CemerlangMedia.Com — Dalam beberapa waktu terakhir, terdapat beberapa kasus tragis di Indonesia yang melibatkan anak, yakni berupa kekerasan hingga pembvnvhan terhadap orang tuanya, salah satu kasus terjadi di Duren Sawit, Jakarta Timur. Dua orang anak berusia 16 dan 17 tahun membvnvh orang tua mereka yang merupakan seorang pedagang (23-6-2024). Kasus serupa juga terjadi di Pesisir Barat Lampung, seorang anak berusia 19 tahun membvnvh ayahnya yang sedang menderita stroke karena kesal dimintai tolong.
Kasus-kasus tersebut menunjukkan adanya keretakan dalam hubungan keluarga muslim dan kerusakan moral generasi muda. Faktor utama yang disoroti adalah penerapan sistem sekularisme dan kapitalisme oleh negara sehingga telah merusak pandangan tentang keluarga dan menurunkan iman masyarakat.
Sekularisme telah melahirkan individu yang miskin iman dan tidak mampu mengontrol emosi. Jiwa mereka menjadi rapuh dan kosong. Sementara kapitalisme menjadikan materi sebagai tujuan utama hidup sehingga abai terhadap kewajiban berbakti kepada orang tua (birrul walidain).
Sementara itu, sistem pendidikan sekuler tidak secara serius mengajarkan nilai-nilai ini sehingga generasi tidak memiliki hubungan yang baik dengan Allah maupun dengan manusia, termasuk orang tua mereka. Sistem hidup kapitalisme gagal memanusiakan manusia. Fitrah dan akal manusia tidak terpelihara dengan baik serta menjauhkan manusia dari tujuan penciptaannya sebagai hamba dan khalifah pembawa rahmat bagi semesta alam.
Namun, sistem Islam selalu bisa menjadi solusi secara menyeluruh. Ini karena Islam mengatur seluruh aspek kehidupan. Apa saja solusi yang ditawarkan Islam?
Pertama, dalam bidang pendidikan. Pendidikan dalam Islam harus berlandaskan akidah Islam sehingga membentuk generasi dengan kepribadian Islam yang kuat. Mereka dididik untuk selalu mempertimbangkan halal dan haram dalam setiap tindakan dan tidak hanya mengejar kesenangan materi.
Kedua, dalam lingkungan keluarga. Keluarga dalam Islam dibangun atas dasar kasih sayang dan ketakwaan. Setiap anggota keluarga memahami hak dan kewajibannya dan bersama menciptakan suasana yang penuh cinta dan rasa hormat.
Ketiga, kontrol sosial dari masyarakat. Masyarakat dalam sistem Islam memiliki kontrol sosial yang kuat melalui aktivitas saling menasihati dan mencintai ketaatan. Mereka benci terhadap kemaksiatan dan berusaha menjauhkan diri darinya.
Jika kemaksiatan masih terjadi, termasuk kekerasan anak terhadap orang tua, sistem sanksi dalam Islam akan ditegakkan. Sanksi ini bersifat menjerakan sehingga dapat mencegah orang lain melakukan kejahatan serupa. Dengan penerapan sistem Islam yang komprehensif, generasi akan memiliki kepribadian yang kuat, penuh hormat kepada orang tua, dan mampu mengendalikan emosi mereka sesuai dengan tuntunan syariat Islam.
Sarah Fauziah
Bandung, Jawa Barat [CM/NA]