Oleh. Ratih Fitriandani
(Pendidik Generasi dan Aktivis Dakwah)
CemerlangMedia.Com — Kepercayaan adalah salah satu hal yang penting dalam kehidupan dan sangat diperlukan untuk menjaga karismatik seseorang maupun sebuah lembaga. Akan tetapi, sungguh disayangkan, dengan adanya Laporan Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menyatakan bahwa kepercayaan publik terhadap lembaga DPR hanya mencapai 7 persen. Ditambahkan pula tingkat kepercayaan publik terhadap parpol adalah paling rendah, yakni hanya 6,6 persen.
Berita ini bukanlah sesuatu yang baru diketahui, tetapi sayangnya seolah tidak ada upaya dari kedua lembaga di atas untuk meningkatkan kepercayaan pada masyarakat.
Adapun setiap kebijakan yang dibuat dan ditetapkan oleh kedua lembaga tersebut selalu ujungnya merugikan rakyat. Seperti UU Omnibus Law Cipta Kerja yang akhirnya hanya menguntungkan kepentingan para penguasa dan asing. Tentunya hal ini juga menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya kepercayaan masyarakat pada lembaga tersebut.
Ditambah dengan gaya hidup para pejabat yang makin hedonis. Bermewah-mewahan di balik kesengsaraan rakyat yang tengah kesulitan untuk biaya makan sehari-hari saja. Anggaran fasilitas pejabat yang sampai menghabiskan miliaran rupiah, seperti hanya untuk tunjangan kendaraan listrik yang mencapai Rp1 miliar per orang, lalu anggaran gorden dan kalender yang memakan habis miliaran rupiah, tentu saja hal ini membuat rakyat makin tidak percaya kepada para anggota DPR. Wajar saja jika kepercayaan rakyat makin menurun, ditambah dengan tindak korupsi yang menjadi candu para penguasa. Menjadikan DPR lembaga peringkat pertama sebagai lembaga terkorup di negeri ini.
Parpol yang seharusnya menjadi jalan sebagai aspirasi rakyat pun hanya menjadi janji-janji manis saja di awal kampanye. Pada akhirnya parpol akan sibuk berebut untuk meraih kekuasaan. Terlihat pula perebutan kekuasaan antar keluarga, politik dinasti yang akan makin memperkuat oligarki.
Hal di atas dapat terjadi karena memang seperti inilah politik di sistem demokrasi. Sistem yang menciptakan individu yang tidak amanah karena memisahkan agama dari kehidupan. Dipilihnya kandidat bukan karena kapabilitasnya, tetapi karena adanya politik yang dikuasai. Biaya kampanye yang begitu mahal yang akhirnya akan melibatkan para cukong politik untuk terlibat. Berimbas kepada kebijakan yang hanya menguntungkan para penguasa dan pengusaha. Akhirnya rakyat lagi yang dirugikan dan jauh dari kata kesejahteraan.
Demikianlah, politik demokrasi merupakan biang kerok terlahirnya individu pejabat yang tidak amanah dan kapabel. Alhasil, akan didapati banyak sekali kebijakan-kebijakan yang bertentangan dengan agama. Seperti dilegalkannya perdagangan miras di tempat wisata, kriminalisasi pada ajaran Islam, jihad. Sebaliknya yang jelas nyata kesesatan ajarannya yakni feminisme dan liberalisme malah makin diopinikan dan diberi tempat.
Jauh berbeda dengan sistem Islam, kaum muslim akan membuat sebuah parpol yang hanya berlandaskan ideologi Islam. Setiap orang yang bergabung di dalamnya akan senantiasa taat pada syariat Islam. Aktivitas di dalam parpol adalah berdakwah, akidah Islam menjadi kaidah berpikirnya. Anggota parpol pun akan diikat karena ikatan akidah, bukan kepentingan-kepentingan yang bernilai materi. Akidah Islam-lah yang akan mengikat dengan kuat parpol tersebut untuk bergerak.
Kebijakan-kebijakan yang dibuat pun akan bersumber dari Al-Qur’an dan hadis. Wakil rakyat di dalam sistem Islam akan dengan sukarela menjadi pelayan umat dalam menjalankan amanahnya. Hal ini karena akidah Islam yang diembannya hanya mengharap rida Allah sebagai tujuannya.
Pemimpin yang amanah seperti inilah yang akan menciptakan ikatan yang kuat antara rakyat dan wakil rakyatnya. Menjadi pemimpin yang akan dicintai rakyatnya dan sebaliknya. Kepercayaan pun akan timbul dari umat dengan sepenuh hati kepada anggota parpol, karena tujuan yang dimiliki oleh anggota parpol adalah terwujudnya Islam rahmatan lil’aalamiin. Sungguh cita-cita yang mulia demi terwujudnya kehidupan yang sejahtera bagi seluruh umat.
Wallahu a’lam bisshawwab [CM/NA]