CemerlangMedia.Com — Bullying di kalangan remaja telah menjadi isu sosial yang meresahkan. Banyak kasus yang terjadi di sekolah maupun di lingkungan sekitar yang sering kali terlupakan, padahal efeknya sangat mendalam terhadap korban.
Menurut survei yang dilakukan oleh Lembaga Perlindungan Anak, terdapat peningkatan kasus bullying di kalangan remaja sebesar 20% dalam lima tahun terakhir. Salah satunya adalah video yang memperlihatkan aksi bullying terhadap dua orang remaja perempuan yang terjadi di Kecamatan Lubuk Baja, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) (detik.com, 02-03-2024).
Penyebab dari fenomena bullying ini sangat kompleks, mulai dari ketidakstabilan emosi pelaku, lingkungan keluarga yang kurang harmonis, pengaruh lingkungan sosial, hingga kurangnya edukasi mengenai empati dan keberagaman di sekolah. Faktor media sosial juga berperan besar dalam meningkatkan kasus cyberbullying.
Oleh karena itu, bullying membutuhkan perhatian dari semua pihak, di antaranya sekolah, orang tua, pemerintah, dan masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang aman dan kondusif bagi perkembangan remaja. Upaya pencegahan dan penanggulangan bullying harus dilakukan secara komprehensif.
Sekolah harus menerapkan kebijakan zero tolerance terhadap bullying, menyediakan konseling bagi pelaku dan korban, serta mengintegrasikan edukasi empati dan keberagaman dalam kurikulum. Bukan hanya itu, kurikulum pendidikan harus pula berlandaskan akidah Islam sehingga mereka memiliki tanggung jawab terhadap segala perbuatannya.
Orang tua memiliki peran penting sebagai sekolah pertama bagi anak mereka. Untuk itu, orang tua harus aktif berdialog dengan anak-anak tentang pentingnya menghargai dan berkasih sayang sesuai dengan ajaran Islam, serta memberikan pemahaman akan dampak negatif bullying.
Pemerintah sebagai pelaksana tugas negara perlu membuat regulasi yang melindungi anak dari bullying, termasuk cyberbullying dengan berlandaskan akidah Islam, memberikan sanksi tegas terhadap pelaku sehingga memberikan efek jera. Alhasil, kasus bullying dapat diatasi dan tidak terus berulang.
Selpia Ramadhani
Siswi SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan [CM/NA]