Naluri Keibuan Hilang, Nasib Anak Kian Malang

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

“Seorang perempuan dalam Islam akan menjadi ummun warabbatul bayit. Mereka akan membekali dirinya dengan ilmu agar menjadi perempuan yang memiliki budi pekerti luhur dan senantiasa menjaga muruahnya sebagai seorang perempuan.”


CemerlangMedia.Com — Jual beli bayi makin marak dan meresahkan. Baru-baru ini, Satreskrim Polrestabes Medan berhasil mengamankan empat perempuan yang terlibat dalam jual beli bayi seharga Rp20 juta di Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. Sejauh ini, motif para pelaku sangat beragam dan yang paling banyak adalah karena impitan ekonomi (16-08-2024).

Angka penduduk miskin di Indonesia makin banyak dan meningkat. Sementara lapangan kerja sedikit. Jika ada, justru tenaga kerja asing yang banyak dipakai.

Badai PHK juga makin mengancam kelangsungan hidup masyarakat. Para suami makin ketar-ketir, bingung mau kerja apa.

Pendidikan yang minim membuat mereka makin sulit mendapatkan pekerjaan yang layak. Kalau tidak nguli, tukang sapu jalanan, atau beragam pekerjaan kasar lainnya terpaksa diambil, meski gaji tidak memadai.

Hal ini berpengaruh terhadap kehidupan rumah tangga. Pendapatan yang kurang dan belum menutupi seluruh kebutuhan pokok, tidak jarang membuat para istri turun tangan membantu, padahal fisik perempuan tidak sekuat laki-laki.

Selain membantu mencari nafkah, tugas utama istri juga harus berjalan sebagaimana mestinya, seperti mengurus anak, rumah dengan segala tetek bengeknya, mendidik anak, dan sederet pekerjaan rutin perempuan yang wajib dipenuhi. Sebab jika tidak, hal tersebut bisa memicu masalah baru.

Hal-hal seperti itulah akhirnya yang membuat para perempuan stres, bahkan sampai depresi. Kaum perempuan dipaksa melakukan beragam aktivitas melebihi batas tenaga dan kesanggupannya. Oleh karenanya, tidak heran jika saat ini, banyak ditemui para perempuan yang keluar dari fitrahnya, seperti tega menjual, menganiaya, bahkan membunuh buah hatinya.

Sungguh malang nasib kaum perempuan dalam sistem hari ini. Mereka seperti sapi perah yang tiada henti diambil manfaatnya. Ironisnya lagi, sebagian kaum perempuan sudah sangat jauh dari akidah (Islam) sehingga banyak dari mereka tidak lagi menyadari peran sesungguhnya untuk keluarga, terutama bagi buah hatinya.

Mereka hanya disibukkan dengan hal-hal yang bersifat duniawi. Wajar jika di dalam benaknya hanya perihal bagaimana mendapatkan materi sebanyak-banyaknya, meski dengan jalan yang di luar nalar, seperti menjual bayinya. Saking pemikirannya dangkal, mereka hanya berpikir tentang bagaimana bisa bertahan hidup, meski solusi yang diambil sangat bertentangan dengan norma agama.

Bercokolnya sistem kapitalisme sekuler di tengah masyarakat menjadikan naluri keibuan kaum perempuan sirna. Anak-anak sering kali menjadi korban dari keegoisan orang tua sehingga mereka tidak mendapatkan perlakuan yang layak sebagaimana mestinya.

Hari ini, anak-anak kerap mendapat perlakuan buruk dari orang tuanya. Mereka tidak lagi mendapatkan kasih sayang yang utuh dan tulus. Tidak jarang keberadaan mereka justru dieksploitasi dengan beragam tujuan, salah satunya demi materi. Ya, materi kerap kali mendominasi sehingga para ibu tidak lagi menjadi sosok yang bisa mengayomi karena segala sesuatunya terbatas hanya pada persoalan materi.

Di dalam Islam, ibu adalah sosok yang sangat dimuliakan. Sebab, dari seorang ibu bisa lahir sosok yang nantinya akan menjadi kebanggaan keluarga. Tidak hanya itu, perjuangan menjadi seorang ibu tidaklah mudah. Selain harus mengandung, dia juga harus berjuang bertaruh nyawa saat melahirkan.

Bahkan, seorang ibu mempunyai jasa yang sangat besar dalam mendidik dan membesarkan buah hatinya sampai tumbuh dewasa. Oleh karena itu, tidak heran, dengan perjuangan yang begitu luar biasa tersebut, sosok ibu diposisikan menjadi seseorang yang begitu mulia dan harus dihormati.

Ibu digambarkan sebagai sosok yang penuh kasih sayang. Dia tidak akan tega berlaku buruk, apalagi sampai menganiaya, bahkan menjual atau membunuh buah hatinya. Itulah kenapa ada ungkapan “kasih ibu sepanjang jalan”.

Ini karena sejatinya kasih ibu tiada berujung dan tiada pernah ada muaranya. Kasih ibu sepanjang hayat, selama nyawa masih di badan. Dia tidak pernah meminta balasan. Cintanya tulus, tanpa perlu diragukan. Apa pun akan dikorbankan demi buah hati tersayang, sekalipun nyawa menjadi taruhan.

Seorang perempuan dalam Islam akan menjadi ummun warabbatul bayit. Dia akan menjalankan tugas-tugas utamanya dengan baik dan penuh dedikasi. Dia akan menjadi madrasah utama untuk anak-anaknya, membimbing mereka menjadi generasi yang mempunyai pola pikir dan pola sikap Islam. Mereka akan membekali dirinya dengan ilmu agar menjadi perempuan yang memiliki budi pekerti luhur dan senantiasa menjaga muruahnya sebagai seorang perempuan. Wallahu a’lam

Rina Herlina
Payakumbuh, Sumbar [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *