Sudah seharusnya umat menyadari bahwa segala ancaman yang ada, baik di bidang kesehatan maupun yang lainnya datangnya dari sistem buruk kapitalisme. Untuk itu, sudah saatnya kembali kepada Islam dengan segala perangkat aturannya yang berasal dari Allah Swt., sistem hidup terbaik untuk manusia dan alam semesta.
CemerlangMedia.Com — Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu tempat uji coba vaksin TBC dan malaria yang didanai The Gates Foundation. Hal ini lantaran korban TBC cukup tinggi, yakni sekitar 100.000 orang setiap tahun, sedangkan salah satu langkah untuk menurunkan angka kematian karena TBC adalah dengan cara memberikan vaksin TBC (12-05-2025).
Wacana ini menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Banyak tuduhan bahwa Indonesia akan dijadikan laboratorium hidup untuk uji coba vaksin milik The Gates Foundation tersebut. Untuk itu, tranparansi hasil uji klinis diharapkan guna membungkam kecurigaan masyarakat.
Banyak hal yang menyebabkan Indonesia “layak” dijadikan sebagai kelinci percobaan. Selain karena kasus TBC tinggi, negara ini juga mempunyai universitas dan rumah sakit yang bisa digunakan untuk melakukan riset.
Di samping itu, dengan jumlah kasus yang terus melonjak, kemungkinan negara mulai kewalahan untuk menangani kasus TBC. Alhasil, negara sulit menolak untuk dijadikan tempat uji klinis guna menekan jumlah kasus yang terus-menerus meningkat.
Lebih jauh, Indonesia termasuk negara berkembang yang selalu dijadikan mangsa oleh negara maju kapitalis untuk memasarkan produknya, termasuk vaksin. Dalam sistem kapitalisme, vaksin tidak lagi sebagai alat penyelamat, melainkan sebuah komoditas yang bernilai tinggi, dapat dipatenkan, dipasarkan, dan dikendalikan distribusinya oleh kaum kapitalis.
Ironisnya, dalam sistem ini, tubuh manusia dijadikan sebagai data yang bernilai besar. Tubuh dijadikan bahan riset bagaimana zat yang terkandung di dalam vaksin bereaksi dengan tubuh. Selain itu, keinginan manusia untuk sembuh dan hidup bebas dari TBC dijadikan pasar. Orang akan bersedia membeli, berpartisipasi, bahkan rela dijadikan objek uji coba karena ada keinginan untuk bisa sembuh.
Inilah logika kapitalisme. Tubuh dan penyakit manusia bisa dijadikan objek untuk menghasilkan pundi-pundi cuan. Uji coba vaksin oleh elite bukan menjadi bentuk kepedulian terhadap sesama, melainkan ladang bisnis untuk makin memperbanyak keuntungan para pebisnis industri farmasi.
Oleh karenanya, hendaknya Indonesia berdaulat dengan membangun sistem kesehatan secara mandiri. Selain itu, negara harus mengurangi ketergantungan terhadap dana asing yang sering datang dengan rayuan bantuan kesehatan, padahal sesungguhnya rakyat menjadi korban percobaan produk industrinya.
Investasi untuk membangun memang membutuhkan dana yang besar. Namun, Indonesia bisa mendapatkan dana besar dengan mengelola sumber daya alam yang sangat melimpah. Memanfaatkan sumber daya manusia yang berkualitas karena bonus demografi yang dimiliki negara ini bisa menjadi peluang meraih kedaulatan di bidang apa pun, termasuk di bidang kesehatan.
Namun jika masih berkelindan dengan sistem kapitalisme, Indonesia akan tetap menjadi target pasar, objek uji coba, alat para elite kapitalis global yang terus menyamar sebagai bantuan kemanusiaan. Oleh karena itu, seharusnya rakyat Indonesia menyadari bahwa segala ancaman yang ada, baik di bidang kesehatan maupun yang lainnya datangnya dari sistem buruk kapitalisme.
Dengan demikian, hendaknya mencari alternatif sistem hidup yang lebih baik, yakni sistem Islam. Islam dengan segala perangkat aturannya yang berasal dari Rabb Allah Swt. sudah pasti menjadi sistem hidup terbaik untuk manusia dan alam semesta. Wallahu a’lam.
Hessy Elviyah, S.S.
Bekasi, Jawa Barat [CM/Na]