CemerlangMedia.Com — Bahwa mendidik generasi di zaman ini tantangannya makin berat, nyaris tak ada satu pun orang tua menafikkannya. Bahkan sangat mungkin semuanya sepakat, seiya sekata, betapa kerusakan generasi hari ini demikian parah. Bukan hanya membuat geleng-geleng kepala, tetapi juga sesak di dada karena tak jarang di luar nalar sehat.
Misalnya, seorang remaja putri belia berjoget TikTok dengan menampilkan auratnya tanpa risih sama sekali. Atau bahkan seorang pemuda dengan tega menganiaya, memperkosa, bahkan menghilangkan nyawa korbannya dengan sangat keji karena alasan yang sepele yakni cemburu buta atau cintanya ditolak korban. Subhanallah.
Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan masa keemasan Islam saat berada di bawah kekuasaan sistem pemerintahan Islam (Khil4f4h). Generasi dengan integritas Islam yang kuat berpadu dengan kepakaran di berbagai bidang kehidupan dijumpai dengan sangat mudahnya di setiap negeri kaum muslim. Inovasi di bidang saintek pun bagai air bah yang tak terbendung. Semuanya mengabdi kepada kepentingan Islam dan kemuliaan umat.
Visi pendidikan yang kuat, berpengaruh, dan produktif adalah kunci lahirnya generasi cemerlang. Membangun visi tersebut bukan perkara bim salabim, tetapi memerlukan penghayatan yang serius terhadap visi hidup sebagai seorang muslim, yakni beribadah kepada Rabb semesta alam.
Ibadah yang benar dan lurus adalah perilaku yang lahir dari insan bertakwa. Maka melahirkan generasi yang bertakwa adalah sebuah keniscayaan, tak bisa ditawar. Yaitu generasi yang menyelaraskan setiap tindak-tanduknya juga hawa nafsunya dengan perintah dan larangan-Nya. Generasi yang senantiasa taat dalam setiap suasana, ramai maupun sunyi. Generasi yang peduli bukan hanya pada peningkatan kualitas diri, tetapi juga pada kondisi umat Muhammad hari ini.
Karenanya, visi pendidikan pertama-tama ditujukan untuk membentuk syahsiah Islam atau kepribadian Islam pada diri generasi. Berikutnya, melahirkan generasi pakar yang menguasai saintek guna menyiapkan mereka terlibat dalam ranah kehidupan praktis demi kemaslahatan umat dan kepentingan izzah Islam dan kaum muslim.
Visi ini harus dipahami oleh setiap orang tua, terutama ibu sebagai rahim peradaban. Sebab peran strategis ibu sebagai madrasah pertama dan utama tidak bisa dibantah. Ibulah pencetak para ulama sekaligus ilmuan, para mujahid sekaligus pemimpin, di setiap masa tanpa kecuali.
Ibu harus fokus mewujudkan visi pendidikan Islam yang telah Allah gariskan. Ibu harus segera menyusun serangkaian rencana tentang desain besar generasi yang hendak diwujudkan, termasuk langkah strategis dan taktis detail hingga level eksekusi harian. Fokus pada perencanaan, jangan terlampau sibuk memperhitungkan kemampuan dan berbagai kemungkinan (kelemahan, kesulitan). Tepis semua ragu, bulatkan azzam dalam dada. Yakinlah, dengan kesungguhan dan pertolongan-Nya, kita akan sanggup menaklukkan segala tantangan.
Langkah yang tak kalah penting lainnya adalah melakukan edukasi di tengah umat, juga menyeru para penguasa agar mengadopsi aturan Yang Maha Sempurna sebagai jalan keluar atas segala problematika yang mendera anak-anak kita, yakni syariat Islam. Berupa sistem pendidikan yang unggul lagi perkasa yang terbukti berjaya di masa keemasannya dengan melahirkan sosok ilmuan sekaligus ulama berintegritas.
Rizki Ika Sahana [CM/NA]