Regulasi Tidak Menguntungkan, Pedagang Daging Protes

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

“Hakikatnya semua kenyamanan hidup dan kesejahteraan hanya bisa dirasakan oleh rakyat saat sistem Islam diterapkan secara menyeluruh. Sebab, dalam negara Islam, seluruh kekayaan alam yang dimiliki, terlebih SDA yang berupa kekayaan milik umum dikelola langsung oleh negara dan hasilnya untuk kemaslahatan umat.”


CemerlangMedia.Com — Para pedagang daging yang tergabung dalam persatuan saudagar daging (Persada) Bukittinggi melakukan protes sampai aksi mogok jualan dengan didampingi Suheri selaku ketua dari Persada. Mereka melakukan beberapa tuntutan terkait adanya poin-poin aturan yang dinilai mempersulit pedagang. Salah satunya terkait aturan kedatangan ternak yang akan dipotong di rumah potong hewan (RPH) paling lambat pukul 17.00 WIB dan harus dilengkapi dengan dokumen untuk diperiksa antemortem oleh medik veteriner RPH (13-08-2024).

Aksi yang dilakukan oleh para penjual daging tersebut membuktikan adanya ketidakpuasan yang meningkat terhadap regulasi yang dianggap menghambat efisiensi dan profitabilitas usaha mereka. Aturan yang diberlakukan terkesan mempersulit, padahal mereka setiap hari harus mencari nafkah sebagai upaya memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Aturan yang dibuat terasa ganjil karena setelah ditelusuri ternyata tidak semua daerah diberlakukan aturan yang sama.

Akhir-akhir ini, banyak aturan yang dikeluarkan pemerintah terkesan nyeleneh. Contoh terbaru adalah dilegalkannya aborsi bagi perempuan yang hamil di luar nikah atau karena menjadi korban pemerk*saan. Bahkan, yang paling nyeleneh adalah dikeluarkannya aturan terkait alat kontrasepsi untuk anak usia sekolah dan remaja. Ada apa sebenarnya dengan pemimpin negeri ini?

Sungguh, setiap kebijakannya, sejauh ini tidak satu pun yang diperuntukkan bagi kemaslahatan masyarakat. Nyaris semua kebijakan tidak pernah berpihak terhadap kepentingan rakyat. Aturan-aturan tersebut seakan hadir karena adanya pesanan dari segelintir orang yang memiliki kepentingan. Tentu saja hal semacam ini suatu keniscayaan dalam sistem kapitalisme demokrasi.

Adanya segelintir orang yang bisa mengendalikan penguasa adalah lumrah adanya dalam sistem yang diusung hari ini. Bagi yang mempunyai banyak uang dan memiliki kepentingan, segalanya mudah dan bisa dirundingkan.

Penguasa hanya menjadi regulator untuk meloloskan apa pun keinginan si pemilik modal. Selagi ada keuntungan, semuanya berjalan lancar, meski jalan yang ditempuh adalah dengan mengorbankan kepentingan masyarakat.

Harapan hidup sejahtera dalam sistem hari ini adalah sebuah mimpi semu yang mustahil digapai. Mimpi rakyat tentang hidup aman, nyaman, dan sejahtera bak pungguk merindukan bulan. Alasan-alasan regulasi yang diberlakukan, meski terkesan untuk kemaslahatan rakyat nyatanya tidak demikian adanya.

Sebab faktanya, sampai detik ini, rakyat masih sangat jauh dari kata maslahat apalagi sejahtera. Justru, aturan yang ditetapkan kerap kali menimbulkan polemik, bahkan menghadirkan masalah baru dan tidak pernah pro terhadap kepentingan rakyat. Rakyat seolah dianggap benalu yang membebani, padahal merekalah yang merongrong kedaulatan negeri.

Rakyat selalu menjadi korban dari keegoisan penguasa. Jika dipikir secara mendalam, bukan negara yang menghidupi rakyat, tetapi rakyatlah yang menghidupi negara. Beragam pajak yang dibebankan kepada rakyat seolah menjadi bukti bahwa rakyatlah yang menghidupi penguasa beserta kroni-kroninya.

Jangankan hidup sejahtera, masyarakat justru harus berjibaku, bahkan saling sikut sesama mereka hanya untuk bisa bertahan hidup dan menghidupi keluarganya. Banyak rakyat kelaparan di negeri yang konon katanya berjuluk lumbung padi. Rakyat juga kesulitan mencari pekerjaan di negeri yang kaya akan sumber daya alam. Ke manakah seluruh kekayaan alam negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi?

Berbeda dengan Islam, penguasa dalam sistem Islam menetapkan aturan berdasarkan proses pengkajian yang mendalam. Jika itu berupa aturan teknis, dalam hal pengambilan keputusan dipastikan harus berdampak positif terhadap masyarakat. Apalagi sumber rujukan dalam pembuatan aturan sangat jelas sumbernya, yaitu Al-Qur’an dan hadis, bukan berdasarkan akal dan perasaan manusia seperti pada sistem hari ini.

Aturan dan hukum yang diberlakukan adalah hasil pengkajian yang mendalam sehingga kemungkinan rakyat terzalimi atas regulasi yang ditetapkan oleh penguasa bisa diminimalkan. Inilah pentingnya menetapkan sebuah kebijakan bukan berdasarkan pada akal dan perasaan semata. Sebab sejatinya, tugas menjadi seorang penguasa itu berat. Apa pun regulasi yang ditetapkan akan dimintai pertanggungjawaban kelak.

Hakikatnya semua kenyamanan hidup dan kesejahteraan hanya bisa dirasakan oleh rakyat saat sistem Islam diterapkan secara menyeluruh. Sebab, dalam negara Islam, seluruh kekayaan alam yang dimiliki, terlebih SDA yang berupa kekayaan milik umum dikelola langsung oleh negara dan hasilnya untuk kemaslahatan umat. Menjadi tugas kita bersama untuk kembali memahamkan umat tentang pentingnya menerapkan Islam secara menyeluruh di dalam kehidupan. Wallahu al’am

Rina Herlina
Payakumbuh, Sumbar [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *