Maraknya Zina di Kalangan Pelajar

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Islam mengatur batasan pergaulan antara laki laki dan perempuan secara terperinci demi menjaga harkat dan martabat masing-masing. Mereka diwajibkan menundukkan pandangannya (ghadul bashar), tidak khalwat (berduaan), dan ikhtilat (campur baur lelaki dan perempuan), juga tidak diperkenankan mengeksploitasi sisi maskulinitas dan feminitas di khalayak umum karena ada kewajiban untuk menutup aurat.

CemerlangMedia.Com — Viral video di media sosial yang memperlihatkan puluhan siswi di SMA Sulthan Baruna Desa Padaluyu, Kecamatan Cikadu, Cianjur yang sedang melakukan tes kehamilan dengan didampingi oleh guru perempuan. Kegiatan ini rutin dilakukan dari dua tahun terakhir setiap akan dimulainya pembelajaran di semester baru. Tes kehamilan ini dilatarbelakangi oleh adanya siswi yang berhenti sekolah akibat hamil setelah liburan semester (22-01-2025).

Usia remaja adalah fase seseorang akan mengalami ketertarikan terhadap lawan jenis. Ini adalah fitrah manusia. Namun, apabila tidak mampu mengendalikan nalurinya, maka para remaja ini akan menyalurkannya dengan berkomitmen satu sama lain, yang dikenal dengan istilah pacaran.

Di sinilah berbagai macam malapetaka asmara terjadi. Diawali dengan saling memberikan perhatian, lalu khalwat, dan tidak sedikit yang berlanjut melakukan hubungan suami istri asalkan dilakukan tanpa ada pemaksaan.

Salah satu faktor internal yang mendorong seseorang melakukan zina adalah lemahnya pemahaman tentang agama sehingga mereka tidak menganggap apa yang dilakukannya adalah sebuah dosa. Sementara dorongan nafsu dari eksternal juga begitu besar.

Banyaknya rangsangan s3ksual, terutama melalui media sosial yang bisa diakses dengan mudah. Belum lagi pengaruh pergaulan yang serba bebas dan hilangnya kontrol orang tua dengan membiarkan anaknya makin menjauh dari norma agama dengan alasan tren.

Sementara itu, negara tidak berperan untuk membangun fondasi yang kuat bagi para remaja. Ini tampak dari sistem pendidikan yang mengurangi jumlah pembelajaran agama di sekolah. Sudahlah minim bekal agama, peredaran konten porno yang bebas dan menimbulkan rasa candu bagi para penikmatnya, lalu akhirnya mereka terdorong untuk mempraktikkannya. Inilah bukti nyata rusaknya moral remaja yang hidup dalam sistem sekularisme.

Dalam pandangan sekularisme, zina adalah hak manusia. Tidak boleh dikaitkan dengan agama selama dilakukan tanpa adanya paksaan dan tidak mengganggu hak orang lain, maka boleh-boleh saja. Agama hanya sebatas ritual ibadah dan tidak berhak mengatur kehidupan sosialnya.

Dengan kondisi seperti ini, siapa pun yang memiliki iman dan pemahaman lemah tentang agama, lalu berada dalam lingkup sistem sekuler liberal, maka akan jebol pertahanannya karena diserang dari berbagai penjuru. Ideologi ini terbukti merusak dan menjauhkan remaja dari visi akhirat. Tentu ini sangat bertolak belakang dengan Islam.

Islam mengatur batasan pergaulan antara laki laki dan perempuan secara terperinci demi menjaga harkat dan martabat masing-masing. Mereka diwajibkan menundukkan pandangannya (ghadul bashar), tidak khalwat (berduaan), dan ikhtilat (campur baur lelaki dan perempuan), juga tidak diperkenankan mengeksploitasi sisi maskulinitas dan feminitas di khalayak umum karena ada kewajiban untuk menutup aurat.

Negara juga memberikan sanksi tegas atas tindakan kriminal zina demi memberikan efek jera terhadap pelaku. Begitu juga dengan pengedaran konten pornografi, tidak akan dibiarkan bertebaran di media sosial.

Hanya Islam satu-satunya solusi kehidupan yang benar dan tidak menyesatkan. Tanpa Islam sebagai pengatur kehidupan, umat akan selalu berada dalam kerusakan. Wallahu a’lam bissawab

Mia Kusmiati
Bekasi, Jawa Barat [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *