CemerlangMedia.Com — Baru-baru ini viral di media sosial tentang cerita yang diduga kisah nyata lalu diangkat menjadi sebuah film yang berjudul “Ipar Adalah Maut” (13-6-2024). Film tersebut menceritakan hancurnya rumah tangga seorang kakak karena perselingkuhan antara adik kandung dengan sang suami. Kisah ini bermula karena sang adik yang diajak untuk tinggal bersama dan sering dibiarkan berdua dengan suaminya di rumah, tanpa adanya mahram, tanpa aturan dan batasan.
Sementara Allah sudah mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan. Keduanya dilarang berdua-duaan, tanpa adanya mahram. Bahkan, kehidupan laki-laki dan perempuan harus terpisah, serta dilarang bercampur baur (ikhtilat).
Selain itu, Allah juga mewajibkan perempuan untuk menutup aurat secara sempurna ketika bertemu dengan laki-laki yang bukan mahram, walaupun di dalam rumah. Rasullulah saw. bersabda,
“Berhati-hatilah kalian masuk menemui wanita.” Lalu seorang laki-laki Anshar berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai ipar?” Beliau menjawab, “Hamwu (ipar) adalah maut.”
Jadi, ipar itu bukanlah saudara. Tidak boleh bebas berinteraksi dengannya seperti kebiasaan yang terjadi hari ini. Tidak pantas pula bagi seorang wanita pergi berduaan dengan suami saudaranya.
Akan tetapi, sistem kapitalisme hari ini yang memisahkan agama dari kehidupan dan menganut kebebesan, justru membiarkan seorang wanita muslimah hidup tanpa aturan. Mereka tidak lagi memahami apa yang dilarang oleh Allah Swt..
Sistem kapitalisme juga tidak mampu memberikan solusi tuntas terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Bahkan, terkadang solusi yang diberikan justru makin menimbulkan kerusakan di tengah-tengah masyarakat.
Namun, berbeda dengan Islam yang mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi, serta memberikan efek jera pagi pelaku. Di dalam Islam, jika laki-laki yang sudah menikah melakukan zina akan dirajam sampai mati karena itu sebagai penghapus dosa.
Sungguh, aturan yang datang dari Sang Pencipta dapat memberikan ketenangan dan mendapatkan surga sebagai balasan. Akan tetapi, semua itu tidak akan terwujud tanpa adanya pemimpin yang menerapkan aturan Allah.
Oleh karena itu, sudah saatnya kita beralih ke sistem Islam yang telah terbukti 1300 tahun menguasai 2/3 dunia. Sudah saatnya kita mencampakkan sistem kapitalisme hari ini yang jelas dan nyata kerusakannya.
Rindi Afrina
Lubuk Basung, Sumatra Barat [CM/NA]