CemerlangMedia.Com — Empat remaja yang masih di bawah umur ditangkap Tim Patroli Presisi Polres Metro Bekasi Kota ketika melakukan tawuran dengan kelompok remaja lain. Penangkapan ini terjadi di Jalan Anggrek 2, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medansatria, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Para remaja ini diamankan pada saat polisi melakukan patroli pada Sabtu dini hari. Ketika digeledah, didapati busur dan anak panah yang diduga akan digunakan untuk aksi tawuran (20-4-2024).
Miris, aktivitas tawuran yang dilakukan remaja saat ini sungguh sangat meresahkan. Sering kali mereka nekat membawa senjata tajam dalam aksinya. Tidak jarang didapati korban yang harus kehilangan nyawa akibat tawuran.
Peristiwa tawuran remaja di Bekasi bukan hanya kali ini. Di awal 2024, yaitu pada Januari dan Februari terdapat 12 kasus tawuran yang berujung kematian. Bahkan, saat Ramadan lalu terjadi perang sarung yang mengakibatkan satu orang tewas akibat dihantam kunci T.
Banyak motif yang melatarbelakangi tawuran remaja, mulai dari saling ledek di media sosial, balas dendam, bahkan hanya sekadar demi konten agar terkenal. Namun, apa pun alasannya, tawuran tetap tidak dapat dibenarkan karena banyak kerugian yang ditimbulkan, baik untuk diri sendiri juga orang lain.
Maraknya tawuran remaja makin menambah buram potret generasi saat ini. Selain dari abai atau salahnya pola asuh orang tua, sistem pendidikan saat ini telah gagal membentuk generasi Indonesia agar memiliki perilaku terpuji. Pendidikan karakter dan budi pekerti yang diberikan dalam kurikulum ternyata belum menampakkan hasil yang signifikan.
Kurikulum pendidikan kerap berganti, tetapi asasnya tetap sama, yakni sekularisme. Ruh dari sistem kapitalisme ini telah berhasil menjauhkan remaja dari fitrahnya, yakni taat kepada Allah Swt. melalui syariat-Nya.
Sepanjang peradaban Islam nan agung, para pemuda kerap menyibukkan diri dengan aktivitas positif. Menuntut ilmu dan berjihad kerap mewarnai hari-hari mereka. Hal-hal yang mubah pun jarang untuk menjadi pilihan karena khawatir bisa melalaikannya dari aktivitas yang utama. Keterpaduan antara kurikulum pendidikan berbasis akidah Islam, penerapan aturan sesuai syariat Islam, dan bi’ah (pengkondisian) suasana penuh ketakwaan, membentuk pemuda-pemuda Islam menjadi sosok yang berkepribadian mulia.
Rasulullah saw. mengingatkan agar kita senantiasa mengingat dan memanfaatkan lima perkara sebelum lima perkara. Dari Ibnu ‘Abbas ra. Rasulullah saw. bersabda, “Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara. Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang kefakiranmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR Al- Hakim).
Irma Sari Rahayu
Bekasi, Jawa Barat [CM/NA]