Korupsi Merajalela, Islam Solusinya

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Penulis: Diyani Aqorib, S.Si.
Aktivis Muslimah Bekasi

Islam sebagai agama yang sempurna memiliki aturan hidup yang lengkap dengan segala solusinya. Dalam Islam, korupsi bukan hanya dicegah, tetapi juga diberantas hingga tuntas.

CemerlangMedia.Com — Baru-baru ini publik dihebohkan dengan kasus megakorupsi Pertamina. Tidak tanggung-tanggung, korupsi kali ini telah merugikan negara sebesar Rp193,7 triliun. Jumlah tersebut disinyalir terjadi hanya pada 2023 saja, tetapi nyatanya megakorupsi minyak mentah ini telah berlangsung sejak 2018 sampai 2023. Keterangan tersebut disampaikan Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin selesai menyampaikan materi dalam retret kepala daerah di Akademi Militer di Magelang pada (25-2-2025) (Tempo.co, 04-03-2025).

Berdasarkan data di atas, artinya negara telah dirugikan hampir satu kuadriliun atau Rp1000 triliun selama lima tahun. Dalam kurun waktu 2018—2023, para tersangka telah memanipulasi pengelolaan minyak mentah dengan segala bentuknya, mulai dari menyatakan minyak mentah produksi nasional yang di bawah standar sehingga harus mengimpor dari luar negeri hingga melakukan mark up harga serta blending minyak mentah dari RON 90 lalu dijual ke masyarakat dengan harga RON 92.

Akibatnya, tidak hanya negara yang dirugikan, tetapi masyarakat sebagai konsumen BBM juga telah dirugikan. Masyarakat harus membayar harga yang lebih mahal untuk kualitas BBM yang lebih rendah.

Belum selesai kasus megakorupsi minyak mentah Pertamina, kini muncul kasus korupsi emas PT. Aneka Tambang (Antam) yang diduga mengedarkan emas dengan merk logam mulia (LM) secara tidak resmi. Menurut data resmi dari Kejaksaan Agung RI, kasus korupsi emas Antam telah terjadi antara tahun 2010—2021 dengan total 109 ton emas (cnbc.com, 05-03-2025).

Seakan-akan kasus korupsi di negeri ini tiada henti. Para pelaku tidak takut masuk penjara karena hukum yang dijatuhkan tidak membuat mereka jera. Pun sistem yang diterapkan membuat banyak orang tergiur melakukan korupsi. Entah hanya untuk memperkaya diri ataupun demi eksistensi.

Akar Masalah Korupsi

Korupsi yang makin menjadi-jadi di negeri ini membuat masyarakat jengah. Kasus demi kasus bermunculan seakan negara tidak berdaya menghadapi para koruptor. Hukuman mati pun menggema di media sosial. Netizen sudah geram melihat tingkah laku oknum pejabat yang tidak tahu diri ini.

Sebenarnya kasus korupsi tidak terjadi tiba-tiba atau tanpa sebab. Semua kejahatan terjadi karena adanya kesempatan.

Sudah menjadi rahasia umum betapa ribetnya birokrasi di negeri ini. Kondisi tersebut membuka peluang bagi orang-orang yang haus kedudukan dan uang, serta iman yang setipis tisu tergelincir ke dalam kubangan yang bernama korupsi. Oleh karenanya, praktik ini dapat terjadi di semua lini, mulai dari level terendah sampai yang tertinggi.

Semua itu tidak terlepas dari sistem kapitalisme yang mendewakan materi. Patokan keberhasilan seseorang dinilai dari materi ataupun kekayaan. Oleh karenanya, tidak heran banyak orang memiliki gaya hidup foya-foya serta pamer harta, baik di media sosial maupun kehidupan nyata.

Tak pelak, gaya hidup hedonisme ini memicu seseorang untuk berlaku manipulatif demi membiayai gaya hidup pribadi ataupun anak dan istri. Bagi mereka, urusan dosa persoalan belakangan, yang penting semua keinginan terpenuhi.

Inilah akibat diterapkannya sekularisme sehingga banyak orang yang teracuni ide rusak ini. Tak ayal, banyak anggota masyarakat yang memahami bahwa urusan agama hanya boleh ada di rumah ibadah dan tidak boleh mencampuri urusan duniawi.

Sementara Allah Swt. telah melarang dengan tegas bahwa tidak boleh mengambil sebagian hukum Islam dengan meninggalkan hukum yang lain. Apalagi sekularisme yang meninggalkan hukum Islam secara keseluruhan.

Tentu haram hukumnya bagi seorang muslim mengambil ide sekularisme sebagai pandangan hidupnya, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 208:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah [2]: 208).

Tampak, kapitalisme tidak dapat menyelesaikan permasalahan korupsi, tetapi justru menjadi biang keladi permasalahan yang ada. Lantas, bagaimana Islam menyelesaikan permasalahan tersebut?

Islam Atasi Korupsi

Islam sebagai agama yang sempurna memiliki aturan hidup yang lengkap dengan segala solusinya. Dalam Islam, korupsi bukan hanya dicegah, tetapi juga diberantas hingga tuntas. Alhasil, korupsi hilang tidak berbekas.

Untuk mencegah terjadinya korupsi, daulah akan membentengi umat dengan akidah yang kuat sehingga ketakwaan individu dan masyarakat terbentuk. Dari sini, setiap individu akan menjadikan hukum Allah Swt. sebagai tolok ukur dalam melakukan segala aktivitas.

Namun, tidak cukup sampai di situ, daulah juga akan menerapkan hukum yang tegas sehingga dapat membuat para pelaku kejahatan jera. Bahkan, hukuman akan diperlihatkan di tengah-tengah publik sehingga dapat mencegah orang lain berbuat kejahatan yang sama.

Terkait kasus korupsi, apabila sangat merugikan negara, maka sanksinya bisa dihukum mati. Dengan begitu akan mencegah orang lain melakukan tindakan korupsi. Alhasil, kasus korupsi bisa dihilangkan dan keadilan tersebar di seluruh wilayah daulah. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *