Oleh. Rita Razis
(Kontributor CemerlangMedia.Com)
Masa muda masa yang berapi-api
Yang maunya menang sendiri
Walau salah tak perduli
(Lirik Lagu Darah Muda – Rhoma Irama)
CemerlangMedia.Com — Ya masa muda, masa mencari jati diri. Masa membuktikan siapa diri ini sebenarnya, peran dan kepribadian apa yang dimiliki. Masa muda juga masa yang rawan, sebab mereka mulai bergaul dan berkelompok sesuai circlenya. Maka saat generasi muda salah dalam memanfaatkan masa mudanya, akan berdampak besar pada kepribadian dan masa depannya, begitu pula sebaliknya.
Seperti kasus kriminal di Sukabumi, Jawa Barat, pelakunya adalah tiga ABG yang melakukan kekerasan terhadap siswa SMP berinisial ARSS (14) hingga tewas. Pelaku DA (14), RA (14) dan AAB (14) menayangkan secara langsung via Instagram kejadian tersebut. Hal itu bermula ketika korban ARSS mengirim pesan melalui media sosial Instagram kepada para pelaku dan menuduh mereka melakukan vandalisme di gedung sekolahnya. Kemudian ketiganya tidak terima dan janjian bertemu untuk berduel (detik.com, 24 Maret 2023).
Selain itu, terjadi juga tindak kekerasan berupa perang sarung atau perang menggunakan sarung yang sudah diisi batu dan pasir. Perang ini terjadi antar geng yang meresahkan warga Purworejo, Jawa Tengah. Kapolsek Purworejo, AKP Bruyi Rahman mengatakan penangkapan dilakukan pada pukul 01.30 WIB menjelang sahur. Pihak polisi berhasil menangkap 13 orang, dan puluhan lainnya berhasil kabur saat petugas datang (kompas.com, 24 Maret 2023).
Generasi muda masa kini mulai kehilangan arah. Melakukan kekerasan, perang antar geng, bahkan sampai melakukan pembunuhan dianggap tren. Tanpa ada rasa bersalah atau menyesal, tapi mereka bangga melakukannya. Lebih memprihatinkan lagi, tidak hanya satu atau dua orang, akan tetapi semakin hari semakin bertambah jumlahnya, dan semakin brutal.
Masa muda yang sia-sia, generasi muda hanya melakukan aktivitas yang tidak bermanfaat bahkan merugikan orang lain. Hilangnya jati diri para generasi muda membuat mereka terombang-ambing dengan perkembangan zaman. Sehingga terlahirlah generasi pembebek yang hanya ikut-ikutan saja, tanpa memikirkan akibatnya. Kondisi masyarakat yang tidak peduli, dan pemerintah juga abai, sehingga generasi muda semakin rusak, dan kekerasan semakin menjamur. Tidak adanya tindakan yang tegas dari pemerintah membuat para pemuda seperti mendapat tempat, dan bebas untuk melakukan kekerasan.
Inilah kondisi generasi muda dalam sistem kapitalis. Mereka tidak terjaga dan terarah dengan baik. Mereka dirusak dengan tontonan, media, makanan, dan fashion yang tidak bermanfaat. Sehingga mereka lupa dengan jati diri sebagai generasi muslim, pejuang dan penerus peradaban. Di benak mereka hanya bersenang-senang, dan melakukan apa saja yang diinginkan.
Generasi sekarang ini berbeda dengan generasi ketika sistem Islam diterapkan. Di mana telah terbukti dan nyata terlahir generasi gemilang, para pejuang, dan penemu-penemu yang handal. Seperti Muhammad Al-Fatih, Salahudin Al-Ayubbi, Ibnu Sina, dan masih banyak lagi. Di mana, dalam sistem Islam generasi muda dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Satu sama lain saling bersinergi untuk beramar makruf nahi mungkar, sehingga tercetak umat yang terbaik dan muslim sejati. Seperti yang dijelaskan Allah Swt. dalam QS. Al-Imran: 110,
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ
Artinya: “Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena kalian menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Generasi muda juga ditanamkan akidah sebagai pondasi dan dibangun kesadaran atas hubungannya dengan Allah Swt. sehingga aktivitas yang dilakukan sesuai dengan hukum syara.
Pemerintah juga menjalankan perannya dengan maksimal sebagai penjaga, dan pelindung generasi agar terlahir generasi yang gemilang, sebagai pejuang dan penerus peradaban. Sebab di tangan pemudalah estafet peradaban akan dilanjutkan. Jika pemuda rusak, maka rusak pula peradaban yang akan datang.
Jadi hanya sistem Islam yang mampu memanfaatkan masa muda para generasi dengan cemerlang sehingga terlahirlah generasi pejuang dan penerus peradaban Islam sejati. [CM/NA]