Langkanya “Si Melon”

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Sistem ekonomi kapitalisme yang merugikan ini perlu segera ditinggalkan dan digantikan dengan sistem ekonomi yang lebih adil, yaitu sistem ekonomi Islam. Sistem ini menjamin pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, termasuk kebutuhan energi.

CemerlangMedia.Com — Memasuki akhir tahun 2024, masyarakat Kabupaten Ketapang diresahkan dengan langkanya keberadaan gas melon. Di Pulau Pelapis, Kecamatan Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara, masyarakat harus mengeluarkan biaya Rp50.000, per tabung 3 kg. Hal ini dikarenakan pangkalan gas belum mendapatkan kuota dari distributor (02-12-2024).

Ada banyak hal yang menyebabkan langkanya gas melon ini. Pertama, tingginya permintaan jelang libur panjang. Ketersediaan pasokan dipengaruhi pengiriman yang terkendala libur merah membuat stok yang ada telah habis sebelum datangnya stok yang baru. Kedua, skema distribusi yang kurang tepat sasaran menyebabkan kurangnya suplai pengecer dan berdampak terhadap suplai ke masyarakat. Ketiga, adanya mafia yang memanfaatkan kondisi kelangkaan gas melon sebagai ladang cuan, menjual dengan harga tinggi agar dapat untung maksimal.

Sebagai problematika periodik, belum terlihat keseriusan pemerintah dalam menangani kelangkaan dan kenaikan si melon ini. Pemerintah justru gagal menyediakan gas elpiji yang murah dan mudah diakses masyarakat kapan pun tanpa memandang lokasi dan waktu. Lebih parah lagi, posisi pemerintah sebagai regulator seolah kalah dengan permainan para mafia. Hal ini dibuktikan dengan berbagai kebijakan yang memperbolehkan korporasi melakukan pengelolaan SDA dari hulu ke hilir.

Regulasi yang ada juga bermasalah, padahal kebutuhan seperti gas seharusnya menjadi hak setiap masyarakat. Namun, negara membedakan antara masyarakat miskin dan kaya dengan memberikan subsidi kepada yang miskin dan menjualnya dengan harga tinggi kepada yang kaya. Situasi ini diperparah oleh mafia yang memanfaatkan harga subsidi untuk keuntungan mereka. Semua kekacauan ini terjadi karena negara mengadopsi kapitalisme, sebuah ideologi yang lebih mengutamakan kepentingan materi dan golongan tertentu daripada kepentingan masyarakat secara keseluruhan.

Buntut dari kapitalisme adalah sekularisme yang menghilangkan aturan agama dari kehidupan manusia, menjadikan akal sebagai satu-satunya penentu. Akal digunakan untuk berbuat curang dan menciptakan aturan yang menguntungkan para kapitalis. Hal ini mengakibatkan privatisasi dan swastanisasi dalam pengelolaan sumber daya alam yang kini dikuasai oleh pihak asing atau swasta.

Oleh karena itu, sistem ekonomi kapitalisme yang merugikan ini perlu segera ditinggalkan dan digantikan dengan sistem ekonomi yang lebih adil, yaitu sistem ekonomi Islam. Sistem ini menjamin pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, termasuk kebutuhan energi. Negara bertanggung jawab untuk memastikan ketersediaan energi bagi rakyat dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada sehingga dapat menyediakan bahan bakar dengan harga terjangkau, bahkan gratis.

Dengan berbagai kekayaan alam yang dimiliki negara-negara muslim, tersedia banyak sumber energi yang dapat dimanfaatkan tanpa harus bergantung pada minyak bumi yang makin menipis. Untuk kebutuhan memasak, negara dapat mendistribusikan LNG yang melimpah di Indonesia melalui jaringan pipa ke rumah-rumah warga.

Nuri Safa
Ketapang, Kalimantan Barat [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *