Oleh. Atik Setyawati
(Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com)
CemerlangMedia.Com — PUISI
Kalau kubilang
Dakwah itu pertanda sayang
Mengapa engkau meradang?
Saat ini, engkau terhalang
Engkau merasa aku pecundang
Berlagak pejuang
Nasihati dirimu yang patah arang
Kau bilang
Urus saja dirimu yang tersayang
Usah pedulikan aku yang malang
Oh, tak bisa begitu!
Aku teramat sayang
Tak mungkin biarkan
Dirimu sendiri dalam kubangan
Sisa derita yang ada
Tak pantas buat putus asa
Dirimu terlalu mahal untuk menderita
Kau bilang, kau senang
Rasakan air mata dalam kepiluan
Kau puas bila sudah meraung kesakitan
Sakit hati karena pengkhianatan
Ayolah, kawan!
Masamu jangan habiskan
Untuk sekadar meratapi seseorang
Bila memang ia tertuliskan untukmu
Pasti ia akan datang
Usah hiraukan yang pergi
Dan sejatinya inilah yang terbaik dari Ilahi
Lupakan segera!
Biarkan waktu yang membasuh dan hilangkan segala luka!
Kau tolehkan muka
Seakan protes pada setiap kata
“Apa kau bilang?”
Desah napas terdengar bersama rintik air mata
Sabarlah sayang!
Alihkan fokusmu!
Banyak yang menantikan senyummu
Nantikan cerita indahmu
Nantikan semangatmu
Ayo, tersenyumlah!
Bersyukurlah, masih bisa kau rasakan nikmatnya rasa sakit
Nikmatnya bangkit
Dan nikmatnya menjemput mimpi di ujung masa sulit!
Tetap kutemani engkau
Di sini
Menata hari-hari
Ayo berprestasi lagi
Dan
Kau pun tersenyum
Memelukku, menggenggamku
Jemarimu
Bantu aku sepertimu!
Oh, bukan sepertiku, kau tetap dengan segudang potensi hebatmu, sahabatku
Mari bersama menggapai mimpi kita hingga tiba sang waktu
Metro, 22 Mei 2023 [CM/NA]