CemerlangMedia.Com — Miris, seorang ibu (R) yang baru melahirkan di Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, mengakui telah merenggut nyawa anaknya saat dilahirkan. Kasat Reskrim Polres Belitung AKP Deki Marizaldi mengatakan, “Ibu tersebut tidak sanggup membesarkan bayinya yang baru lahir, yaitu anak ketiganya, walaupun ia dan suaminya sama-sama bekerja sebagai buruh.” (24-01-2024).
Bukanlah kasus yang baru, seorang ibu tega membunuh anaknya karena faktor ekonomi. Ya, kebutuhan hidup makin sulit dipenuhi akibat semua kebutuhan pokok naik. Begitu pula biaya pendidikan, kesehatan, dan lain-lain yang harus dipenuhi setiap hari tentunya menjadi beban yang sangat berat hingga akhirnya mengambil fitrah penyayang seorang ibu. Akibat kurangnya pemahaman agama dan fungsi keluarga yang tidak pada tempatnya turut menjadi penyebab rusaknya mental seseorang sehingga tega berperilaku sadis.
Hal tersebut makin diperparah oleh sistem kapitalisme yang diadopsi negara sebagai pengatur ekonomi. Dalam sistem ini, negara memandang rakyat di dalamnya ibarat pembeli yang dipersilakan untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan uang yang dimiliki. Negara tidak mampu menjamin seluruh rakyatnya dalam mendapatkan sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan dengan mudah, murah, dan berkualitas.
Oleh karena itu, tidaklah heran jika saat ini yang terlihat makin kaya adalah para kapitalis, yakni pemilik modal dan mereka yang memiliki cuan berlimpah sehingga bebas membeli apa saja. Bahkan, aturan yang dibuat negara bisa disesuaikan dengan yang mereka inginkan.
Padahal, dalam Islam, salah satu tugas negara adalah melayani semua kebutuhan rakyatnya. Oleh karenanya, negara harus bertanggung jawab untuk memenuhi seluruh kebutuhan rakyat, tanpa memandang orang kaya, miskin, muslim, atau nonmuslim. Negara juga senantiasa mewujudkan suasana harmonis di setiap keluarga.
Oleh karena itu, sedari dini, setiap anak yang baru lahir akan dididik menggunakan pendidikan Islam, yaitu dengan menjadikan akidah Islam sebagai dasar dalam setiap mata pelajaran. Dengan begitu, akan mudah terbentuk individu yang memiliki syahsiah islamiah atau kepribadian Islam.
Dengan diterapkannya pendidikan Islam sejak dini, adalah sebuah keniscayaan terwujudnya generasi muda yang beriman, bertakwa, tetapi juga berprestasi. Begitupun orang tua, juga akan lebih bahagia membersamai anak-anaknya karena masing-masing dari orang tua memahami setiap hak dan kewajiban dalam keluarga. Ditambah dengan lingkungan sekitar yang diatur oleh negara agar senantiasa amar makruf nahi mungkar juga taawun dalam bermasyarakat. Semua itu akan makin mengokohkan suasana keimanan di masyarakat.
Hal tersebut, sangat mudah terjadi ketika negara menerapkan Islam dalam setiap aspek kehidupan. Sebagaimana dahulu pernah diterapkan di masa kekhalifahan Islam, saat Islam menjadi pusat peradaban dan menguasai 2/3 dunia.
Eyi Umi Saif
Cikampek, Karawang [CM/NA]