Penulis: Abu Zaid R
Kita harus memperkuat iman dengan mengkaji akidah lebih serius, memahami dalil-dalinya, baik aqli maupun naqli sehingga iman kita makin kukuh dalam jiwa. Dengan pertolongan Allah pula, kita akan sanggup bertahan dan terus maju dalam medan dakwah dengan seluruh tantangannya.
CemerlangMedia.Com — Sebab-sebab gugur dari jalan dakwah. Pertama, lemahnya iman. Iman adalah modal hidup kita. Dengan iman yang kuat, kita akan mampu berjalan dengan kokoh menghadapi gelombang kehidupan dalam rangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Iman yang lemah membuat hidup kita kurang terarah. Hidup tumpang tindih berbagai persoalan yang bagi kita jadi ruwet. Bagaikan benang kusut, tidak bisa dibedakan mana yang penting, lebih penting, dan paling penting sehingga tidak mampu mengambil keputusan yang tepat.
Dalam perjuangan ini, pastinya iman yang kukuh menjadi modal paling penting. Siapa pun yang imannya lemah, keyakinannya lemah dan akidahnya lemah, tidak akan bisa bertahan di jalan ini.
Khususnya adalah iman kepada janji Allah Swt.. Kukuhnya iman kita kepada janji Allah Swt. akan memunculkan harapan yang kuat pula bahwa apa yang dijanjikan, yakni berupa kemenangan pasti akan tiba.
Suatu hari nanti, Khil4f4h pasti berdiri menantang dunia untuk mewujudkan kemenangan dan kejayaan bagi manusia seluruhnya dalam naungan Islam rahmatan lil alamin. Meskipun mungkin kita tidak menjumpai masa masa kemenangan itu, tetapi kita tetap semangat baja berjuang demi kebaikan yang akan diperoleh oleh manusia, termasuk anak cucu kita, insyaallah.
Dalam berjuang ini, Allah Swt. dan Rasul-Nya juga menjanjikan pahala yang besar. Di tengah kehidupan yang penuh maksiat ini, maka pahala besar dalam dakwah ibaratnya adalah bonus besar di luar gaji yang pas-pasan. Bonus itulah yang akan kita pakai untuk melunasi utang-utang kita yang banyak. Pahala besar itulah yang kita harapkan bisa menutupi dosa-dosa kita. Kita pun akan makin semangat berjuang meskipun lelah dan capai melanda. Kita maju terus dengan berharap pahala dari Allah.
Termasuk yang paling menentukan bagi kita untuk kuat berjuang adalah keimanan kepada rezeki dan ajal. Betapa banyak pejuang gugur dari dakwah karena alasan takut miskin dan atau takut mati. Mereka begitu mudah meninggalkan dakwah karena ingin fokus bekerja mencari uang, padahal semua sudah Allah tentukan. Pun takut mati sehingga tidak berani maju di medan dakwah ini karena melihat tantangan yang menghadang, padahal ajal juga sudah Allah tentukan.
Pendek kata, apabila akidah lemah, maka kecil kemungkinan bisa bertahan di jalan dakwah ini. Oleh karena itulah, kita mesti memperkuat iman dengan mengkaji akidah lebih serius, memahami sedetail mungkin dalil-dalinya, baik aqli maupun naqli sehingga iman kita makin kukuh dalam jiwa. Dengan pertolongan Allah pula, kita akan sanggup bertahan dan terus maju dalam medan dakwah dengan seluruh tantangannya.
Kita juga harus terus berdoa agar Allah mengukuhkan jiwa kita di atas iman yang kuat.
وَعَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ ، قَالَ : قُلْتُ لِأُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا ، يَا أُمَّ المُؤْمِنِيْنَ ، مَا كَانَ أكثْرُ دُعَاءِ رَسُولِ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، إِذَا كَانَ عِنْدَكِ ؟ قَالَتْ : كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِهِ : (( يَا مُقَلِّبَ القُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ )) . رَوَاهُ التِّرْمِذِي ، وَقَالَ : (( حَدِيْثٌ حَسَنٌ ))
Dari Syahr bin Hawsyab, ia berkata, “Aku berkata kepada Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ‘Wahai Ummul Mukminin, doa apa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam jika ia berada di sisimu?’ Ummu Salamah menjawab, ‘Yang paling sering dibaca oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah: Yaa Muqallibal Quluub tsabbit qalbii ‘ala diinik (artinya: Wahai Zat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).’” (HR Tirmidzi, ia berkata bahwa hadis ini hasan) [HR Tirmidzi, no. 3522 dan Ahmad, 6:315].
Ya Allah, ampunilah kami dan istikamahkanlah kami di jalan perjuangan ini. Semoga Allah mengukuhkan iman kita hingga diberi kemampuan berjalan di atas dakwah ini hingga akhir napas dengan husnul khatimah. Aamiin.
Ngaji, yuk! [CM/Na]