Kemiskinan Masih Membayangi

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Neni Nurlaelasari
Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com

Islam sebagai agama yang sempurna memiliki aturan yang bisa membawa kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam sistem Islam, pengelolaan sumber daya alam haram dikuasai oleh individu, baik swasta maupun asing. Negara memiliki kewajiban untuk mengelola sumber daya alam yang hasilnya untuk menyejahterakan rakyat.

CemerlangMedia.Com — Masalah kemiskinan masih menjadi PR besar, terutama bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Bahkan, tingkat kemiskinan sangat tinggi di negara yang mengalami konflik perang. Berbagai upaya terus dilakukan dalam mengentaskan kemiskinan. Akan tetapi, usaha yang dilakukan selama ini belum membuahkan hasil.

Pada 17 Oktober setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional. Peringatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat dunia menyuarakan penghapusan kemiskinan. Peringatan Hari Pengentasan Kemiskinan di beberapa negara diisi dengan aksi solidaritas, diskusi, serta pengumpulan dana untuk mereka yang membutuhkan. Selain itu, beberapa upaya yang dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan, yaitu kolaborasi global PBB dan berbagai organisasi non pemerintah (NGO), melakukan inovasi teknologi, mudahnya akses pendidikan ke luar negeri, serta kebijakan sosial (MediaIndonesia.com, 17-10-2024).

Sementara itu, laporan Program Pembangunan PBB pada Kamis (17-10-2024) menyatakan, jumlah penduduk yang hidup dalam kemiskinan akut di seluruh dunia lebih dari satu miliar jiwa. Bahkan, tingkat kemiskinan tiga kali lebih tinggi di negara yang tengah berkonflik berdasarkan makalah yang dipublikasikan oleh Prakarsa Kemiskinan dan Pembangunan Manusia Oxford (OPHI).

Selain itu, OPHI pun menerbitkan indeks kemiskinan setiap tahun sejak 2010 dengan cara pengumpulan data dari 112 negara. Data ini disusun berdasarkan indikator, seperti kurangnya sanitasi, perumahan yang layak, listrik, nutrisi, kebutuhan sekolah, hingga bahan bakar memasak (Beritasatu.com, 17-10-2024).

Kapitalisme Lahirkan Kemiskinan

Berbagai upaya yang dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan masih belum bisa menyelesaikan permasalahan yang ada. Pendidikan di luar negeri (negara maju) yang dianggap sebagai kunci untuk menuntaskan kemiskinan, nyatanya tidak bisa menjadi satu-satunya solusi.

Pendidikan di luar negeri tentu membutuhkan waktu yang panjang sehingga dampaknya tidak bisa dirasakan secara langsung. Bahkan, tidak sedikit dari individu yang tidak mau kembali ke negara asalnya saat pendidikannya telah tuntas. Ini terjadi lantaran mereka berpandangan bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik di negara tersebut daripada kembali ke negara asalnya yang masih memberikan upah kecil.

Sementara itu, upaya kolaborasi global PBB dan berbagai organisasi non pemerintah (NGO) pun belum mampu mengatasi permasalah kemiskinan. Ini terjadi disebabkan berbagai upaya atau bantuan dari pihak-pihak tersebut hanya mampu meringankan beban masyarakat miskin sementara waktu, tetapi tidak menyentuh akar penyebab terjadinya kemiskinan.

Akar penyebab terjadinya kemiskinan bersumber dari penerapan sistem kapitalisme di seluruh dunia. Sistem ini membuat sumber daya alam yang dimiliki bebas dikuasai oleh swasta maupun asing. Dengan pengaturan tersebut, sumber daya alam akhirnya hanya dinikmati oleh segelintir orang (oligarki). Oleh karena itu, tidak heran jika ketimpangan sosial penyebab kemiskinan tidak bisa dihindari dalam sistem kapitalisme.

Para penguasa dalam sistem kapitalisme hanya mengejar kekuasaan demi keuntungan diri dan golongannya. Sementara rakyat dibiarkan berjuang sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, negara dalam sistem kapitalisme memandang aspek untung rugi sebagai landasan utama sehingga peran negara dalam melayani rakyat sangat minim.

Tidak hanya itu, negara dalam sistem kapitalisme pun tidak mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang memadai karena penguasaan SDA oleh swasta maupun asing. Alhasil, tingkat pengangguran yang tinggi akan menyebabkan naiknya angka kemiskinan.

Di sisi lain, kebijakan sosial, seperti pemberian bantuan langsung tunai (BLT), bantuan bahan pokok, gratisnya kesehatan bagi warga miskin, tetap saja tidak bisa mengentaskan kemiskinan secara tuntas. Ini karena kebijakan sosial tidak mampu menutupi kebijakan ekonomi kapitalisme, seperti naiknya pajak, pengurangan subsidi BBM, naiknya sembako, hingga gejolak inflasi maupun deflasi yang berdampak pada seluruh lapisan masyarakat termasuk rakyat kecil. Adapun solusi yang ditawarkan, seperti pergantian pemimpin, pemberdayaan perempuan dalam ranah publik, hingga pemimpin perempuan, baik di tingkat pejabat, kepala daerah, menteri, maupun kepala negara, tetap saja tidak akan mampu menuntaskan persoalan kemiskinan selama sistem kapitalisme masih diterapkan.

Islam Sejahterakan Rakyat

Islam sebagai agama yang sempurna memiliki aturan yang bisa membawa kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam sistem Islam, pengelolaan sumber daya alam haram dikuasai oleh individu, baik swasta maupun asing. Negara memiliki kewajiban untuk mengelola sumber daya alam yang hasilnya untuk menyejahterakan rakyat. Dengan pengelolaan sumber daya alam, negara mampu menyediakan banyak lapangan kerja sehingga rakyat tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Negara juga menjamin pendidikan gratis, kesehatan gratis, menyediakan berbagai sarana publik yang berkualitas dan dapat dirasakan seluruh rakyat.

Negara dalam sistem Islam memiliki banyak sumber pemasukan, seperti hasil pengelolaan SDA, zakat, jizyah, kharaj, ghanimah, fa’i, dan lain sebagainya. Dengan banyaknya sumber pemasukan ini, maka menyejahterakan rakyat bukanlah hal yang sulit. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt.,

“…, agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu….” (QS Al-Hasyr: 7).

Bukti nyata kesejahteraan rakyat saat sistem Islam tegak, seperti masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Pada masa itu, kas baitulmal selalu berlimpah lantaran tidak ada satu pun orang yang mau menerima zakat. Ini menunjukkan bahwa rakyat benar-benar sejahtera dalam naungan sistem Islam.

Masih banyak contoh kesejahteraan rakyat dalam sistem Islam yang tegak selama 14 abad lamanya. Oleh karena itu, sudah saatnya kita menerapkan sistem Islam secara menyeluruh (kafah), kemudian membuang sistem kapitalisme yang telah gagal menyejahterakan rakyat. Wallahu a’lam bisshawwab. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *