“Islam memandang bahwa sumber kebahagiaan seorang muslim terletak pada rida Allah semata, bukan pada materi ataupun manfaat. Dengan akidah yang benar dalam dirinya, seorang muslim akan mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi dan tidak hanya sibuk mengejar dunia.”
CemerlangMedia.Com — Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Mahendra mengatakan, tingkat bvnvh diri paling tinggi mencapai angka 3,07 persen, sedangkan di Yogyakarta mencapai angka 1,58 persen. Lebih lanjut ia mengatakan, perlu upaya bersama untuk mengajak masyarakat mencari solusi (1-7-2024).
Makin hari, bvnvh diri seolah menjadi tren di semua kalangan, baik orang kaya, pengusaha, pelajar, maupun di tengah masyarakat biasa. Bahkan, ada seorang ibu yang tega mer*cuni semua anaknya agar mereka m*ti bersama. Lebih mirisnya lagi, Indonesia yang penduduknya mayoritas muslim menjadi negara peringkat pertama kasus bvnvh diri.
Fakta Ini menunjukkan bahwa iman dan mental seorang muslim sedang tidak baik-baik saja. Alhasil, ketika mereka menghadapi beban berat dalam hidupnya, bvnvh diri seolah menjadi solusi.
Para pelaku menganggap bahwa dengan kematian, maka selesailah semua permasalahan yang dihadapi karena merasa kehidupan sudah tidak ada artinya lagi, padahal kenyataannya, kematian bukanlah akhir dari semua masalah, tetapi awal dari penderitaan. Sementara Allah sudah menjelaskan bahwa bagi pelaku bvnvh diri, maka tempatnya di neraka Jahanam dan mereka kekal di dalamnya.
“Barang siapa yang bunuh diri dengan besi, maka besi yang tergenggam di tangannya akan selalu ia arahkan untuk menikam perutnya dalam neraka Jahanam secara terus-menerus dan ia kekal di dalamnya. Barang siapa yang bunuh diri dengan cara meminum racun, maka ia akan selalu menghirupnya di neraka Jahanam dan ia kekal di dalamnya. Barang siapa yang bunuh diri dengan cara terjun dari atas gunung, maka ia akan selalu terjun ke neraka Jahanam dan dia kekal di dalamnya.” (HR Muslim).
Maraknya bvnvh diri adalah akibat lemahnya pemahaman kaum muslim tentang tujuan hidup mereka. Ini semua lahir dari sistem kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Agama tidak lagi dipakai untuk mengatur kehidupan, melainkan hanya sebatas untuk ibadah saja. Sementara dalam kehidupan sehari-hari, manusia dibiarkan berbuat sesuka hati.
Pemahaman kapitalisme telah menjadikan materi sebagai sumber kebahagiaan. Alhasil, kaum muslimin hari ini sibuk mencari materi dan meraih kekuasaan, tanpa peduli Allah rida atau tidak. Bahkan, sering melalaikan kewajiban sebagai seorang muslim.
Namun, berbeda dengan Islam yang memandang bahwa sumber kebahagiaan seorang muslim terletak pada rida Allah semata, bukan pada materi ataupun manfaat. Sistem Islam mengatur semua kehidupan, mulai dari aturan untuk diri sendiri sampai aturan bernegara.
Bahkan, pendidikan pertama dalam Islam adalah menanamkan akidah yang benar agar seorang muslim menyadari hubungannya dengan Allah dan sadar akan tujuan hidupnya. Seorang muslim meyakini bahwa apa pun yang dilakukan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan nanti di hadapan Allah sehingga akan senantiasa berhati-hati dalam melakukan setiap perbuatan.
Seorang muslim dengan akidah yang benar dalam dirinya akan mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi, menjadikan akhirat sebagai tujuan hidupnya, dan tidak hanya sibuk mengejar dunia. Selain itu, mereka juga memiliki mental dan iman yang kuat.
Di dalam Islam, kepala negara berkewajiban menjaga akidah kaum muslim dari pemahaman yang menyesatkan dan menghapus tontonan yang tidak bermanfaat sehingga tidak ada lagi peluang adanya tindakan yang melanggar hukum syariat. Selain itu, Islam juga mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di tengah kaum muslim sehingga hidup rakyat penuh dengan ketenangan. Semua itu hanya bisa terwujud melalui penerapan aturan Islam untuk mengatur seluruh kehidupan, yakni aturan yang berasal dari Sang Pencipta, Yang Maha Mengetahui.
Rindi Afrina
Lubuk Basung, Sumatra Barat [CM/NA]