Pribumi Tersingkirkan, TKA Jadi Rebutan

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

“Pemimpin memiliki amanah yang berat dan berkewajiban mempermudah dan memprioritaskan rakyatnya, mempersiapkan SDM yang unggul dengan menerapkan kurikulum pendidikan yang tepat untuk menghasilkan generasi yang mustanir dan berpotesi.”


CemerlangMedia.Com — Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sumber daya manusia yang masih produktif dengan berbagai keahlian. Sayangnya, keahlian mereka tidak tersalurkan dengan maksimal dan sedikitnya lowongan pekerjaan membuat tingkat penganggur makin meningkat. Tentu kondisi ini sangat memprihatinkan sehingga persaingan untuk mendapat pekerjaan makin ketat.

Menurut Dana Moneter Internasional (IMF) pada World Economic Outlook pada April 2024, tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 5,2% dibandingkan negara lain di Asia Tenggara atau ASEAN (21-7-2024). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2024 mencapai 7,2 juta orang. Angka ini lebih rendah dibanding masa pra-pandemi pada 2019 (07-05-2024).

Sungguh, pemuda yang malang. Di tengah gempuran digital dan teknologi, mereka harus bersaing dengan ribuan lulusan sekolah sampai universitas. Tidak hanya itu, persaingan makin ketat karena TKA masuk ke Indonesia.

Kedatangan para TKA tentu memiliki daya tarik tersendiri dan menjadi rebutan bagi perusahaan sehingga SDM pribumi kalah saing dan tersingkirkan. Akhirnya, banyak rakyat yang beranggapan bahwa kepandaian dan keahlian yang dimiliki menjadi sia-sia karena mereka menjadi pengangguran.

Sementara SDM Indonesia yang memiliki kelebihan, kopetensi, dan bisa menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat, justru tidak mendapat dukungan dari pemerintah. Lebih memprihatinkan lagi, orang-orang tersebut memilih bekerja ke negara lain yang lebih menghargai dan mengakui karyanya.

Seharusnya kondisi ini menampar pemerintah dan sadar jika negara telah kehilangan mutiara yang berharga dan bibit unggul. Sangat disayangkan jika negara tetap abai dan melepas rakyat yang memiliki kompetensi.

Jika rakyat tersebut diberi tempat dan kesempatan, tentu akan bisa mengubah dan membangun negara. Akan tetapi kenyataannya, pemerintah tetap abai dan sibuk memberdayakan TKA yang berdatangan ke Indonesia dan lebih rela kehilangan mutiara yang berharga.

Ini seolah bukti jika negara telah gagal menciptakan lapangan pekerjaan untuk rakyatnya. Negara juga abai dengan nasib dan kompetensi yang dimiliki rakyatnya. Makin nyata kerusakan yang terjadi akibat sistem kapitalisme yang mengutamakan kepentingan dan keuntungan.

Rakyat terlantar karena kehilangan kesempatan bekerja di negeri sendiri dan memilih menjadi TKI ke negara lain. Sementara TKA diterima dengan tangan terbuka dan mudah mendapatkan pekerjaan.

Pengangguran tentu tidak akan terjadi jika negara menerapkan sistem Islam. Sistem yang berasal dari Sang Pencipta tentunya tepat dan terbaik untuk hamba-Nya. Sebab, dalam sistem Islam, nasib dan kesejahteraan rakyat adalah prioritas.

Negara akan optimal dan tidak akan menyia-nyiakan rakyatnya, terutama yang memiliki keahlian dan kelebihan khusus. Mereka akan didukung dan difasilitasi oleh negara agar penemuannya bisa bermanfaat.

Oleh karenanya, negara akan mandiri dan tidak membebek pada negara lain. Negara juga akan berupaya membuka lapangan pekerjaan yang banyak agar SDM terserap dengan baik dan maksimal.

Dalam sistem Islam, pemimpin paham akan tugas dan amanahnya. Dijelaskan dalam hadis,

وَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( اَللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ ) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Dari ‘Aisyah radhiyallāhu ‘anha beliau berkata, Rasulullāh Shallallāhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ya Allāh, barang siapa yang mengurusi umatku lantas dia merepotkan (membuat susah) umatku, maka repotkannlah dia.” (HR Muslim).

Dari hadis di atas jelas, pemimpin memiliki amanah yang berat dan berkewajiban mempermudah dan memprioritaskan rakyatnya, mempersiapkan SDM yang unggul dengan menerapkan kurikulum pendidikan yang tepat untuk menghasilkan generasi yang mustanir dan berpotesi. Jadi, hanya sistem Islam yang akan mengahasilkan output SDM yang unggul sehingga kesejahteraan rakyat akan lebih terjamin.

Rita Razis [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *