Oleh. Agustiana Amanda Putri
CemerlangMedia.Com — “Kau Tahu Dosa, Tapi Mengapa Masih Dilakukan?” adalah ungkapan yang mungkin sudah tidak asing lagi untuk kita. Dari hal tersebut kira-kira problem apa yang paling familiar di kalangan remaja saat ini? Yaps, pacaran.
Dalam Islam, istilah pacaran itu tidak ada bahkan memang tidak pernah dikenal, tetapi seiring perkembangan zaman muncullah istilah tersebut.
Lalu mengapa pacaran itu menjadi dosa, bukankah tidak ada istilah pacaran itu sendiri dalam islam? Eits tunggu dulu … jangan langsung mengambil kesimpulan seperti itu ya. Karena jika kalian mencari dalil ataupun hadis yang langsung mengatakan, “Janganlah engkau berpacaran.” Maka kamu tidak akan pernah menemukannya.
Pacaran sebetulnya tidaklah haram, jika itu dilakukan setelah menikah, tetapi untuk remaja saat ini apalagi kamu yang notabenya masih berstatus pelajar tolong dihindari ya. Yang menjadikan pacaran itu menjadi haram adalah aktivitas yang terkandung di dalamnya karena dapat mengantarkan seseorang menjadi pelaku maksiat alias berujung pada perzinahan.
Berbicara tentang zina, Allah Swt. berfirman,
وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةٗ وَسَآءَ سَبِيلٗا ٣٢
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra:32)
Gimana Sobat, udah ketemu kan dalilnya? Jadi, ketika kita sudah tahu, maka ayo kita hindari!
Selain dari istilah pacaran, ternyata sekarang ini ada istilah baru yang dipopulerkan namanya “Komitmen”. Memang statusnya tidak berpacaran, akan tetapi aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan sama dengan orang yang berpacaran seperti: teleponan, jalan berduaan atau mungkin sampai pegang-pengangan. Na’udzubillah. Hal tersebut tetap adalah haram, karena bukan memandang dari statusnya tetapi pada aktivitas yang terkandung di dalamnya.
Lalu bagaimana ketika kita jatuh cinta, bagaimana cara mengendalikan perasaan itu?
Jatuh cinta tidaklah salah, Allah tidak melarang hambanya untuk jatuh cinta, karena perasaan itu fitrah. Akan tetapi Allah menjaga kita dari perasaan tersebut. Jangan sampai salah memahami, bahwa jatuh cinta itu seperti berpacaran, komitmen dan segala istilah lainnya. Bukan seperti itu! Cinta itu suci, jangan nodai dengan maksiat. Saking sucinya, Islam mengatur ketika perasaan tersebut muncul dalam diri,
1. Apabila engkau sudah mampu, maka menikahlah, bila belum mampu maka shaum (puasa)lah. Peliharalah pandangan, karena hal itu akan lebih menjaga hati kita. (QS An-Nur :31-32)
2. Jika engkau jatuh cinta, maka kembalikanlah cinta itu kepada Allah. Karena sejatinya Allah-lah yang mendatangkan perasaan itu.
3. Perkuat hubunganmu dengan Allah, karena siapa saja bisa termabukkan oleh perasaan, maka kuatkan iman dan tingkatkan takwa.
Sekali lagi, Allah tak pernah mengharamkan yang namanya jatuh cinta, mengagumi seseorang atau memendam perasaan. Karena sejatinya itu adalah hal manusiawi, yang tak manusiawi adalah menganggap cinta itu layaknya orang yang berpacaran, sedangkan manusia diberikan akal untuk mengendalikan cintanya sesuai dengan ajaran agama. Dan persoalan jodoh adalah perkara takdir Allah untukmu.
Tak usah khawatir perkara jodoh, karena jodohmu tidak akan pernah salah alamat.
Tak usah khawatir perkara jodoh, karena jodohmu akan menemukan jalan menujumu.
Tak usah khawatir perkara jodoh, karena jodohmu akan hadir di waktu yang telah Allah tentukan.
Mari fokus memperbaiki diri! [CM/NA]