CemerlangMedia.Com — Tawuran antara dua gerombolan gangster di Surabaya berhasil dibubarkan oleh Timsus Intelkam Polrestabes Surabaya. 10 remaja rentang usia 17-23 tahun diamankan petugas karena bersenjata tajam. Sedangkan yang lainnya dalam pengejaran. Menurut Kasat Intelkam Polrestabes Surabaya AKBP Edi Hartono, selain karena dendam pribadi, biasanya mereka random berkeliling mencari sasaran di jalan (10/6/2023).
Remaja gangster tentu saja meresahkan. Sebab aksi mereka bukan kali pertama. Di Surabaya, pada 2019, aksi gangster sempat viral, pun di Desember 2022. Ternyata fenomena semacam ini telah berlangsung lama dan tidak hanya muncul di Surabaya saja. Namun, juga di kota lain seperti wilayah Jabodetabek, Medan, Palu, Makasar. Polah mereka lebih dari tawuran. Mereka bisa menyerang warga, bahkan menimbulkan korban nyawa.
Penanganan dan antisipasi terulangnya aksi serupa telah banyak dilakukan. Pemkot Surabaya misalnya, mengupayakan patroli gabungan antara Pemkot, TNI, Polri, ormas. Melibatkan warga dalam menjaga keamanan lingkungan, juga imbauan pada orang tua untuk memperhatikan dan menanamkan akhlak pada anak. Tak luput sekolah kebangsaan pun dikebut. Sanksi tegas terhadap gangster juga diterapkan, tetapi entah mengapa, semuanya tidak cukup untuk menghadang laju fenomena gangster di kalangan remaja. Sikap jumawa saat tangan menggenggam senjata, serasa gagah saat lawan kalah, menyingkirkan nilai kesopanan, kemanusiaan juga agama. Tidak peduli pada akhirnya ada implikasi hukum yang harus ditanggung.
Masa remaja memang masa pencarian jati diri manusia. Hasil dalam proses pencarian tersebut tentu akan berpengaruh pada karakter remaja ke depannya. Di sini bagaimana kawalan dari orang tua dan masyarakat sangat dibutuhkan remaja agar prosesnya lebih terarah. Terlebih kondisi saat ini yang jauh dari baik bagi tumbuh kembang mereka. Kehidupan makin sekuler. Agama jadi jauh tergeser. Sekalipun kondisi ekonomi sulit akibat penerapan sistem hidup kapitalistik, orang tua sepatutnya tidak hanya fokus pada bagaimana memenuhi kebutuhan keluarga. Sudah semestinya mereka hadir sebagai pendidik utama. Memahamkan agama sebagai fondasi anak dalam memandang dan menjalani kehidupan. Termasuk aturan berinteraksi dengan sesama manusia.
Negara pun selayaknya mendukung orang tua dengan menyediakan lingkungan yang kondusif bagi remaja untuk memahami agama. Lingkungan yang tidak menggeser bahkan menggantikan agama dengan kebenaran menurut kacamata manusia, baik di lingkup sekolah atau masyarakat. Lingkungan yang aman dari tontonan dan tuntunan yang membebaskan cara berpikir dan bertingkah laku remaja dari nilai agama. Negara juga seharusnya menerapkan aturan-aturan lainnya yang akan menjadi support system bagi terbentuknya generasi penerus, pemimpin umat yang saleh dan cemerlang pada masa mendatang.
Sri Rahayu
Surabaya, Jawa Timur [CM/NA]
One thought on “Remaja Gangster, Agama Jangan Digeser”
Na’udzubillah….
Dimana fungsi negara? yang katanya mengayomi, melindungi rakyat dari segala bentuk apapun.