CemerlangMedia.Com — Gelombang unjuk rasa bela P4lestina terus terjadi di berbagai belahan dunia. Tidak hanya di negara dengan mayoritas muslim, unjuk rasa besar-besaran juga terjadi di negara minoritas muslim.
Di India, unjuk rasa diadakan di Universitas Jawaharlal Nehru dan Universitas Jamia Milia Islamia. Aksi tersebut bertepatan dengan rencana kunjungan duta besar AS untuk India Eric Garcetti ke kampus. Di Kanada, mahasiswa Universitas McGill di pusat kota Montreal menggelar unjuk rasa pro-P4lestina. Selain India dan Kanada, mahasiswa di Prancis, Inggris, Australia, bahkan negeri Paman Sam juga menggelar aksi serupa.
Di dunia maya, tagar All Eyes on Rafah menggema. Hampir 45 juta pengguna medsos membagikannya di Instagram. Sejumlah selebritas, olahragawan, dan jutaan netizen membagikan tagar ini untuk memprotes kebengisan Isra3l. Gambar buatan akun shahv4012 dengan latar gurun dan barisan tenda yang berjajar sesak dengan tulisan All Eyes on Rafah membanjiri media sosial.
Gelombang dukungan warga dunia terhadap P4lestina tampaknya belum cukup manjur untuk menghentikan kekejian Isra3l. Bahkan, PBB pun terbukti tidak sakti untuk melumpuhkan perampok tanah P4lestina tersebut. Ratusan resolusi dibuat untuk menangani konflik P4lestina dan Isra3l, tetapi belum mampu memerdekakan P4lestina.
Jurus jitu membuat Isra3l mati kutu telah dicontohkan oleh Baginda Nabi Muhammad Shalallaahu ‘alaihi wasallam. Di dalam Sirah Nabawiyyah Ibnu Hisyam disebutkan beberapa peristiwa yang menunjukkan sifat-sifat buruk orang-orang Yahudi dan bagaimana memberikan “pelajaran” kepada mereka.
Peristiwa Pasar Bani Qainuqa menjadi saksi kebiadaban orang-orang Yahudi terhadap seorang muslimah dan pembunuhan mereka terhadap seorang muslim. Pasca peristiwa Bi’r Maunah, orang-orang Yahudi berencana membunuh Nabi Shalallaahu ‘alaihi wassalam. Sifat pengkhianat Yahudi juga tampak saat Perang Khandaq/Perang Ahzab. Kala itu Bani Quraizah mencoba membuka gerbang belakang Madinah agar pasukan Ahzab bisa masuk.
Deretan dosa Yahudi pada zaman Nabi Shallaahu ‘alaihi wassalam akhirnya mereka tebus dengan nyawa. Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wassalam sebagai kepala negara saat itu secara tegas menjatuhkan hukuman mati kepada mereka. Yahudi laknatullah tidak bisa mengelak, apalagi membalas.
Ketika sistem yang dicontohkan baginda Nabi ditinggalkan, umat Islam bak anak ayam kehilangan induknya. Ribuan muslim Gaza kehilangan rumah, harta, sanak keluarga, bahkan nyawa. Tidak ada tempat yang aman bagi mereka dari rudal-rudal Isra3l. Bahkan, Rafah yang diharapkan sebagai tempat yang aman untuk mengungsi menjadi sasaran kebiadaban Isra3l.
Oleh karena itu, sudah saatnya kita mengambil kembali apa yang dicontohkan oleh Nabi Shalallaahu ‘alaihi wassalam. Bukankah mengambil syariatnya dan mencintai umatnya adalah sinyal cinta kita kepada beliau? Lalu, tunggu apa lagi?
Ummu Arrosyidah
Aktivis Muslimah [CM/NA]