan. Ditambah lagi gaya hidup hedon yang menghinggapi sejumlah masyarakat, makin memperburuk keadaan.
Kesulitan mencari lapangan pekerjaan akibat negara yang terkesan abai dengan nasib rakyat, harus ditanggung rakyat dari waktu ke waktu. Banyaknya tenaga kerja asing (TKA) yang bisa masuk dan bekerja di Indonesia dengan segala kemudahannya adalah bukti bahwa negara tidak menjadikan rakyat sebagai prioritas.
Cengkeraman pihak asing terhadap negeri ini makin membuat rakyat berada pada titik terendahnya. Nyaris, seluruh sektor berada dalam kendali asing. Wajar adanya jika kemiskinan, kelaparan, kebodohan, bahkan kriminalitas makin tinggi. Penguasa tidak punya kendali atas negerinya sendiri. Inilah parahnya sistem kapitalisme yang sudah merongrong dan mengakar dalam benak para penguasa.
Para penguasa tidak peduli terhadap kondisi rakyat, mereka hanya peduli tentang bagaimana membuat sejahtera keluarga dan antek-anteknya. Jika sudah begitu, kesejahteraan jelas hanya milik para penguasa.
Bahkan, pada sektor pendidikan, rakyat jelata tidak mampu mengenyam pendidikan dengan kualitas terbaik akibat biayanya yang mahal. Tidak jarang anak-anak dengan ekonomi menengah ke bawah tidak mampu mengenyam pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi, sebab ketiadaan biaya.
Beban para kepala keluarga terasa makin berat dengan melambungnya harga-harga kebutuhan pokok di pasaran. Jangankan memberi kehidupan yang layak dan nyaman kepada anak dan istri, yang ada justru banyak para istri yang ikut sibuk membantu mencari nafkah sehingga meninggalkan kewajibannya sebagai madrasah pertama buah hatinya.
Dengan makin sibuknya para ibu di luar rumah, maka dapat dipastikan, lahir generasi yang lemah, baik secara moral maupun akidah. Inilah realita yang terjadi pada sistem kapitalisme sekuler hari ini, sebab sistem kufur tersebut telah menjauhkan agama dari kehidupan.
Berbeda dengan sistem Islam, penguasa dalam sistem Islam adalah junnah (perisai). Dalam benak penguasa hanya memikirkan bagaimana cara menyejahterakan rakyat, tidak ada keinginan yang lain. Oleh karena itu, penguasa akan mengerahkan segala daya dan upaya demi terciptanya kesejahteraan masyarakat.
Penguasa akan berusaha keras agar para kepala keluarga memperoleh pekerjaan yang layak sehingga dapat menafkahi keluarganya dengan baik. Penguasa akan memastikan para pencari nafkah bisa mencukupi keluarganya dari hasil pekerjaannya dan tidak membiarkan kaum perempuan bekerja karena sejatinya, kewajiban mencari nafkah hanya ada pada pundak laki-laki.
Negara akan memastikan keamanan dapat dirasakan oleh setiap orang. Bagi para pelaku kejahatan akan ada sanksi atau uqubat dan juga takzir dari penguasa sehingga tindak kriminal apa pun dalam sistem Islam dapat diminimalkan. Para pelaku kejahatan, seperti yang banyak terjadi pada sistem hari ini, dapat dipastikan akan mendapatkan hukuman yang seberat-beratnya.
Masyarakat yang hidup dalam naungan sistem Islam akan mendapatkan kenyamanan, keamanan, dan ketenangan, sebab penguasa menjalankan tugas-tugasnya dengan baik sebagai pelindung umat. Tidak akan ada lagi tindakan kriminal yang terjadi akibat dari kesulitan hidup yang dialami masyarakat. Semua orang justru akan saling tolong-menolong dan memudahkan urusan orang lain atas dasar dorongan keimanan. Wallahu a’lam
Rina Herlina
Payakumbuh, Sumbar [CM/NA]